ESDM Ungkap Tujuh Proyek Smelter Bauksit Masih Tanah Lapang

Tinjauan verifikasi lapangan berbeda dengan laporan yang diberikan kepada ESDM.

ANTARA/Jojon
Aktivitas smelter. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan progres pembangunan tujuh proyek fasilitas pemurnian bauksit tak sesuai dengan yang dilaporkan kepada pemerintah.
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan progres pembangunan tujuh proyek fasilitas pemurnian bauksit tak sesuai dengan yang dilaporkan kepada pemerintah. Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakan ketujuh proyek tersebut masih berupa tanah lapang.

Baca Juga

Arifin menuturkan, khusus untuk mineral bauksit, telah direncanakan pembangunan 12 smelter di mana empat smelter di antaranya telah beroperasi. Sementara delapan sisanya masih tahap pembangunan.

"Namun, berdasarkan peninjauan lapangan, terdapat perbedaan signifikan dengan hasil verifikator indenden. Di tujuh lokasi smelter masih berupa tanah lapang," kata Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Jakarta, Rabu (24/3/2023).

Lebih lanjut, Arifin mengungkapkan, tinjauan verifikasi lapangan itu sangat berbeda dengan laporan yang diberikan kepada ESDM. Di mana dari tujuh proyek itu progres pembangunanya berkisar antara 32 persen sampai 66 persen. Pihaknya pun memaparkan sejumlah foto di depan para anggota dewan.

 

Tujuh smelter itu masing-masing dibangun oleh PT Quality Sukses Sejahtera, PT Dinamika Sejahtera Mandiri, PT Parenggean Makmur Sejahtera, PT Persada Pratama Cemerlang, PT Sumber Bumi Marau, PT Kalbar Bumi Perkasa, serta PT Laman Mining.

Adapun, smelter ke delapan yang terdapat kemajuan pembangunan yakni oleh PT Borneo Alumina Indonesia.

Dalam paparannya, Arifin menjelaskan, verifikator indenpen yang mengecek langsung kondisi lapangan yakni PT Surveyor Indonesia, terkecuali PT Laman Mining yang diverifikasi oleh PT Rekayasa Industri.

Sementara itu, pemerintah pun tetap akan memberlakukan larangan ekspor bauksit yang akan dimulai pada Juni 2023. Dengan kebijakan itu, pengurangan ekspor bauksit untuk tahun 2023 diperkirakan akan mencapai 8,09 juta ton atau setara 288,52 juta dolar AS. 

 
Berita Terpopuler