Perempuan Alami Peningkatan Angka Kejadian Kanker Pankreas

Kanker pankreas tampak makin banyak diderita perempuan.

www.pixahive.com
Sakit perut (ilustrasi). Terjadi peningkatan angka kejadian kanker pankreas pada perempuan.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka kejadian kanker pankreas meningkat lebih cepat di kalangan perempuan daripada laki-laki. Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi baru oleh para peneliti dari Cedars-Sinai Cancer di Los Angeles, California, Amerika Serikat.

Temuan ini dipublikasikan di jurnal Gastroenterology pada Februari lalu. Angka kejadian kanker pankreas memang meningkat, tetapi perempuan berusia 55 tahun dan lebih muda mengalami peningkatan 2,4 persen lebih tinggi dibandingkan pria dalam kelompok usia yang sama.

Wanita muda berkulit hitam mengalami peningkatan 2,23 persen lebih tinggi dibandingkan pria kulit hitam pada usia yang sama. Temuan ini mungkin mengejutkan, mengingat American Cancer Society (ACS) menyatakan di situs webnya bahwa penyakit ini lebih sering terjadi pada pria.

Kanker pankreas menyumbang sekitar tiga persen dari semua kanker dan tujuh persen dari semua kematian akibat kanker. Diperkirakan 33.130 pria dan 30.920 wanita akan didiagnosis kanker pankreas sepanjang tahun ini.

Baca Juga

Untuk sampai pada kesimpulannya, peneliti menganalisis database pasien kanker, khususnya mereka yang menerima diagnosis kanker pankreas antara tahun 2001 dan 2018. Tingkat kematian di kalangan perempuan tidak ada perbaikan.

"Kami dapat mengatakan bahwa tingkat kanker pankreas di kalangan perempuan meningkat dengan cepat, yang memerlukan perhatian untuk penelitian lebih lanjut," kata penulis utama studi, Dr Srinivas Gaddam.

Dilansir dari Fox News, Kamis (23/2/2023), direktur medis terapi proton dan foton Miami Cancer Institute, Florida Selatan, Amerika Serikat, Dr Michael Chuong, tidak terlibat dalam penelitian ini tetapi tidak terkejut dengan hasilnya.

"Telah diketahui, kejadian diagnosis baru kanker pankreas meningkat, dan penelitian ini semakin menambah pemahaman bahwa kemungkinan ini akan berlanjut di masa mendatang sehingga penting untuk mengembangkan pendekatan diagnostik dan terapeutik baru," kata dia.

Peningkatan angka kanker pankreas perempuan masih tergolong kecil, namun perlu kesadaran dan pencegahan melalui perilaku hidup sehat. Dr Gaddam berencana untuk terus meneliti tren kanker pankreas agar lebih memahami dampak yang berbeda pada pria dan wanita.

Studi ini tidak menunjukkan alasan yang jelas untuk peningkatan diagnosis pada wanita. Namun, para peneliti menyebut penyebab potensialnya adalah frekuensi yang lebih tinggi dari jenis tumor agresif yang disebut adenokarsinoma kepala pankreas, yang memiliki tingkat kelangsungan hidup yang rendah.

Kepala petugas medis dari Irvine Clinical Research yang juga seorang dokter dari Memorial Care Medical Group, California, Amerika Serikat,  Dung Trinh, mengutip beberapa kemungkinan alasan meningkatnya tingkat kanker pankreas pada wanita yang lebih muda. Salah satu faktor potensial adalah meningkatnya prevalensi obesitas dan diabetes tipe 2.

"Sebab, kedua kondisi tersebut telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker pankreas," kata dia.

Kebiasaan diet yang buruk, seperti diet tinggi daging merah, makanan olahan, dan lemak jenuh juga dapat menyebabkan tren ini. Selain itu, dr Trinh mengatakan ada bukti bahwa paparan racun dan bahan kimia lingkungan tertentu, dapat meningkatkan risiko berkembangnya kanker pankreas.

"Paparan pestisida atau bahan kimia lain yang digunakan dalam pertanian atau industri juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker pankreas," kata dia.

Makan makanan sehat yang tinggi nutrisi seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian dan protein tanpa lemak, dan membatasi asupan daging merah dan lemak jenuh juga penting. Tidak merokok atau berhenti merokok adalah cara penting lainnya untuk meminimalkan risiko.

ACS menyebut merokok sebagai salah satu faktor risiko terbesar untuk kanker pankreas. Secara historis, laki-laki yang merokok memiliki kemungkinan risiko kanker pankreas lebih tinggi daripada perempuan, menurut dr Trinh.

 
Berita Terpopuler