Tanda-Tanda Ulama Su' atau Buruk yang Diungkap Imam Al-Ghazali

Ulama su' atau ulama buruk justru akan membahayakan agama

Republika
Ilustrasi ulama su'. Ulama su' atau ulama buruk justru akan membahayakan agama
Rep: Andrian Saputra Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA-  Berhati-hatilah pada ulama su' yakni ulama yang buruk atau jahat. Bukannya membimbing umat agar selamat dunia dan akhirat, ulama su' justru menjerumuskan umat pada kehancuran dan kesesatan. 

Baca Juga

 

Imam al-Ghazali dalam kitab Bidayat al-Hidayah memaparkan sifat-sifat ulama su' serta bahayanya keberadaan mereka di tengah-tengah umat. 

 

Imam al-Ghazali menjelaskan ulama su' menjadikan ilmunya sebagai alat untuk mengeruk kekayaan dunia semata. Tak hanya itu dia juga suka membangga-banggakan, menyombongkan dirinya dengan banyaknya orang yang mengikuti dan memujanya. 

 

Dia menyampaikan ilmunya ke berbagai tempat semata agar dirinya bisa terkenal, kaya, dan nafsu dunianya terpenuhi. Celakanya lagi dia merasa paling mulia dan menjadi ulama yang dekat dengan Allah SWT. 

 

Ulama su' berpenampilan menyerupai ulama padahal dirinya bergelimang dunia lahir batinnya. Orang berilmu jenis ini sebagaimana dikatakan Nabi SAW disebut ulama su'. Ulama yang suka memutar balikan fatwa, yang memperalat ilmu agama untuk kepentingan dunia dan merasa benar.  

 

ورجل ثالث استحوذ عليه الشيطان؛ فاتخذ علمه ذريعة إلى التكاثر بالمال، والتفاخر بالجاه، والتعزز بكثرة الأتباع، يدخل بعلمه كل مدخل رجاء أن يقضى من الدنيا وطره،  وهو مع ذلك يضمر في نفسه أنه عند الله بمكانة، لاتسامه بسمة العلماء، وترسمه برسومهم في الزى والمنطق، مع تكالبه على الدنيا ظاهرا وباطنا فهذا من الهالكين، ومن الحمقى المغرورين؛ إذ الرجاء منقطع عن توبته لظنه أنه من المحسنين، وهو غافل عن قوله تعالى (يَأيُها الَّذين آمنوا لِمَ تَقولونَ مالا تَفعَلون) . وهو ممن قال فيهم رسول الله: (أنا من غير الدجال أخوف عليكم من الدجال) فقيل: وما هو يارسول الله؟، فقال: (علماء السوء

 

Artinya: "Orang yang ketiga, setan menguasainya maka menjadikan ilmunya sebagai alat untuk memperbanyak harta. Dan untuk berbangga-banggaan dengan pangkat. Dan bersombong-sombongan dengan banyaknya pengikutnya. Dia masuk dengan ilmunya kepada setiap pintu masuk, karena berharap bisa memenuhi keduniaan hajat nafsunya. 

Baca juga: Mualaf Theresa Corbin, Terpikat dengan Konsep Islam yang Sempurna Tentang Tuhan

 

 

Sudah seperti itu dia masih menyimpan perasaan bahwa dia memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT, karena dia bergelar dengan gelarnya ulama, dan berpenampilan seperti penampilannya ulama, dalam pakaiannya dalam ucapannya, serta bergelimang dunia zahir dan batinnya. 

 

Maka dia orang yang celaka, orang yang dungu, karena harapan bertobatnya terputus, karena prasangka dia bahwa dia dari golongan orang yang baik. Dia lalai firman Allah SWT:

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?”  (QS As Saff ayat 2)

 

Dia termasuk orang yang Rasulullah SAWbersabda tentang mereka: “Ada selain Dajjal, yang saya lebih khawatirkan menghancurkan kalian selain Dajjal , lalu dikatakan apa itu wahai Rasulullah SAW, beliau bersabda: 'yaitu ulama’ jahat'."

 

 

Lebih lanjut Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa ulama su' kendatipun menyampaikan pada manusia untuk menjauhkan diri dari dunia, tetapi sejatinya dia mengajak manusia untuk cinta dunia. 

Sebab mereka mencontohkan dengan perilakunya yang cinta dunia. Maka banyak orang yang terjerumus karena cenderung mengikuti perilaku ulama su' yang lebih mencintai dunia. 

وهذا لأن الدجال غايته الإضلال، ومثل هذا العالم وإن صرف الناس عن الدنيا بلسانه ومقاله فهو دافع لهم إليها بأعماله وأحواله، ولسان الحال أفصح من لسان المقال، وطباع الناس إلى المساعدى في الأعمال أميل منها إلى المتابعة في الأقوال.

Artinya: "Ini karena tujuan dajjal itu menyesatkan, (ulama su') seperti ini meskipun dia menjauhkan umat manusia dari dunia dengan lisan dan ucapannya tetapi sejatinya dia mengajak pada manusia pada dunia dengan perilaku dan tingkah lakunya. Bahasa perilaku itu lebih fasih dari bahasa lisan, tabiat manusia untuk mendukung amal orang itu lebih condong kepada perbuatan itu dari pada mengikuti ucapan."

Maka menurut imam al-Ghazali eksistensi ulama su' hanya melakukan kerusakan. Dia memberi contoh yang buruk terhadap orang awam, sehingga mereka juga berani untuk melakukan kerusakan sehingga orang awam pun terjerumus nafsu dan selalu merasa diri paling baik dan paling mulia dibanding lainnya. Ulama su' juga mendorong para pengikutnya selalu mengungkit-ungkit kebaikan yang pernah dilakukannya dan meminta ganjaran atas kebaikan itu. 

فما أفسده هذا المغرور بأعماله أكثر مما أصلحه بأقواله، إذ لا يستجرىء الجاهل على الرغبة في الدنيا إلا باستجراء العلماء، فقد صار علمه سببا لجرأة عباد الله على معاصيه، ونفسه الجاهلة مذلة مع ذلك تمنيه وترجيه، وتدعوه إلى أن يمن على الله بعلمه، وتخيل إليه نفسه أنه خير من كثير من عباد الله

 

Artinya: "Maka apa yang dirusak oleh ulama su' dengan perbuatanya itu lebih banyak dari yang dia perbaiki dengan lisannya. karena orang bodoh tidak berani suka dunia kecuali sebab beraninya ulama’. Maka ilmunya ulama su' itu menjadi  sebab beraninya hamba-hamba Allah yang awam untuk maksiat terhadap Allah. Dan menjadi nafsunya orang yang bodoh itu mainan dan memberi harapan dan mendorong untuk mengungkit kepada Allah dengan ilmunya. Dan nafsunya mengkhayalkan sesungguhnya ia lebih baik dari kebanyakan hamba-hamba Allah.” Wallahu'alam

 
Berita Terpopuler