Bung Towel: Kalau Sampai Kena Sanksi FIFA, Lengkaplah Penderitaan Kita

Menurut Towel, Indonesia akan sulit dipercaya jadi tuan rumah ajang internasional.

Republika/Afrizal Rosikhul Ilmi
Tommy Welly
Rep: Frederikus Bata Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola Tommy Welly menyayangkan fakta gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Menurutnya, ini menjadi tragedi bagi geliat sepak bola Tanah Air.

Baca Juga

Ia mencoba melihat ke belakang. Sosok yang akrab disapa Bung Towel berpendapat, fakta ini merupakan sejarah baru. Sebelumnya, tidak ada yang seperti ini. 

"Sepengetahuan saya, dalam sejarah sepak bola, tidak ada negara yang berjarak dua bulan lagi menjadi tuan rumah, tiba-tiba dicabut statusnya," kata pria berusia 52 tahun itu dalam saluran youtube Gocek Bung Towel, Jumat (31/3/2023).

Towel memikirkan dampaknya. Menurut dia, ke depan, Indonesia akan sulit dipercaya menjadi penyelenggara sebuah turnamen sepak bola. Bahkan olah raga apa pun di pentas internasional. 

Ia sudah memiliki firasat buruk sejak drawing dibatalkan. Pasalnya, ia mendengar kalimat, di mana PSSI sedang berupaya agar sepak bola Indonesia tidak dikucilkan dari sepak bola dunia. Setelahnya, tidak berhenti sampai di situ.

"Kalau yang paham sepak bola, berkali-kaki saya bilang, itu relevansinya dengan sanksi FIFA," ujar Towel.

PSSI tidak berhenti berusaha. Dipimpin oleh Ketua Umum Erick Thohir, Induk sepak bola tanah air itu melobi FIFA. Towel memprediksi lobinya lebih difokuskan agar Indonesia tidak terkena sanksi.

Menurutnya, FIFA kecewa dengan komitmen Indonesia sebagai tuan rumah. Ia sendiri kecewa mendengar pernyataan PLT Menpora, Muhadjir Effendy yang mengatakan Piala Dunia U-20 bukan skala prioritas. Sebab efeknya kemana-mana.

Ia mencoba merasakan kegundahan hati Hokky Caraka dan rekan-rekan. Para pemain tersebut, lanjut Towel, bekerja keras selama ini. Tapi kemudian semuanya sirna.

"Apa rasanya? Ada yang mau bertanggung jawab dengan kehancuran hati mereka? Kalimat-kalimat membesarkan hati nggak ada gunanya. Mereka sedang terpuruk saat ini," ujar pengamat kelahiran Bandung ini.

Pada akhirnya Towel menggambarkan bagaimana situasi di FIFA. Sebuah organisasi super power dengan beranggotakan lebih dari 200 negara. Indonesia mendapatkan keistimewaan menjadi tuan rumah sebuah ajang penting.

Ia mendengar adanya seruan tentang standar ganda FIFA. Towel sependapat. Pada saat yang sama kita juga demikian. 

"Tapi yang standar juga bukan hanya FIFA, kita pun standar ganda. Siapa yang tidak tahu, sepak bola kita yang kental dengan politik. Kalau besok lusa, kita kena sanksi, maka lengkaplah sudah penderitaan kita," ujar alumnus Universitas Padjajaran ini.

Presiden Joko Widodo telah meminta Ketum PSSI agar terus berupaya berkoordinasi dengan FIFA, menjauhkan Indonesia dari sanksi. Jokowi tak mau negara kita dikucilkan dari persepakbolaan dunia.

 
Berita Terpopuler