Pemilu Putaran Kedua Turki Digelar Hari Ini, Begini Cuitan Erdogan

Sekitar 85 juta penduduk Turki akan menggunakan hak pilihnya.

AP Photo
Turki akan mengadakan pemungutan suara ulang pada Ahad (28/5/2023) ini untuk memilih presiden. Sebanyak 191.885 kotak suara telah disiapkan untuk para pemilih yang berjumlah 85 juta orang.
Rep: Amri Amrullah Red: Natalia Endah Hapsari

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA--- Turki akan mengadakan pemungutan suara ulang pada Ahad (28/5/2023) ini untuk memilih presiden. Sebanyak 191.885 kotak suara telah disiapkan untuk para pemilih yang berjumlah 85 juta orang.

Baca Juga

Pemilu putaran kedua ini dilakukan, setelah tidak ada kandidat yang mampu mencapai ambang batas 50 persen pada putaran pertama yang diadakan pada tanggal 14 Mei 2023 lalu.

Presiden Recep Tayyip Erdogan yang juga sebagai kandidat calon presiden petahana pada Sabtu (28/5/2023) malam jelang hari pemilihan keesokan harinya, berjumpa dengan para pendukung dan kembali memberikan janjinya.

"Semua yang memiliki keyakinan pada kehendak nasional, memiliki mimpi untuk negara kita dan merasa memiliki tanah ini akan menjadi pemenang dalam pemilihan 28 Mei," kata Erdogan pada rapat umum terakhirnya di Istanbul pada Sabtu menjelang pemungutan suara.

Erdogan melanjutkan melalui akun Twitternya, mengajak seluruh masyarakat Turki pada hari Sabtu menyerukan kepada masyarakat untuk datang ke tempat pemungutan suara.

"Besok, mari kita pergi ke tempat pemungutan suara bersama-sama untuk Kemenangan Besar Türkiye. Mari kita merefleksikan kehendak yang dimanifestasikan di Parlemen pada 14 Mei ke Kepresidenan dengan lebih kuat kali ini," kata Erdogan di akun Twitternya. "Mari kita mulai Abad Türkiye dengan suara kita," tulisnya seperti dilansir Anadolu.

Dalam pemilihan ulang ini, Erdogan akan menghadapi Kemal Kilicdaroglu, pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP) yang beroposisi melawannya dan calon gabungan dari enam partai oposisi, Aliansi Bangsa.

"Kami akan menang sedemikian rupa sehingga seluruh Turki dengan 85 juta penduduknya akan menang. Bangsa kita dengan segala warna kulitnya akan menang, dan demokrasi kita, yang telah kita bayar dengan harga yang mahal, akan menang."

"Terlepas dari partai politik mana yang mereka sukai, semua pemilih yang menunjukkan kehendak mereka melalui cara-cara yang sah akan menang," kata Erdogan.

Baca Juga: Erdogan Genjot Pemulangan Imigran Suriah Jelang Pemilu Putaran Kedua

Erdogan mengatakan dia yakin bahwa orang-orang yang memilih partai-partai oposisi pada 14 Mei seperti CHP, Partai Demokrasi dan Kemajuan (DEVA), Partai Demokrasi Rakyat (HDP) dan Partai Baik (Partai IYI) akan beralih ke Aliansi Rakyat yang dipimpinnya pada Ahad.

"Kami akan mengundang mereka juga, mereka adalah anak-anak bangsa ini. Saya harap kita akan berjalan bersama," katanya menambahkan.

Pemungutan suara akan dimulai pada Ahad pagi pukul 08.00 waktu setempat (0500 GMT) dan berakhir pada pukul 17.00 waktu setempat (1400 GMT). Lebih dari 60 juta orang terdaftar yang akan memberikan suaranya, termasuk 4,9 juta pemilih pemula.

Menurut Dewan Pemilihan Tertinggi Turki, lebih dari 1,89 juta orang (1.895.430), telah memberikan hak suara mereka di luar negeri melalui kantor perwakilan dan pintu-pintu bea cukai Turki pada pukul 10.00 waktu setempat (0700 GMT) pada Kamis lalu.

Pemungutan suara di kantor perwakilan diplomatik berakhir pada Rabu, sementara pemungutan suara akan berlanjut di perwakilan bea cukai hingga pukul 17.00 waktu setempat (1400 GMT) pada hari Ahad.

Pada pemilu 14 Mei 2023, sebanyak 1.839.470 warga negara Turki yang berada di luar negeri. Mereka ikut menyumbangkan hak suaranya pergi ke tempat pemungutan untuk memberikan suara dalam pemilihan presiden dan parlemen.

Mereka yang belum berkesempatan memberikan suara mereka dalam waktu yang ditentukan di negara tempat tinggal, mereka akan dapat memberikan suara di kantor perwakilan di luar negeri hingga pukul 17.00 pada Ahad .

