Kata Buya Hamka Ada Dua Perkara Penghambat Berbuat Baik

Ada saja hambatannya meski boleh dibilang berbuat baik adalah perbuatan yang mudah.

network /Ani Nursalikah
.
Rep: Ani Nursalikah Red: Partner

Buya Hamka. Kata Buya Hamka Ada Dua Perkara Penghambat Berbuat Baik. Sumber: Dok. Republika

MAGENTA -- Ramadhan adalah bulan mulia. Ramadhan juga bulan kesempatan berbuat baik bagi seluruh kaum muslimin dengan pahala berlimpah. Ajakan berbuat baik pernah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam saat bulan puasa.

Dalam sebuah hadits, Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih banyak lagi melakukan kebaikan di bulan Ramadhan. Beliau memperbanyak sedekah, berbuat baik, membaca Alquran, sholat, zikir, dan itikaf.” (Zaadul Ma’ad, 2: 25).

Namun, ada saja hambatannya meski boleh dibilang berbuat baik adalah perbuatan yang mudah dan kapan saja bisa dilakukan, tidak harus melulu di bulan puasa. Dalam bukunya yang berjudul Falsafah Hidup terbitan Republika 2015, Buya Hamka membagi dua perkara yang menghambat untuk berbuat baik.

Dua perkara penghambat berbuat baik

Pertama adalah halangan. "Halangan tersebab sakit, lapar, miskin, dan seumpannya," tulis Hamka yang bernama lengkap Haji Abdul Malik Karim Amrullah dalam buku setebal 427 halaman tersebut.

Kedua, lanjut Hamka, adalah takshir (kelalaian). Menurut Hamka takshir dibagi lagi menjadi empat perkara, antara lain.

1. Tidak dapat membedakan mana yang hak dengan mana yang batil, atau di antara yang baik dengan yang buruk. Obatnya mudah saja, yaitu belajar.

2. Tidak terbiasa mengerjakan yang baik, sehingga dirasakan mengerjakan yang jahat itu baik juga. Menghilangkannya tidak semudah yang pertama, berkehendak kepada latihan.

3. Menyangka yang jahat itu baik, dan yang baik itu jahat. Karena telah terdidik dari kecil dalam perasaan yang demikian. Lebih sukar mengobatinya daripada yang kedua. Ini harus mendapat pendidik atau guru yang lapang dada, yang sabar.

4. Berpendapat bahwa mengerjakan kebaikan itu sia-sia saja, dan bekerja jahat itulah yang utama. Ini pun lebih sukar memperbaikinya dari pada yang ketiga.

Dari empat perkara tersebut, menurut Hamka, yang pertama namanya orang bodoh. Yang kedua namanya bodoh dan sesat. Yang ketiga namanya bodoh, sesat, dan fasik. Dan yang keempat namanya bodoh, sesat, fasik, dan jahat (durjana).

Baca juga:

On This Day: 1 April 2004, Google Luncurkan Gmail

Kesederhanaan Bung Hatta: Ironi Sepatu Bally tak Terbeli dan Tas Branded Istri Pejabat

Sukarno tak Puasa Ramadhan Saat Bacakan Teks Proklamasi, Apa Sebab?

Niat Puasa Ramadhan, Jangan Lupa Dibaca Setiap Hari

Bacaan Doa Qunut Arab, Latin, dan Terjemahan

 
Berita Terpopuler