Kejanggalan-Kejanggalan Rekaman CCTV Lift Bandara Kualanamu di Kasus Kematian Aisiah Sinta

Pakar telematika menilai CCTV detik-detik Aisiah Sinta di dalam lift sudah diedit.

Istimewa
Bandara Kualanamu. Belakangan Bandara Kualanamu viral menyusul temuan mayat di salah satu lift di bandara tersebut. (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Fergi Nadira B, Antara

Baca Juga

Pakar telematika, Abimanyu Wachjoewidajat, menduga ada kejanggalan dari rekaman CCTV yang menggambarkan detik-detik Aisiah Sinta Dewi Hasibuan (38 tahun) jatuh dari lift Bandara Kualanamu. Aisiah sebelumnya dikabarkan tewas sudah tiga hari setelah jatuh dari lift di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara, pada Senin (24/4/2023).

Menurut Abimanyu, ada sejumlah kejanggalan yang mengemuka dari tayangan yang beredar dari pemberitaan CCTV tersebut. CCTV dikatakan direkam ulang menggunakan platform yang berbeda, bukan langsung dari database CCTV.

"Yang pertama kita lihat keseluruhan tayangan ini terjadinya itu framming-nya begitu dekat, jadi seperti di-zoom sekali sampai terpotong dan ini adalah sesuatu yang tidak wajar," kata Abimanyu dalam video panjang di akun Tiktok @abwach, seperti dikutip Republika pada Rabu (3/5/2023).

Ketidakwajaran tersebut karena pengambilan kamera yang tidak sesuai dengan pengambilan kamera di lift pada umumnya. Menurut dia, kamera CCTV harusnya mengambil momen seluruh area lift.

"Suatu rekaman tempat kejadian yang ada di dalam lift itu meng-cover keseluruhan area, tujuannya memang untuk memantau apa pun yang terjadi pada lift tersebut, nggak harus kejadian kecelakaan, bisa mungkin ada satu tindakan kriminal, asusila, atau tindakan apa pun," kata dia.

Meski demikian, momen terekam dalam kamera yang beredar di lift bandara hanya sepotong. Abimanyu mengatakan, kejanggalan lain ada pada label DOME yang berada di kiri bawah video.

Dia menjelaskan, label tersebut menandakan jenis kamera CCTV apa yang digunakan di lift Bandara Kualanamu. Kamera CCTV jenis dome (bentuk kubah), kata Abimanyu, dapat bergerak ke segala sisi dan tidak hanya menyorot pada salah satu sisi ruangan.

"Jadi, bisa meng-kover kiri kanan dan kemudian terletaknya di atas. Beda sama yang nyorot, hanya satu area, sehingga area di bawahnya nggak kelihatan," ujar dia.

Abimanyu semakin merasa janggal terkait rekaman CCTV itu tersebut karena kamera yang merekam detik-detik jatuhnya Aisiah tidak dapat merekam bagian lantai lift itu. Padahal, kamera CCTV itu berjenis dome yang mampu merekam seluruh area hingga lantai lift.

Abimanyu juga menduga rekaman CCTV yang beredar bukanlah rekaman aslinya, tetapi telah direkam ulang. Sebab tulisan rekaman menunjukkan 27 April, yang adalah tanggal saat konten tersebut direkam ulang padahal, peristiwa jatuhnya Aisiah dari lift Bandara Kualanamu terjadi pada 24 April 2023.

"Tanggal yang kelihatan itu adalah tanggal saat konten itu direkam ulang. Rekaman aslinya justru tidak terlihatan date and time-nya. Padahal date and time-nya itu sangat penting," kata Abimanyu.

Selain itu, dikatakan wanita tersebut tidak mengetahui bahwa pintu lift yang berada di belakangnya terbuka. Di sisi lain, wanita tersebut terlihat sibuk di dalam lift.

Menurut Abimanyu, seseorang akan menekan tombol darurat pada lift jika terjadi kepanikan agar dapat berkomunikasi dengan petugas dari liftnya. "Jika rekaman secara keseluruhan terlihat, maka akan ketahuan wanita ini memencet tombol di lift apa," kata dia.