Jutaan pemilih pergi ke tempat pemungutan suara pada tanggal 14 Mei untuk memilih presiden dan anggota parlemen dengan 600 kursi. Dari hasil perhitungan suara pemilu putaran awal, tidak ada kandidat yang mencapai ambang batas 50 persen.

Aliansi Rakyat yang dipimpin Erdogan memimpin dengan 49,52 persen suara, atau memenangkan mayoritas di parlemen. Sementara pesaingnya Kemal Kilicdaroglu mendapatkan 44,88 persen suara. Dan dua kandidat lain Sinan Ogan mendapat 5,17 persen dan Muharrem Ince meraih 0,43 suara.

Selanjutnya, Erdogan akan menghadapi Kemal Kilicdaroglu, pemimpin oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP) dan kandidat gabungan dari enam partai oposisi Aliansi Bangsa, dalam pemilihan putaran kedua yang digelar pada Ahad (28/5/2023) ini.

Karisma Erdogan 

Setelah dua dekade berkuasa, dukungan terhadap Presiden pejawat Recep Tayyip Erdogan seolah tak pernah lekang. Dalam sebuah konvensi pengemudi taksi di Istanbul, para pendukung Erdogan menggantungkan harapan bahwa presiden pejawat itu dapat memenangkan pemilu putaran kedua dan memperpanjang masa jabatannya.

Erdogan memiliki karisma tersendiri di kalangan pendukungnya. Erdogan mampu mengendalikan kerumunan seperti konduktor orkestra.

 

Para pendukungnya bersorak dan bertepuk tangan, bahkan mencemooh lawan politiknya sesuai isyarat. Konvensi pengemudi taksi digelar di sebuah tempat pusat konvensi tepi sungai di Istanbul, yang dibangun ketika Erdogan menjabat sebagai wali kota Istanbul.

Konvensi mencapai puncaknya saat Erdogan menyerukan, "Satu Bangsa, Satu Bendera, Satu Tanah Air, Satu Negara."  Saat itu, banyak pengemudi yang sudah tua ikut berdiri, dan mengangkat satu tangan untuk memberi hormat.

Ayse Ozdogan, seorang wanita berkerudung yang berpakaian konservatif, datang lebih awal bersama suaminya yang seorang sopir taksi untuk mendengarkan pidato Erdogan. Sebuah kruk diletakkan di kursi di sebelah Ozdogan. ''Erdogan adalah segalanya bagi saya kata Ozdogan, dengan senyum lebar.

"Kami tidak bisa pergi ke rumah sakit sebelumnya, tapi sekarang kami bisa berkeliling dengan mudah. ​​Kami memiliki transportasi. Kami memiliki segalanya. Dia telah memperbaiki jalan. Dia telah membangun masjid. Dia telah membangun negara dengan kereta api berkecepatan tinggi dan jalur bawah tanah," ujar Ozdogan, dilaporkan BBC, Jumat (26/5/2023).

Pesan nasionalis Erdogan menarik banyak orang, termasuk Kadir Kavlioglu (58 tahun), yang telah mengemudikan minibus selama 40 tahun.  "Karena kami mencintai tanah air dan bangsa kami, kami berjalan dengan mantap di belakang presiden," ujarnya.

"Kami bersamanya di setiap langkah. Apakah harga kentang dan bawang naik atau turun. Presiden Erdogan adalah harapan kami," kata Kavlioglu.

 

Kendati harga makanan meroket dan inflasi mencapai 43 persen, Erdogan tetap unggul dalam pemilu putaran pertama dengan memperoleh 49,5 persen suara. Erdogan dijagokan memenangkan pemilu putaran kedua. Bahkan Erdogan juga unggul di sejumlah wilayah yang terkena dampak gempa dahsyat pada Februari lalu. Ketika terjadi gempa, pemerintahan Erdogan menuai kritik karena respon yang lambat.

"Saya pikir dia adalah politisi Teflon (terhebat). Dia juga memiliki sentuhan umum. Anda tidak dapat menyangkalnya. Dia memancarkan kekuatan. Itu satu hal yang tidak dimiliki oleh (kandidat oposisi Kemal) Kilicdaroglu," kata Profesor Soli Ozel, yang mengajar hubungan internasional di Universitas Kadir Has Istanbul.  

Siapa pun presiden Turki berikutnya, nasionalisme sudah menjadi pemenang di negara itu.  Para pemilih telah memilih parlemen paling nasionalis dan konservatif yang pernah ada. Koalisi Partai AK (Keadilan dan Pembangunan) pimpinan Erdogan tetap memegang kendali.

Pada Ahad (28/5/2023) para pemilih akan pergi ke tempat pemungutan suara untuk pemilu putaran kedua. Erdogan menjanjikan abad Turki baru jika dia terpilih kembali. Pendukung Erdogan  mengatakan, dia akan memberikan lebih banyak pembangunan dan membuat Turki lebih kuat. Sementara para pengkritiknya mengatakan, kemenangan Erdogan berarti akan ada lebih banyak Islamisasi, dan masa depan yang suram. 

 

 

 
Berita Terpopuler