Alasan Dishub DKI Jakarta Bongkar Trotoar dan Jalur Sepeda di Simpang Santa

Dishub DKI mengaku pembongkaran berdasarkan kajian bersama Satlantas Polda Metro.

Republika/ Ali Mansur
Sejumlah kendaraan bermotor melewati jalan yang sebelumnya merupakan jalur pedestrian dan jalur sepeda di simpang Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Ahad (16/4).
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belakangan viral di media sosial foto-foto dan informasi dibongkarnya jalur pedestrian dan jalur sepeda di persimpangan lampu merah Santa, Jakarta Selatan dan menuai kecaman warganet. Dinas Perhubungan DKI Jakarta menjelaskan, pihaknya melakukan perbaikan ukuran jalan raya yang terkait dengan bentuk fisik jalan (geometrik) di Simpang Jalan Wijaya I-Jalan Wolter Monginsidi-Jalan Suryo (lampu merah Santa), Jakarta Selatan untuk mengurai kemacetan dan menambah kenyamanan warga yang berlalu lintas.

Baca Juga

"Penataan tersebut dilakukan agar distribusi kendaraan dapat berjalan lebih baik, seiring dengan semakin tingginya kemacetan di area tersebut," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Syafrin Liputo dalam keterangan tertulis, Ahad (16/4/2023).

Ditambah lagi, Syafrin melanjutkan, setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut, semakin banyak pula aktivitas masyarakat di luar rumah. "Pemprov DKI Jakarta terus mengupayakan berbagai langkah cepat yang dibarengi evaluasi, sehingga kebijakan efektif dan tepat sasaran," ujar Syafrin.

Setelah melalui kajian bersama Satuan Lalu Lintas Polda Metro Jaya, diputuskan untuk membuka ruas jalan yang tidak dipakai untuk kendaraan melintas atau jalan idle sebagai akses kendaraan. Kemudian, Dinas Bina Marga (DBM) DKI melakukan penyesuaian pada trotoar dengan melakukan pemasangan ramp yang menyesuaikan kemiringan trotoar dan diaspal sehingga jalan idle dapat dilintasi kendaraan.

Saat ini, kata Syafrin, Pemprov DKI Jakarta terus memantau kondisi lalu lintas di persimpangan Santa untuk kemudian dikaji lebih lanjut. Dishub DKI Jakarta juga telah menurunkan sejumlah personel untuk mengawasi pergerakan lalu lintas di persimpangan Santa usai ditata.

Dishub DKI Jakarta juga mengklaim telah melakukan pertemuan dengan beberapa komunitas seperti Koalisi Pejalan Kaki, Bike to Work, Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Road Safety Asociation, dan Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) di Simpang Santa pada Ahad pagi. Dalam pertemuan tersebut, Dishub DKI memberikan penjelasan terkait tujuan dilaksanakannya penataan simpang Santa dan akan dilaksanakan penataan kembali terhadap fasilitas pejalan kaki dan pesepeda di kawasan tersebut.

"Kami akan membuat desain penataan fasilitas pejalan kaki dan pesepeda dengan melibatkan komunitas, sebelum dilaksanakan penyediaan fasilitasnya. Sehingga bagi pejalan kaki dan pesepeda yang akan menyeberang tetap memenuhi prinsip pergerakan yang selamat, aman, nyaman, dan menerus," jelas Syafrin.

 

 

Berbeda dengan pernyataan Syafrin yang telah menyosialisasikan pembongkaran trotoar di simpang Santa, Komunitas Bike to Work (B2W) Indonesia melah siap melayangkan somasi kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta jika tidak mengembalikan jalur pedestrian dan sepeda di simpang Santa, Jakarta Selatan, seperti semula. Pemprov DKI Jakarta diberikan waktu untuk membenahinya selama sepekan, maksimal setelah perayaan Idul Fitri 2023.

"Kami beri waktu, kalau tidak diperbaiki maka kami somasi karena ada penghancuran terhadap aset dan Pemprov (DKI) Jakarta telah mengabaikannya," ujar Ketua (B2W) Indonesia Fahmi Saimima saat dihubungi Republika, Ahad (16/4/2023).

Institute for Transportation and Development Policy (ITDP), pun ancang-ancang akan mengambil langkah hukum. “Kami akan melakukan upaya hukum apabila keberadaan fasilitas pejalan kaki dan lajur sepeda tidak dikembalikan sebagaimana sebelumnya,” kata Urban Planning, Gender, and Social Inclusion Associate ITDP Deliani Poetriayu Siregar saat dihubungi, Ahad (16/4/2023).

Menurut Deliani, kebijakan kontroversial tersebut tidak akan menyelesaikan kemacetan lalu lintas kendaraan bermotor di ruas-ruas jalan di wilayah DKI Jakarta.

“Permasalahan Kawasan Kebayoran Baru terkait dengan kendaraan bermotor, bukan karena kekurangan ruang, namun jumlah penggunaan kendaraan yang terus meningkat,” ujar Deliani.

 

Anggaran jalur sepeda DKI dikurangi - (Republika)

 
Berita Terpopuler