Transformasi Messi Tampak Nyata di Piala Dunia 2022 Qatar

Messi menunjukkan kedewasaan, keberanian, dan kematangannya sebagai pesepak bola.

AP Photo/Gustavo Garello
Bintang timnas Argentina, Lionel Messi, saat mengangkat trofi Piala Dunia 2022 Qatar.
Rep: Reja Irfa Widodo Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Keberhasilan Argentina meraih titel Piala Dunia 2022 menjadi cerita tersendiri buat Lionel Messi. Di Qatar, Messi tidak hanya mengantarkan Albiceleste menjadi tim terbaik di dunia, tetapi juga menunjukkan kedewasaan, keberanian, dan kematangannya sebagai pesepak bola profesional.

Di sepanjang edisi ke-22 Piala Dunia tersebut, pemain berusia 35 tahun itu menunjukkan kekuatan mental, kualitas kepemimpinan, hingga ekspresi kemarahan secara frontal. Semua kualitas ini melengkapi kemampuan teknik dan olah bola yang dimiliki pemain berjuluk La Pulga tersebut.

Pernyataan rekan setim Messi sekaligus penjaga gawang utama Argentina di Piala Dunia 2022, Emiliano Martinez, seperti cukup menggambarkan perubahan sosok Messi di Piala Dunia 2022. Messi, pemain yang terlihat malu-malu dalam awal kemunculannya di Barcelona, tampil menjadi pribadi yang kuat, percaya diri, dan bermental baja di Piala Dunia 2022.

''Di Piala Dunia kali ini, dia begitu berbeda. Kami mungkin menjadi barisan pemain paling agresif yang pernah membela timnas Argentina. Jadi, dia mungkin menjadi sama seperti kami, sedikit seperti anak nakal,'' kata Martinez dalam tayangan dokumenter terbaru keluaran BBC, Selasa (30/5/2023).

Sebelum gelaran Piala Dunia 2022, Argentina sudah digadang-gadang bakal menjadi kandidat kuat juara. Selain raihan titel Copa America, setahun sebelumnya, Albiceleste tidak terkalahkan di babak kualifikasi Zona CONMEBOL. Pun saat Argentina berhasil membungkam kampiun Piala Eropa 2020, Italia, 3-0, di partai finalissima 2022.

Laju apik Argentina ini tentu tidak bisa dilepaskan oleh kehadiran Messi. Pengoleksi gelar pemain terbaik dunia (Ballon d'Or) terbanyak sepanjang sejarah itu sudah berada di trek yang tepat untuk bisa mengakhiri puasa gelar Argentina di pentas Piala Dunia.

Messi terlihat begitu nyaman merumput bersama timnas Argentina saat ini. Tekanan besar sebenarnya berada di pundak Messi saat Argentina datang ke Piala Dunia 2022.

Baca Juga

Kerap digadang-gadang sebagai pesepak bola terbaik sepanjang masa dan titisan Diego Maradona, Messi tidak juga kunjung mempersembahkan trofi buat Albiceleste. Messi pun sempat menjadi bulan-bulanan kritik lantaran dinilai tidak tampil maksimal kala memperkuat Albiceleste, yang sempat membuatnya mundur dari timnas Argentina.

Sebelum gelaran Piala Dunia 2022, prestasi terbaik Messi bersama timnas Argentina adalah kala tampil di partai puncak Piala Dunia 2014. Dari sederet trofi gelar juara tim yang pernah direngkuh Messi, hanya trofi Piala Dunia yang mampu diraihnya. Messi mulai kehabisan waktu untuk bisa mengantarkan Albiceleste ke tangga juara Piala Dunia.

''Saya rasa, dia mulai merasakan hembusan dingin angin sejarah di lehernya. Dia mungkin sudah sadar waktunya untuk bisa meraih prestasi itu hampir habis,'' kata penulis buku sepak bola asal Inggris, Jonathan Wilson.

Namun, Argentina mengawali Piala Dunia 2022 dengan begitu buruk. Kekalahan, 1-2, dari Arab Saudi di laga pembuka Grup C mengejutkan banyak pihak. Argentina tentu menjadi pihak paling terpukul dari kekalahan tersebut.

