Komisi 5 DPRD Jabar Soroti Upaya Tekan Pengangguran Lulusan SMK

Komisi 5 DPRD Jabar melihat langkah yang dilakukan di Jatim.

Dok Humas DPRD Jabar/Fahmi
Pimpinan dan Anggota Komisi 5 DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar) melaksanakan kunjungan kerja ke Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Timur (Jatim), Kamis, (25/5/2023).
Rep: Arie Lukihardianti Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Komisi 5 DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar) mendorong sinergi jajaran pemerintah provinsi (pemprov) dan pihak terkait dalam upaya menekan angka pengangguran, khususnya lulusan SMK. Wakil Ketua Komisi 5 DPRD Jabar Abdul Hadi Wijaya menilai, angka pengangguran lulusan SMK masih terbilang tinggi.

Baca Juga

Hal itu disampaikan Abdul Hadi Wijaya saat memimpin kunjungan kerja Komisi 5 DPRD Jabar ke Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Kamis, (25/5/23), sebagaimana dilansir Humas DPRD Jabar.

Menurut Abdul Hadi, berdasarkan hasil kunjungan kerja itu, Jatim dan Jabar mempunyai program yang setara dalam dunia pendidikan. Namun, ia menilai, Jatim memiliki keunggulan dari sisi eksekusi terkait SMK.

“Contoh, bahwa ternyata di sini (Jatim) tingkat pengangguran kontribusi dari SMK enam persen. Di Jawa Barat masih kita bicara angka 12-13 persen. Jadi, ini berarti signifikan. Bagaimana caranya, ternyata ada dukungan yang sangat kuat dari Bupati dari Kadis (kepala dinas), dan lain-lain, sehingga mereka bisa melakukan beberapa langkah-langkah terobosan, tanda petik menekankan vokasi dan lainnya,” kata Abdul Hadi, yang akrab disapa Gus Ahad.

Menurut Gus Ahad, atas sinergisitas yang dibangun dengan kuat oleh gubernur Jatim beserta jajarannya, bukan hanya tingkat pengangguran lulusan SMK yang menurun. Ia menilai, sinergi itu juga terkait dengan kebijakan kesejahteraan, serta kompetensi dari guru SMK yang dibina secara khusus.

“Guru-guru Jawa Timur untuk SMK itu lebih banyak jadi juara dalam kompetisi-kompetisi dibanding Jawa Barat. Itu fakta yang harus disampaikan. Kalau Jabar mau jadi juara, cari yang lebih hebat,” kata Gus Ahad.

 

Wakil Ketua Komisi 5 DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar) Abdul Hadi Wijaya. - ( Dok Humas DPRD Jabar/Fahmi)

 

Gus Ahad mengatakan, Komisi 5 DPRD Jabar akan berupaya mendorong Pemprov Jabar agar dapat menguatkan langkah-langkah terkait pendidikan yang berkaitan dengan SMK. “Ini PR (pekerjaan rumah) buat Pak Kadis, Pak Sekda (Sekretaris Daerah), Pak Gubernur, termasuk nanti Plt-nya (pelaksana tugas gubernur),” kata dia.

Alokasi DAU untuk PPPK

Dalam kunjungan kerja Komisi 5 DPRD Jabar ke Jatim, Gus Ahad juga menyoroti soal pemanfaatan Dana Alokasi Umum (DAU) untuk pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). Menurut dia, di Jatim sepenuhnya DAU untuk PPPK.

 

“Terkait PPPK, ada kebijakan yang bagus bahwa semua alokasi DAU untuk PPPK yang ada, dari kementerian, dari pemerintah pusat, itu di Jawa Timur diserap seratus persen, ada 6.500 sekian,” kata Gus Ahad.

Di Jabar, Gus Ahad menilai, dibutuhkan akselerasi. Ia mengatakan, Komisi 5 DPRD Jabar akan mengkaji cara yang dilakukan di Jatim untuk menjadi bahan dalam upaya menyejahterakan guru melalui penerimaan PPPK.

“Kalau di Jawa Barat masih ada sekitar 1.800 yang belum terserap. Yang belum ada sekarang karena di luar alokasi, ini pasti akan juga resah. Kepastian tentang jenjang karier hal yang sangat penting,” ujarnya.

 
Berita Terpopuler