Epidemiolog: Belum Ada Tanda Flu Babi Afrika Menular ke Manusia

Dalam sebulan terakhir, belasan ribu ternak babi mati di Luwu Timur akibat flu babi.

dok Kementan
Ternak babi (Ilustrasi). Kasus flu babi afrika bukan hal baru di Indonesia.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menjelaskan belum ada tanda penyakit flu babi Afrika dapat menular ke manusia. African swine fever (ASF) merupakan penyakit yang sangat menular pada babi liar maupun ternak dengan angka kematian mencapai 100 persen, menurut World Organisation for Animal Health (WOAH).

"Sejauh ini belum ada tanda atau pun kecenderungan ASF ini akan berubah menjadi zoonosis (virusnya menular dari hewan ke manusia)," kata Dicky di Jakarta, Ahad (14/5/2023).

Menurut Dicky, ASF masih berstatus penyakit pada hewan. Belum ada penelitian yang memperlihatkan penyakit yang mengakibatkan pendarahan internal pada babi itu mengarah menjadi zoonosis.

"Jadi tidak ada potensi atau pun tanda menginfeksi manusia. Namun, ingat virus di dunia ini begitu banyak jenisnya. Mayoritas yang liar di alam itu termasuk adanya hewan ini (babi)," katanya.

Dicky mengatakan ASF beberapa kali pernah terdeteksi di Indonesia, di antaranya di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Batam. Dalam sebulan terakhir, belasan ribu babi di Luwu Timur, Sulawesi Selatan mati akibat ASF setelah diberi makan daging babi kiriman dari Makassar.

"Flu babi Afrika ini bukan hal baru di Indonesia, di NTT pernah terdeteksi selain di Batam memang sudah relatif lama sudah terdeteksi oleh Singapura yang mengimpor babi dari Batam," katanya.

Baca Juga

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi melaporkan ASF pernah terdeteksi pada hewan babi di Batam, Kepulauan Riau pada akhir April 2023. Meski tidak menular pada manusia, Nadia meminta kepada seluruh peternak di Indonesia untuk tetap waspada terhadap penyakit tersebut.

"Sampai saat ASF ini tidak membahayakan manusia karena tidak menularkan ke manusia, tetapi tentu kita tetap waspada bila menangani ternak yang misalnya sakit," katanya.

Nadia meminta agar pemilik peternakan selalu memastikan kebersihan kandang dan melengkapi diri dengan alat pelindung saat bekerja. Kemenkes,juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk mengantisipasi temuan penyakit tersebut, khususnya terhadap kemampuan bertahan virus pada daging olahan.

"Kalau ada hewan ternak sakit ASF, terutama babi, segera dipisahkan dan bila mati jangan dijual ke pasar," katanya.

 
Berita Terpopuler