Cara Mendidik Anak yang Dicontohkan Nabi Yaqub

Orang tua dituntut menunjukkan sikap dan perilaku luhur di hadapan anak.

EPA-EFE/BILAWAL ARBAB
Anak-anak Muslim Pakistan saling bertegur sapa usai sholat Idul Fitri di Peshawar, Pakistan, Sabtu (22/4/2023). Cara Mendidik Anak yang Dicontohkan Nabi Yaqub
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Yaqub AS telah menunjukkan bagaimana sikap seharusnya orang tua kepada anaknya yang nakal, susah diatur, atau bahkan jahat. Ini terekam dalam Alquran sebagaimana terkandung dalam Surat Yusuf.

"Dia (Yakub) berkata, 'Sesungguhnya kepergian kamu bersama dia (Yusuf) sangat menyedihkanku dan aku khawatir dia dimakan serigala, sedang kamu lengah darinya.'" (QS Yusuf ayat 13). Ayat ini menggambarkan betapa sayangnya Nabi Yaqub kepada anaknya, Nabi Yusuf.

Namun, saudara-saudara Nabi Yusuf tidak senang dengan dirinya, sehingga mereka melakukan perbuatan jahat untuk mencelakakan Yusuf. Kemudian tindakan mereka diketahui oleh Nabi Yaqub melalui ilham dari Allah.

Lantas, bagaimana sikap Nabi Yaqub dalam menghadapi perilaku anak-anaknya yang telah berbuat jahat kepada Yusuf? Apakah menghardiknya? Memakinya? Perkataan Nabi Yaqub kepada anak-anaknya yang jahat kepada Yusuf itu terekam dalam Surat Yusuf ayat 18.

"Dan mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) darah palsu. Dia (Yakub) berkata, 'Sebenarnya hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu; maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan kepada Allah saja memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.'" (QS Yusuf ayat 18)

Baca Juga

Nabi Yaqub, seperti dikutip dari penjelasan M Thalib dalam 50 Pedoman Mendidik Anak Menjadi Shaleh, tetap menunjukkan perilaku yang terpuji. Apa yang dikatakan Nabi Yaqub, seperti dalam ayat tersebut, merupakan cerminan pengajaran akhlak terpuji kepada putra-putranya, walaupun mereka telah berbuat jahat kepada saudaranya sendiri.

Tak dipungkiri, perilaku anak sering kali membuat resah orang tua. Misalnya, anak merengek minta dibelikan motor, mobil, atau bahkan helikopter. Padahal orang tuanya tidak bisa membelikannya.

Dalam menghadapi kondisi tersebut, orang tua harus menunjukkan akhlak terpuji sebagai bentuk pengajaran akhlak kepada anaknya. Jangan menghardik, memaki atau bahkan memukul. Termasuk mengeluarkan kata-kata kasar. Jika ini dilakukan, maka sama saja dengan menanamkan akhlak yang tak baik kepada anak.

Orang tua dituntut menunjukkan sikap dan perilaku luhur di hadapan anak, supaya mereka terlatih dalam merasakan akhlak yang terpuji. Akhlak yang mulia, adalah pangkal dari perbuatan dan perkataan orang tua.

 
Berita Terpopuler