Urutan Elektabilitas Bakal Capres Menurut Survei Terbaru LSI

Bakal capres dengan elektabilitas terbesar mengerucut pada tiga nama.

Republika/Prayogi.
Jurnalis mengambil gambar ketika penyampaian hasil survei nasional elektabilitas bakal capres. Sejauh ini, hasil survei beberapa lembaga menunjukkan hanya ada tiga bakal capres dengan elektabilitas bersaing yakni Prabowo Subianto; Ganjar Pranowo; dan Anies Baswedan. (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan elektabilitas Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto tertinggi dalam simulasi calon presiden (capres), baik dalam simulasi 34 nama semi terbuka, simulasi tertutup 10 nama, dan simulasi tertutup empat nama. Di bawah Prabowo ada nama Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Baca Juga

"Pak Prabowo sejak Januari 2023 sampai April itu terus mengalami penguatan," kata Direktur LSI Djayadi Hanan dalam Rilis Hasil Survei Nasional LSI: "Peta Elektoral Pilpres dan Antisipasi Putaran Kedua", dipantau dari kanal YouTube Lembaga Survei Indonesia, di Jakarta, Rabu (3/5/2023).

Dalam simulasi 34 nama semi terbuka, elektabilitas Prabowo mencapai 26,5 persen, diikuti dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan elektabilitas sebesar 24,9 persen, lalu mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebesar 19,8 persen. Lebih lanjut, pada simulasi tertutup 10 nama, elektabilitas Prabowo mencapai 28,3 persen, Ganjar sebesar 27,3 persen, dan Anies Baswedan 21 persen.

"Pak Ganjar cenderung mengalami penurunan atau pelemahan selama tiga atau empat bulan terakhir, sementara Pak Prabowo cenderung mengalami penguatan. Anies Baswedan mengalami sedikit penguatan dari Februari ke April, tetapi tidak setinggi Pak Prabowo," kata Djayadi.

Kemudian, dalam simulasi tertutup empat nama, Prabowo Subianto tetap unggul dengan elektabilitas mencapai 33,1 persen, Ganjar Pranowo 31,8 persen, dan Anies Baswedan 25,3 persen.

"Puan Maharani 2,2 persen, 7,5 persen belum menjawab," ucapnya.

Djayadi menjelaskan, bahwa survei dilaksanakan sebelum pengumuman Ganjar Pranowo sebagai calon presiden yang diusung oleh PDI Perjuangan. Oleh karena itu, LSI masih memasukkan nama Puan Maharani ke simulasi tertutup empat nama.

Survei LSI dilakukan terhadap responden yang memiliki hak pilih, yakni yang sudah berusia di atas 17 tahun. Sampel survei itu dipilih secara acak (multistage random sampling) dan melibatkan 1.220 responden. Data survei diambil pada 12-17 April 2023. Margin of error survei diperkirakan kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Wawancara dengan responden dilakukan secara tatap muka oleh pewawancara yang dilatih.

 

 

Hasil survei Poltracking Indonesia pada April 2023 juga mencatat Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto memiliki elektabilitas paling tinggi sebagai bakal capres untuk Pemilu 2024. Masih ada undecided voters yang tidak tahu atau tidak menjawab dalam survei Poltracking sebesar 13,5 persen.

"Prabowo Subianto memperoleh angka elektabilitas 30,1 persen, Ganjar Pranowo 28,3 persen dan Anies Baswedan 20,4 persen. Nama lainnya di bawah 5 persen," ujar Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR di Jakarta, Jumat (28/4/2023).

Poltracking Indonesia mencatat angka elektabilitas dari tokoh lainnya, seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 3,3 persen, Menteri BUMN Erick Thohir 2,8 persen, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono 2,8 persen, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno 1,7 persen, Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar 1,6 persen, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto 0,7 persen, dan Ketua DPR Puan Maharani 0,5 persen.

Menurut Hanta, kondisi ini menegaskan bahwa peta elektoral capres kian sulit memunculkan nama baru di luar ketiga nama tersebut. Hal ini mengingat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 menyisakan waktu kurang lebih sembilan bulan lagi.

"Di luar tiga nama ini semakin sulit akan muncul capres potensial kuat mengingat pilpres tinggal sembilan bulan lagi, 14 Februari 2024. Lalu, dari sisi nama, kami lihat masih terlihat kompetitif, apalagi Prabowo dan Ganjar ini sangat tipis sekali selisihnya, tapi perlu diukur setelah efek deklarasi Ganjar Pranowo dan kami tahu dinamis ya," tambahnya.

Survei Poltracking Indonesia dilakukan pada 9 hingga 15 April 2023 usai momentum batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 dan sebelum deklarasi Ganjar Pranowo sebagai capres yang diusung PDI Perjuangan (PDIP). Survei ini melibatkan 1.220 responden terpilih pada Februari, Maret, dan April 2023 untuk dilakukan wawancara tatap muka langsung. Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan margin of error + 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Faktor Jokowi

Peneliti Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menduga, dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap bakal capres nantinya  bisa menentukan karena tinggi kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi. Sehingga, banyak publik jadikan Jokowi sebagai salah satu acuan dalam memilih.

Kepuasan atas kinerja Presiden Jokowi mengalami peningkatan cukup besar dalam beberapa bulan terakhir. Peningkatan kepuasan itu tampak konsisten atas evaluasi kondisi umum yang menunjukkan pergerakan semakin positif.

Terutama, lanjut Burhanuddin, kondisi ekonomi saat ini lebih banyak yang menilai positif daripada negatif. Secara umum, kepuasan atas kinerja Jokowi lebih berasosiasi positif ke tingkat dukungan bagi Ganjar Pranowo

"Tapi dalam dua bulan terakhir, dinamika terhadap kepuasan presiden lebih berasosiasi dengan dukungan terhadap Prabowo Subianto," kata Burhanuddin, Ahad (30/4/2023).

Ia menerangkan, elektabilitas Prabowo Subianto konsisten mengalami peningkatan dukungan dalam dua bulan terakhir. Sedangkan, terhadap capres Ganjar Pranowo dan capres Anies Baswedan cenderung menurun.

"Prabowo saat ini hampir dua kali lebih kuat pada basis Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019, dan mengambil alih dominasi Anies pada basis Prabowo-Sandi," ujar Burhanuddin.

Selain itu, ia mengungkapkan, terhadap dukungan kepada partai-partai politik, tampak kepuasan atas kinerja Presiden Jokowi cenderung menekan dukungan partai-partai oposisi. Misalnya, ke Partai Demokrat dan PKS.

Tapi, tidak lantas berdampak positif ke partai pendukung pemerintah. Sebab, meski masuk sebagai partai pendukung pemerintah, tingkat kepuasan atas kinerja Jokowi berasosiasi negatif dengan dukungan PKB dan PPP.

 

elektabilitas bakal cawapres menurut survei. - (infografis Republika)

 

 

 
Berita Terpopuler