CCTV, kata dia, juga seharusnya ada audio untuk mengetahui apa yang dibicarakan dan terjadi di dalam lift. "Harusnya ada suara jadi kelihatan dia menelepon siapa dan kemudian dia mencoba berbicara, 'Halo halo tolong tolong saya', dengan adanya suara harusnya dapat diketahui," kata dia.

"Tidak mungkin lift setara untuk bandara, ini tempat yang critical ya, itu kemudian liftnya itu hanya gambar saja tanpa suara, nggak mungkin yang normalnya pasti ada suara," ujarnya menambahkan.

Dalam keterangan yang beredar dikatakan Aisiah membuka lift secara manual dan memencet tombol lift agar pintunya terbuka. Menurut Abimanyu, jika lift mudah dibuka paksa dan tanpa alat kepada operator maupun pihak keamanan di sekitarnya, kontrol di bandara tersebut menunjukkan kelemahan. Rekaman ini terlihat terputus-putus sejak awal.

"Sepertinya ada pihak yang memotong-motong konten ini agar tidak tampil keseluruhan secara utuh, padahal jika tujuannya melindungi memproteksi wajah korban atau apa pun, tinggal di-blur saya. Jadi, potongan-potongan itu menimbulkan kecurigaan," kata dia.

 

Keluarga almarhumah Aisiah Sinta Dewi, wanita yang ditemukan tewas di bawah lift Bandara Kualanamu, Medan, Sumatra Utara, membuat laporan polisi ke Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (3/5/2023). Pelapor adalah Ahmad Faisal, suami korban, sedangkan terlapor adalah enam perusahaan beserta para direksinya, yakni PT Angkasa Pusat II, PT Angkasa Pura Solusi, PT Angkasa Pura Aviasi, GMR Airport, GMR Airport Consorsium dan Aeroports De Paris. Laporan terkait Pasal 359 KUHP tentang Kelalaian atau Kealpaan yang Menyebabkan Orang Lain Meninggal Dunia.

"Jadi, ada enam perusahaan yang kami laporkan," kata Indra Posan Sihombing, penasihat hukum Ahmad Faisal.

Indra menjelaskan, kliennya baru pertama membuat laporan polisi setelah insiden yang menyita perhatian publik tersebut. Adapun sebelumnya Polres Deli Serdang telah membuat laporan polisi tipe A (inisiatif polisi) terkait insiden tersebut. Namun, hingga kini pihak keluarga maupun suami korban belum ada yang dipanggil untuk memberikan keterangan.

Alasan keluarga melaporkan ke Bareskrim Polri karena Ahmad Faisal berstatus warga negara Malaysia. Selain itu, enam perusahaan yang dilaporkan berada di bawah naungan perusahaan asing dari India dan Prancis.

"Karena ada perusahaan asing dari India dan Prancis, jadi kami harapkan bisa berkembang lebih besar lagi penanganan perkaranya. Karena kalau di daerah, bukan kami menyepelekan daerah, hanya yang terlibat ada orang-orang dari luar negeri, kebetulan suami almarhumah warga negara Malaysia," kata Indra.

Laporan pihak keluarga telah diterima oleh penyidik Bareskrim Polri yang tercatat dengan laporan polisi nomor: LP/B/81/V/2023/SPKT/Bareskrim Polri, tanggal 2 Mei 2023. Indra berharap laporan tersebut Bareskrim Polri segera menindaklanjuti, mengingat perusahaan yang dilaporkan merupakan perusahaan besar yang menaungi sejumlah bandara di dunia, seperti New Delhi, Prancis, dan lainnya.

"Karena kami mau mencari keadilan, karena pihak keluarga juga apalagi mereka merasa kesedihan mendalam, anaknya juga begitu. Makanya, kenapa kami ke Bareskrim hari ini," kata Indra.

Putri Maya Rumanti, penasihat hukum lainnya, mengharapkan Polres Deli Serdang menghentikan laporan tipe A yang sudah dibuat. Sehingga penyelidikan dan penyidikan yang berjalan adalah laporan yang dibuat oleh kliennya di Bareskrim Polri.

Putri mengisahkan kronologi tewasnya Sinta di lift Bandara Kualanamu, Medan, terjadi pada 24 April sekitar pukul 20.00 WIB, yang mana korban selesai mengantarkan keponakannya ke bandara untuk terbang ke luar negeri. Setelah selesai diantarkan, korban kembali ke pelataran parkir. Setelah sampai di parkiran, keponakan korban menelepon memintanya kembali ke check-in bandara karena ada yang mau disampaikan.

