Jembatan Cidugaleun Tasikmalaya Ditutup, Warga Mengeluh

Warga yang akan mengangkut sayuran ke pasar menjadi terhambat.

Republika/Bayu Adji P
Warga memanggul hasil pertanian melintasi Jembatan Cidugaleun di Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (9/5/2023).
Rep: Bayu Adji P Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Jembatan Cidugaleun di Desa Cidugaleun, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, ditutup sementara. Penutupan dilakukan setelah oprit atau jalan penghubung menuju jembatan ambruk pada Ahad (7/5/2023).

Baca Juga

Penutupan akses menuju Jembatan Cidugaleun untuk kendaraan ini menghambat aktivitas warga. Salah satu warga sekitar, Didi (35 tahun), mengaku biasa membawa sayuran dari Kecamatan Cigalontang ke Pasar Singaparna untuk dijual. Setiap hari ia menggunakan sepeda motor untuk mengangkut hasil pertanian itu.

Lantaran akses Jembatan Cidugaleun ditutup, Didi menjadi kesulitan untuk membawa sayuran ke pasar. Sejak akses jembatan ditutup, sayuran mesti dipanggul dulu dari sisi jembatan ke sisi lainnya, untuk kemudian diangkut dengan sepeda motor lainnya.

“Biasa pakai motor melintas, sekarang dipanggul dulu. Ongkos naik, untuk bayar orang yang bantu manggul sayuran dan motor lagi,” kata Didi kepada Republika, Senin (8/5/2023) sore.

Sebelum akses jembatan ditutup, menurut Didi, ongkos yang harus dikeluarkan untuk mengangkut sayuran ke Pasar Singaparna hanya sekitar Rp 60 ribu per hari. Saat ini menjadi sekitar Rp 100 ribu.

Meski harus mengeluarkan ongkos lebih, Didi menilai, cara itu merupakan yang paling rasional untuk mengangkut sayuran dari Cigalontang ke Pasar Singaparna. Pasalnya, apabila harus menempuh jalan alternatif, waktu yang dibutuhkan akan lebih lama, yaitu mencapai sekitar dua jam.

Didi berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya segera melakukan penanganan agar Jembatan Cidugaleun dapat segera dilintasi kembali. Pasalnya, jembatan itu merupakan akses penting bagi masyarakat sekitar. “Selain untuk ekonomi, itu juga biasa digunakan untuk anak sekolah,” kata Didi.

 

Menurut Didi, ambruknya oprit Jembatan Cidugaleun tidak terjadi secara tiba-tiba. Ia menyebut sudah ada tanda-tanda ambles sejak beberapa bulan lalu. “Tanda rusak sudah ada sekitar empat bulan. Sudah ada ambles sebelah, tapi belum ada penanganan. Sudah kejadian, baru penanganan,” katanya.

Warga lainnya, Hanhan (38), juga menyampaikan hal serupa. Ia kini berharap pemerintah dapat segera melakukan perbaikan akses jembatan karena penting untuk lalu lintas masyarakat, terutama untuk kegiatan ekonomi. “Banyak tukang sayuran yang melintas,” ujar Hanhan.

 

Sejumlah kendaraan melintasi cekdam yang berada di bawah Jembatan Cidugaleun, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (8/5/2023) sore. - (Republika/Bayu Adji P)

 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya saat ini tengah menyiapkan solusi sementara untuk lalu lintas warga. Pemkab berupaya membuka kembali jalan lama yang berada di bawah jembatan.

Jalan lama itu merupakan akses utama masyarakat sekitar sebelum dibangunnya Jembatan Cidugaleun pada 2016. Namun, jalan lama yang merupakan cekdam itu tak lagi digunakan setelah ada jembatan.  

Saat ini, kondisi cekdam itu masih tergenang aliran Sungai Cikunten lantaran adanya material batu dan terjadinya sedimentasi. Pemkab Tasikmalaya akan menurunkan alat berat untuk membersihkan material yang berada di bawah cekdam, sehingga air tak melintas di atasnya.

 
Berita Terpopuler