Tiga Golongan yang Mendapat Predikat Sebaik-baik Manusia Menurut Rasulullah SAW 

Rasulullah SAW mengajarkan untuk menjadi umat manusia terbaik

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Ilustrasi membaca Alquran. Rasulullah SAW mengajarkan untuk menjadi umat manusia terbaik
Rep: Muhyiddin, Ali Yusuf Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nabi Muhammad SAW telah menyebutkan beberapa manusia yang mendapatkan golongan terbaik sebagaimana yang disampaikan melalui sabdanya. Siapa saja mereka? 

Baca Juga

Pertama, sebaik-baik manusia adalah orang yang paling baik kepada keluarganya. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (SAW) bersabda: 

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ “Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya” (HR At-Tirmidzi no 3895).

Sebenarnya kehidupan rumah tangga adalah ikatan suci yang harus dijaga dengan benteng yang kokoh dan dijaga dari segala sesuatu yang dapat merusaknya.

Berangkat dari fakta inilah, Rasulullah SAW adalah suami terbaik sepanjang masa. Beliau bukan saja mampu megatur rumah tangga dalam berbagai keadaan dan kesulitan, melainkan juga beliau mampu menciptakan keharmonisan penuh kasih sayang terhadap istri-istri dan anak beliau.  

Rasulullah bukan tipe suami yang suka memberikan harta benda berlimpah. Bahkan di rumah beliau selama satu bulan pernah tidak ada makanan untuk dimasak. Tapi, seluruh istri beliau dan anggota keluarga beliau sangat menikmati ketenangan, kasih sayang, dan kebahagiaan bersama beliau.

Dalam hadis ini, Nabi menganjurkan kepada umatnya untuk menjadi seorang Muslim yang bisa berbuat yang terbaik kepada semua anggota keluarganya. 

Hadis ini perlu untuk terus digaungkan, karena rupanya tak sedikit seorang suami atau ayah yang berbuat kasar kepada keluarganya. 

KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga masih banyak ditemui dalam kehidupan masyarakat.

Baca juga: Mualaf Lourdes Loyola, Sersan Amerika yang Seluruh Keluarga Intinya Ikut Masuk Islam

Kedua, sebaik-baik manusia adalah orang yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya. Nabi Muhammad SAW bersabda,

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya.” (HR Bukhari no 5027).

Syekh Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi, dalam kitabnya Fadhilah Amal menjelaskan tentang faedah hadits tersebut, dalam sebagian besar kitab, kata dia, hadis ini diriwayatkan dengan menggunakan huruf (waw artinya dan) sebagaimana terjemah di atas.  

 

Maka keutamaan yang disebutkan menurut terjemah di atas diperuntukkan bagi orang yang belajar Alquran "dan" selepas itu mengajarkannya kepada orang lain. Namun, dalam beberapa kitab lainnya ada yang diriwayatkan dengan menggunakan huruf (aw maknanya atau).

Sehingga apabila diterjemahkan akan memiliki arti, "yang terbaik adalah yang belajar Alquran atau yang mengerjakan Alquran." Masing-masing dari keduanya memiliki kebaikan dan keutamaan tersendiri. 

Alquran, kata, Muhammad Zakariyya merupakan inti agama. Menjaga dan menyebarkannya berarti menegakkan agama, Sehingga sangat jelas keutamaan mempelajari dan mengajarkannya meskipun bentuknya berbeda-beda. 

Derajat yang paling sempurna dalam mempelajari maksud dan kandungannya. "Derajat yang terendah adalah hanya mempelajari bacaannya saja," katanya. 

Alquran merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup. Karena itu, sebaik-baik manusia adalah siapa saja yang mempelajari Alquran lalu mengajarkannya kepada orang lain.

Ketiga, sebaik-baik manusia adalah orang yang baik akhlaknya. Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ خِيَارَكُمْ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلَاقًا “Sesungguhnya sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR Bukhari no 6035)

 

Nabi Muhammad SAW sendiri diutus ke muka bumi ini untuk menyempurnakan akhlak manusia. Karena itu, manusia terbaik dalam hadis ini adalah tergantung akhlaknya kepada orang lain. Rasulullah SAW pun amat mendahulukan akhlak daripada sekadar ilmu.     

 
Berita Terpopuler