"Lalu almarhum kembali menuju tempat check-in, tetapi sampai di dalam lift almarhum menelepon keponakannya, mungkin masih ada kendala di dalam lift almarhum menelepon," kata Putri.

Dalam sambungan telepon itu, Putri melanjutkan, almarhum menyampaikan kepada keponakannya kalau ia terjebak di dalam lift, tak lama kemudian sambungan telepon terputus. Kemudian, keponakannya menghubungi keluarganya memberitahukan untuk mencari tahu keberadaan almarhumah karena tidak bisa dihubungi lagi.

Selanjutnya, pihak keluarga menghubung para petugas keamanan Bandara Kualanamu dan melakukan pencarian serta melihat CCTV. Namun, oleh pihak bandara hanya menunjukkan CCTV yang ada di luar lift tidak bagian dalam lift.

Padahal, kata Putri, keponakannya memberitahukan kepada keluarga bahwa tantenya (korban) terakhir berkomunikasi telepon terjebak di dalam lift.

"Ini pertanyaan kami kenapa tidak dicek terlebih dahulu CCTV yang ada di dalam lift. Kenapa ditunjukkan CCTV yang di luar lift gitu loh," kata Putri.

Putri melanjutkan, setelah dicari tidak kunjung menemukan korban, pihak keluarga beranggapan korban berada di tempat temannya atau hal lainnya. Namun, pada 27 April, pihak bandara menghubungi keluarga korban memberitahukan penemuan mayat yang diduga almarhumah Sinta. Keluarga datang untuk memastikan dan ternyata benar mayat yang dimaksud adalah Sinta.

"Dari sinilah keluarga almarhum mungkin bertanya-tanya ada apa kok sampai pihak bandara tidak sedetail dan tidak sejeli petunjuk dari mereka. Kan mereka sudah menyampaikan ini andaikan saat itu mereka mengecek CCTV yang ada di dalam lift ya mungkin saja masih bisa ditolong. Itu ya persepsi kami," kata Putri.

Polresta Deliserdang dibantu oleh Ditreskrimum Polda Sumut saat ini sedang melakukan penyelidikan terkait kematian Asiah Shinta.

"Pihak Polresta Deliserdang beberapa waktu lalu sudah bekerja meminta keterangan oleh Angkasa Pura dan pengelola Bandara Kualanamu terkait kematian Asiah," ujar Kapolda Sumatra Utara Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak di Medan, Selasa (2/5/2023) malam.

Kapolda melihat lift Bandara Kualanamu tersebut yang menyebabkan terjadi kecelakaan itu ada celah ruang sekitar 40 sampai 60 cm.

"Kenapa ada ruang? Kenapa lift itu bisa terbuka, padahal pintu ada di sana? Nah, ini bagian dari pemeriksaan oleh penyidik Polresta Deliserdang yang dibantu oleh Ditreskrimum Polda Sumut baik kepada pengelola bandara maupun nanti pihak pabrikan yang memasang lift tersebut," ujar Panca.

Walaupun, kata Panca, pihak pengelola bilang sedang melakukan perbaikan, sebagaimana CCTV itu pintunya terbuka yang bersangkutan (korban) tidak sadar ada ruang ketika melangkah terjatuh.

"Termasuk juga bagaimana proses pencarian di sana (Bandara Kualanamu). Saya bicara sama pihak pengelola bandara ini bagian dari koreksi. Percayakan sama kami, kami akan buka secara transparan setelah anak-anak memperoleh kesimpulan," ujarnya.

Sebelumnya, manajemen PT Angkasa Pura Aviasi mengambil langkah dengan menonaktifkan lima personel Bandara Internasional Kualanamu.

"Kelima personel yang dinonaktifkan, dua pejabat senior manager membidangi fungsi operasi dan teknik. Tiga orang dari operation security yang membidangi CCTV operator," ujar Head of Corporate Secretary and Legal Bandara Kualanamu, Dedi Al Subur, Selasa malam.

 

Layanan helikopter di bandara (gambar ilustrasi) - (republika)

 

 
Berita Terpopuler