Di titik itu, Messi muncul dan mencoba untuk menyakinkan semua pihak, Argentina masih bisa bangkit. Biasanya, Messi cenderung menghindar wawancara dengan wartawan usai timnya menelan kekalahan. Namun, pasca-laga Arab Saudi tersebut, Messi melayani setiap pertanyaan dari awak media. Jurnalis sepak bola kawakan asal Spanyol, Guillem Balague, mengungkapkan butuh satu jam buat Messi untuk berjalan melintasi mixed zone.

''Dia berbicara hampir ke semua media dan mengulang pernyataan yang sama,'Percaya pada kami. Kami tidak akan mengecewakan kalian. Percayalah'. Itu adalah pernyataan yang sangat kuat dari Leo (panggilan Messi),'' cetus Martinez.

Dengan aksinya itu, Messi menunjukkan kekuatan mental dari kapten yang timnya baru menelan kekalahan mengejutkan. Messi menghadapi sendirian tekanan media di tengah-tengah sorotan akibat kekalahan itu. Sejak dibekap Arab Suadi, Argentina menjadi tim yang berbeda. Albiceleste tampil lebih sabar dan begitu percaya diri dalam menghadapi setiap lawan, baik di penyisihan grup ataupun di babak gugur Piala Dunia 2022.

Messi pun berani menghadapi perang urat syaraf yang dilakukan tim lawan. Sebelum laga Belanda kontra Argentina di babak perempat final, pelatih Belanda, Louis van Gaal, sempat melontarkan kritik terhadap kontribusi Messi saat Argentina tengah mendapatkan serangan. Pernyataan itu dijawab Messi dengan gol ke gawang Belanda pada menit ke-73.

Dalam selebrasi golnya, Messi secara sengaja berdiri di depan bench Belanda sembari memegang kedua telinga. Seolah membalas pernyataan dari Van Gaal. ''Cukup mengejutkan, selebrasi gol yang bisa dibilang provokatif itu datang dari Messi,'' kata jurnalis asal Argentina, Mora Araujo.

Tidak berhenti sampai di situ, La Pulga juga dikabarkan berseteru dengan asisten pelatih Belanda, Edgar Davids, di lorong menuju ruang ganti pemain. Puncaknya, Messi sempat menghentikan sesi wawancara dengan media pasca-laga tersebut guna menegur penyerang Belanda, Wout Weghorst.

''Messi menginterupsi wawancara dan berkata kepada Weghorst,'Apa yang kau lihat, bodoh. Tetaplah berjalan'. Itu adalah reaksi yang spontan. Dia mengucapkannya dengan dialek Rosario (daerah asal Messi). Perkataan itu biasanya diucapkan seorang nenek. Jelas, itu bukanlah ekpresi kemarahan biasa,'' kata Araujo.

Meski telah meninggalkan Rosario, Argentina, sejak usia 13 tahun dan bergabung bersama Barcelona, Messi tidak pernah kehilangan karakter orang Argentina kebanyakan. Ekspresi kemarahan itu bisa diungkapkan oleh warga asal Argentina. Messi terbukti sudah menjadi pribadi yang utuh, baik di dalam lapangan ataupn di luar lapangan.

Pada awal kemunculannya, Messi merupakan pemuda yang malu-malu dan cenderung menghindari konflik dan enggan menjadi sorotan. Kini, Messi sudah menjadi pribadi yang jauh berbeda. Piala Dunia 2022, selain menjadi panggung penegasan status Messi sebagai pesepak bola terbaik sepanjang sejarah, juga menjadi saksi transformasi La Pulga.

''Di Piala Dunia 2006, saat pertama tampil di Piala Dunia, Messi terlihat menggerutu seperti anak kecil saat tidak diturunkan kala Argentina dikalahkan Jerman di perempat final. Ini sangat berbeda dengan yang kami lihat di Qatar. Sebuah kemajuan yang besar dalam hal kematangan emosional. Sangat luar biasa melihat perkembangan itu dalam karier Messi yang telah terentang selama dua dekade,'' kata Araujo menegaskan.

 
Berita Terpopuler