Niat Puasa Syawal 6 Hari, Hukum, dan Waktu Pelaksanaannya

Keutamaan puasa Syawal seakan puasa wajib setahun penuh.

network /Ani Nursalikah
.
Rep: Ani Nursalikah Red: Partner

Ilustrasi puasa Syawal. Niat Puasa Syawal 6 Hari, Hukum, dan Waktu Pelaksanaannya. Foto: Pixabay

MAGENTA -- Setelah Ramadhan selesai, umat Islam memasuki bulan Syawal. Setelah merayakan Idul Fitri, ada amalan sunnah yang dianjurkan dilakukan seorang Muslim, yakni puasa Syawal selama 6 (enam) hari.

Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

.

.

Artinya “Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun” (HR Muslim).

Hukum Puasa Syawal

Terkait hukum puasa Syawal, ulama mazhab terbagi. Dalam Yang Harus Diketahui dari Puasa Syawal terbitan Rumah Fiqih, Ahmad Zarkasih mengatakan pendapat yang mengatakan puasa 6 hari Syawal itu adalah sebuah kemakruhan adalah pendapat yang dipegang oleh madzhab Imam Malik di Madinah. Yang jelas memang berbeda dengan pendapat jumhur (al-Hanafiyah, al-Syafiiyah dan al-Hanabila) yang berpendapat puasa Syawal itu puasa sunnah.

Waktu Pelaksanaan Puasa Syawal

Kementerian Agama dalam rubrik Tanya Jawab Fiqih di situsnya mengatakan idealnya puasa sunnah Syawal enam hari itu dilakukan persis setelah Hari Raya Idul Fitri, yakni pada 2-7 Syawal. Tetapi, orang yang berpuasa di luar tanggal itu, sekalipun tidak berurutan tetap mendapat keutamaan puasa Syawal seakan puasa wajib setahun penuh.

Bahkan orang yang mengqadha puasa atau menunaikan nadzar puasanya di bulan Syawal tetap mendapat keutamaan seperti mereka yang melakukan puasa sunnah Syawal. Wktu pelaksanaannya yang ideal adalah enam hari berturut-turut setelah satu Syawal. Tetapi keutamaannya tetap bisa didapat bagi mereka yang berpuasa tanpa berurutan.

Tata Cara dan Niat Puasa Syawal

Tata cara puasa Syawal sama dengan puasa sunnah pada umumnya. Berikut adalah lafal niatnya yang dibaca pada malam hari,

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah ta’ala.”

Karena ini puasa sunnah, maka jika lupa niat pada malam hari boleh niat pada siang harinya. Berikut adalah niat puasa Syawal jika dibaca di siang hari,

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatisy Syawwâli lillâhi ta‘âlâ

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Syawal hari ini karena Allah ta’ala.” Allah SWT."

BACA JUGA:

Ekstrem! Suhu di Thailand Tembus 45 Derajat Celsius, Otoritas Keluarkan Peringatan

Sejarah Halal Bihalal Idul Fitri di Indonesia, Lengkap dengan Doa Silaturahim

7 Sunnah Idul Fitri Sesuai Tuntunan Nabi Muhammad, Jangan Lewatkan

Sejarah dan Filosofi Anyaman Ketupat, Sudah Ada Sejak Masa Kerajaan Demak

Pernah Ditanya Soal Perbedaan Waktu Hari Raya, Ini Jawaban Buya Hamka

Kisah Soedirman: Guru SD yang Jadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat

 
Berita Terpopuler