Ditemukan Kolam Lele di Kolong Rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Polisi Beri Peringatan

Saat ini, menurut dia, PT KCIC tengah melakukan beberapa pengetasan.

Republika/Prayogi.
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di Stasiun Halim, Jakarta , Jumat (31/3/2023). Saat ini, proyek KCJB saat ini tengah makukan sejumlah tahapan tes sebelum mendapatkan sertifikasi laik operasi dari Kementerian Perhubungan. (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat mengingatkan kepada warga untuk tidak membangun atau mendirikan apa pun di jalur atau fasilitas yang akan dilalui oleh Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Pasalnya, kata Kabidhumas Polda Jawa Barat Kombes Pol. Ibrahim Tompo, beberapa waktu lalu di kawasan Bandung Kidul ditemukan warga yang membuat kolam ikan lele di kolong rel kereta cepat.

"Sementara baru ditemui satu persoalan, jadi ada evaluasi teknis yang dinilai cukup berdampak. Oleh karena itu, diimbau kepada masyarakat untuk menggeser fasilitas itu," kata Ibrahim di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (20/5/2023).

Saat ini, menurut dia, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tengah melakukan beberapa pengetesan, di antaranya mengaliri listrik ke jalur kereta cepat tersebut. Polisi pun telah berkoordinasi dengan KCIC untuk melaksanakan pengamanan agar proses tersebut tidak membahayakan bagi masyarakat di sekitarnya.

Untuk itu, Polda Jawa Barat telah mengerahkan ratusan personel di titik-titik jalur kereta cepat tersebut. Setiap personel, kata dia, berasal dari setiap polres yang dilewati oleh kereta cepat itu, mulai dari Karawang, Purwakarta, hingga Bandung.

Pada saat uji coba dan digunakan, Kombes Pol. Ibrahim berharap kondisinya tidak ada dampak gangguan kamtibmas dan kendala teknis. Ia mengajak masyarakat untuk mendukung proyek nasional tersebut agar kereta cepat pertama di Asia Tenggara itu berjalan tanpa adanya hambatan.

 

 

Adapun, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) saat ini tengah makukan sejumlah tahapan tes sebelum mendapatkan sertifikasi laik operasi dari Kementerian Perhubungan. Manager Corporate Communication KCIC Emir Monti mengatakan pada Sabtu (20/5/2023), KCIC melalui Kontraktor KCJB melakukan hot sliding test.

“Berbeda dengan sebelumnya, pengecekan kali ini dilakukan dengan menggunakan Comprehensive Inspection Train (CIT),” kata Emir dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu (20/5/2023).

Emir menjelaskan, pengujian tersebut merupakan lanjutan dari hot sliding test yang telah dilakukan pada Jumat (19/5/2023). Berdasarkan evaluasi hari pertama, dia menuturkan. pengetesan berjalan lancar dan kemudian dilanjutkan dengan perjalanan CIT hari ini untuk kembali memastikan kesiapan seluruh jaringan overhead catenary system (OCS).

"Kali ini hot sliding test dilakukan dengan menggunakan rangkaian kereta inspeksi yang dijalankan dari Depo Tegalluar hingga ke Stasiun Halim dengan kecepatan terbatas rata-rata 60 kilometer per jam,” ujar Emir.

Dengan menggunakan CIT, Emir mengatakan maka aliran listrik yang ada di jaringan OCS dapat diukur dengan lebih mendetail baik kemampuan dan kestabilannya dalam memberikan tenaga untuk sarana KCJB. CIT atau kereta inspeksi didesain untuk mengukur berbagai kondisi prasarana KCJB mulai dari kelistrikan, kondisi jalur, persinyalan, dan berbagai fasilitas operasi KCJB lainnya.

Setelah dilakukan tes, Emir memastikan KCIC bersama para kontraktor dan konsultan yang ditunjuk akan melakukan berbagai evaluasi atas data-data yang didapatkan. “Secara bertahap, pengetesan akan dilanjutkan ke fase pengujian untuk semua sistem secara terintegrasi,” tutur Emir.

Pada tahap tersebut, Emir menegaskan, KCJB akan dijalankan secara rutin untuk mengecek integrasi sistem persinyalan, telekomunikasi, OCS, stasiun, dan berbagai subsistem lainnya. Perjalanan sarana KCJB juga secara bertahap akan ditingkatkan kecepatannya hingga mencapai kecepatan teknis maksimalnya yaitu 385 kilometer per jam.

“Setelah seluruh tahapan tersebut dilalui dengan baik, maka akan dilanjutkan dengan sertifikasi laik operasi dari Kementerian Perhubungan dan pelaksanaan trial run KCJB,” ungkap Emir.

 

 

Kereta Cepat Jakarta Bandung akan Diresmikan pada 18 Agustus 2023 - (infografis Republika)

Mumut (68 tahun), warga Jalan Mengger Tengah, Kelurahan Mengger, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung, tidak menyangka bakal didatangi Wakil Kepala Polda (Wakapolda) Jawa Barat (Jabar), Brigjen Bariza Sulfi, Kamis (18/5/2023). Brigjen Bariza datang untuk meninjau keamanan uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Orang nomor dua di Polda Jabar tersebut memeriksa kolong di sekitar rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Betapa kagetnya ia ketika menemukan dua petak kolam lele di kolong rel. Kolam lele di kolong rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung berada di samping aliran sungai Cikapundung dan jalan Tol Purbaleunyi.

Tidak jauh dari kolong rel, tepatnya berada di samping terdapat beberapa kolam lele lainnya yang masih terpasang. Para pemilik kolam lele yang hendak menuju kolam harus terlebih dahulu menyeberangi jembatan gantung melintasi aliran Sungai Cikapundung. Setelah itu, langsung terdapat kolam lele.

Mumut mengaku, mulai membuat dua kolam lele berukuran 4×6 meter di kolong rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung sejak setahun terakhir. Dia memanfaatkan lahan kosong di kolong rel yang sudah teraliri air dari selokan.

Baca Juga

"Awalnya ada air selokan yang ngalir ke lahan kosong, terus saya manfaatkan dijadikan kolam lele," ujarnya saat ditemui di Mengger, Kota Bandung, Provinsi Jabar, Senin (22/5/2023).

Mumut menuturkan, ia bisa membuat kolam lele di lahan tersebut karena belum terpasang pagar. Sedangkan rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah terbangun saat membuat kolam lele. Dia mengatakan, kolam lele yang dibuatnya rencana untuk dikonsumsi sendiri alias tidak dijual.

Setelah didatangi Brigjen Bariza, akhirnya kolam lele miliknya dibongkar. Selain itu, area kolong rel dipasang pagar dan kawat-kawat berduri. Dia menyebut, Brigjen Wariza memberikan kompensasi sebesar Rp 1,5 juta atas pembongkaran kolam lele tersebit.

Sebenarnya, Mumut hendak memindahkan kolam lele di kolong rel ke sampingnya. Namun, lahan-lahan di samping rel sudah dimiliki oleh warga lain. Dia pun bersyukur mendapatkan ganti ruang atas inisiatifnya budi daya lele. "Waktu itu dikasih Rp 1,5 juta dari Pak Wakapolda Jabar," katanya.

Saat ini, Mumut mengaku, tidak lagi memiliki kolam lele. Sebab, lahan yang berada di samping kolong rel sudah ada yang memiliki. Dia juga belum tahu uang Rp 1,5 juta akan digunakan untuk apa.

 
Berita Terpopuler