Antisipasi Kemarau Panjang 2023: Perbanyak Tampungan Sumber Air

Kemarau panjang tahun ini disertai potensi El Nino.

Antara/Yusran Uccang
Musim kemarau panjang (ilustrasi).
Rep: Febrianto Adi Saputro Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian besar Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, Banten, dan Pulau Sumatra akan memasuki musim kemarau pada Mei 2023.

Pakar iklim dan bencana Universitas Gadjah Mada (UGM), Emilya Nurjani, mengimbau agar pemerintah setempat dan masyarakat melakukan langkah mitigasi menyusul kemarau panjang disertai potensi El Nino yang terjadi di sejumlah daerah.

"Pemanfaatan sumber air yang efektif dan efisien," kata Emilya kepada Republika, Jumat (28/4/2023). Langkah mitigasi lainnya yang bisa dilakukan yaitu dengan membuat sumber air berupa embung, bendung yang dapat dapat dimanfaatkan untuk domestik dan pertanian.

Selain itu masyarakat juga perlu bisa melakukan rain water harvesting dari atap rumah yang ditampung ke sumur gali, sumur resapan, tandon air, untuk pemanfaatan kebutuhan domestik/rumah tangga di musim transisi saat ini dimana masih banyak hujan.

"Menanam pohon juga bisa dilakukan untuk meningkatkan kelembapan udara dan menurunkan suhu (jangka panjang)," kata dia.

Namun jika kekeringan sudah berlangsung, Emilya menyarankan beberapa aksi yang bisa dilakukan antara lain membuat sumur bor atau sumur renteng di persawahan untuk kebutuhan air pertanian.

Selain itu juga bisa dilakukan dropping air ke wilayah terdampak parah akibat kekeringan. "Jika sangat penting melakukan penyemaian uap air untuk teknologi modifikasi cuaca dengan hujan buatan," ujarnya.

 
Berita Terpopuler