Ikan Hias Alam Kalimantan Tengah Tembus Pasar ASEAN

Di pasar lokal, ikan cupang alam Kalimantan Tengah nilainya rendah.

ANTARA/Prasetia Fauzani
Peternak memilah ikan cupang (Ilustrasi). Di pasar luar negeri, harga jual ikan yang didapat dari alam di Kalimantan Tengah ini lebih tinggi dibanding harga dalam negeri.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Penjualan beberapa jenis ikan hias alam asal Provinsi Kalimantan Tengah berhasil menembus pasar luar negeri, termasuk di kawasan negara-negara ASEAN. Permintaan paling banyak datang dari Malaysia, Thailand, dan Filipina.

"Ada jenis ikan cupang alam, gurame, coklat, paros, botia dan beberapa jenis canna," kata pehobi dan juga penjual ikan hias Muhammad Iqbal Ridani di Palangka Raya, Ahad (28/5/2023).

Di pasar luar negeri, harga jual ikan yang didapat dari alam di Kalimantan Tengah ini lebih tinggi dibanding harga dalam negeri. Iqbal menyebut, cupang alam nilainya rendah di pasar lokal.

Baca Juga

"Tetapi, kalau ke luar negeri, sepasang bisa dihargai tinggi, jika kita rupiahkan mencapai Rp250 ribu, tergantung jenis dan ukuran," kata pria yang merupakan salah satu pegawai outsourcing BUMN itu.

Iqbal yang bergelut di dunia ikan hias lokal sejak 2019 itu menyatakan, peluang pasar luar negeri untuk berbagai jenis ikan hias masih tinggi. Bahkan, tanaman air asli Kalimantan juga diminati di luar negeri.

"Beberapa jenis ikan hias dan tanaman air kita juga tembus pasar China dan Jerman. Namun, peluang itu belum tergarap maksimal karena saat ini belum banyak pembudi dayanya dengan skala besar, baik untuk ikan hias ataupun tanaman air," katanya.

Untuk beberapa jenis ikan, Iqbal harus memesan kepada nelayan di sejumlah wilayah di Kalimantan Tengah ketika ada permintaan dari pasar luar negeri. Kepala Stasiun Karantina, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas 1 Palangka Raya Miharjo mengatakan, penjualan ikan hias dari Kalimantan Tengah untuk menembus pasar luar negeri harus memenuhi sejumlah kriteria.

Untuk menjaga kualitas dan mutu serta pemenuhan standar ekspor maupun pasar dalam negeri, pihaknya juga terus melakukan pemeriksaan ikan sebelum proses pengiriman dilakukan. Ikan harus dipastikan sehat, bebas penyakit, maupun virus yang dapat membahayakan.

Miharjo menyebut proses pengajuan pemeriksaannya juga sangat mudah. Dua hari sebelum pengiriman, masyarakat dapat ke kantor atau mengajukan permohonan secara daring.

"Untuk informasi juga bisa datang ke kantor kami," kata Miharjo.

Menurut Miharjo, penjualan ke luar negeri, untuk jenis ikan hias ada ikan botia, cupang, peang, dan betutu, serta canna. SKIPM Palangka Raya mencatat, selama 2022 beberapa jenis ikan hidup asal Kalimantan Tengah yang tembus pasar luar negeri mencapai 251.050 ekor dengan total nilai komoditas mencapai Rp4,1 miliar lebih.

Miharjo menyebut, kondisi tersebut juga dapat menjadi peluang usaha bagi masyarakat untuk membudidayakan ikan hias. Sebab, selain memenuhi pasar dalam negeri, keberadaan ikan asli Kalimantan Tengah juga tembus pasar luar negeri.

 
Berita Terpopuler