'Masyarakat Cepat Lupa, Tapi Isu Timnas Isreal akan Terus Digoreng untuk Serang Ganjar'

Perlu survei untuk ukur apakah penolakan timnas Israel pengaruhi elektabilitas Ganjar

Dokumen
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dalam Rapat Koordinasi Menyambut Idul Fitri 1444 Hijriyah, di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Jumat (31/3/2023). Ganjar belakangan berada dalam pusaran polemik menyusul batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Fauziah Mursid, Wahyu Suryana, Nawir Arsyad Akbar, Dessy Suciati Saputri

Baca Juga

Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno mengatakan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi sosok yang paling banyak mendapat sentimen negatif dari warganet (netizen) di sosial media usai Indonesia dicoret FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia U20. Namun, apakah sentimen negatif warganet ini berpengaruh kepada elektabilitas Ganjar yang selalu memimpin dalam survei berkaitan Pilpres 2024, masih harus dibuktikan dengan data.

"Saya tak mau berspekulasi. Apakah rujakan netizen dan sentimen negatif di media itu automatically berkoherensi dengan turunnya elektabilias Ganjar. Harus ada survei untuk mengukur itu semua. Tak bisa hanya berdasarkan asumsi atau praduga umum," ujar Adi dalam keterangannya kepada Republika, Jumat (31/3/2023).

Meski demikian Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini menilai, biasanya secara umum sentimen negatif berkolerasi positif dengan turunnya elektabilitas. "Tinggal diukur apakah turunnya signifikan atau tipis saja," ujarnya.

Hanya saja, Adi mengingatkan masyarakat Indonesia adalah tipe pemilih yang cepat lupa. Sehingga sentimen negatif semacam ini bersifat sesaat.

"Pemilih kita cepat lupa dan mudah memaafkan. Sentimen negatif semacam itu kadang hanya meletup sesaat saja. Yang jelas ini akan jadi gorengan politik untuk terus nyerang Ganjar," ujarnya.

Adi mencontohkan berbagai sentimen publik kepada tokoh maupun partai politik yang nyatanya tidak berpengaruh kepada keterpilihan saat pemilu. Mulai dari Golkar yang dinilai sebagai perpanjangan era Orba nyatanya Golkar menang pileg 2004, kemudian PDIP pada pemilu 2014 dan 2019 lalu dituding tidak ramah terhadap umat Islam, tetapi menang pileg dan pilres dua kali beruntun.

Begitu juga, Prabowo dan Gerindra yang sempat diprediksi terjun bebas setelah berkoalisi dengan Pemerintahan Presiden Joko Widodo, nyatanya tetap masuk dua besar survei. Selain itu, ada juga Ketua Umum dan Sekjen Golkar serta PPP yang berurusan dengan KPK pada waktu lalu, tetapi hasil pilegnya Golkar runner up perolehan suara di Senayan dan PPP lolos ke Senayan.

"Itu kejadian politik di kita. Betapa pendeknya memori pemilih. Apakah peristiwa politik lampau itu akan berlaku pada Ganjar masa mendatang. Atau malah sebaliknya. Waktu dan kerja politik yang bisa jawab," ujarnya.

Adi menyebutkan, ramainya aktivitas di medsos dan gemuruhnya pemberitaan media sering berbeda dengan realitas politik hasil pemilu. Sebab, kata dia, masalah yang terjadi di permukaan hanya sesaat dan isunya lekas berganti. Sementara, penentunya adalah meyakinkan pemilih jelang pencoblosan.

"Apalagi, banyak yang agresif di medsos tak ke TPS saat pemilu, hanya ramai di medsos seakan-akan dunia sudah ditaklukkan," ujarnya.

Berbeda dengan Adi, pengamat politik Dedi Kurnia Syah meyakini blunder Ganjar Pranowo yang menolak timnas Israel berlaga di Piala Dunia U20 menjadi petaka bagi elektabilitas kader PDIP tersebut. Hal ini karena sikap Ganjar tersebut dinilai publik sebagai salah satu penyebab batalnya Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan olahraga tersebut.

"Hal ini bisa diartikan sebagai petaka elektabilitas Ganjar, ia tidak mampu mengendalikan ambisinya sebagai tokoh yang sedang gandrung simpati, tetapi gagal menyatakan gagasan dan ide yang lebih besar," ujar Dedi kepada Republika, Jumat (31/3/2023).

Dedi menyebut, hal bisa terjadi pascasikap Ganjar di Piala Dunia U20, PDIP dan Ganjar bisa saja mendapat tambahan simpati dari kelompok pemilih pro Palestina. Hanya, kata Dedi, pemilih pro Palestina sudah cukup kuat di partai berbasis Islam seperti PKS.

"Sehingga upaya PDIP dan Ganjar justru akan dianggap sebatas mencari panggung di waktu yang tidak tepat. Situasi ini bisa saja simpati didapat, tetapi tidak menambah pemilih," ujar Dedi.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini melanjutkan, sebaliknya, pemilih PDIP yang selama ini lebih terbuka terhadap Israel justru mempertanyakan sikap PDIP yang tidak seperti biasanya. Bahkan untuk urusan Sepak Bola yang miliki jumlah penggemar cukup banyak, bisa berganti kecewa dengan sikap PDIP dan Ganjar tersebut.

"Artinya, simpati yang di dapat tidak menambah suara, pemilih loyal yang sudah ada cenderung kecewa dan meninggalkan Ganjar juga PDIP," ujarnya.

Dia juga menilai, situasi yang terjadi saat ini murni kesalahan Ganjar yang tidak dapat menimbang dalam mengeluarkan pernyataan. Apalagi, penolakan Ganjar menunjukkan dia tidak paham soal kolektifitas pemerintah.

"Memahami situasi itu, ini murni kesalahan Ganjar yang tidak menimbang dalam statement. Ganjar pun sebenarnya sebagai kepala daerah tidak miliki kewenangan terkait itu, Ganjar jelas hanya memikirkan nasib politiknya sendiri," ujarnya.

Selain itu, kata Dedi, gelaran Piala Dunia U20 yang seharusnya menjadi materi propaganda Jokowi di tengah situasi ekonomi yang memburuk penting untuk reputasi pemerintah. Sehingga kegagalan ini jelas mengecewakan bagi Jokowi.

"Dan PDIP dianggap sebagai dalang, maka relasi Jokowi dan PDIP bisa saja terganggu," kata Dedi.

 

 

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menanggapi cibiran warganet kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali Wayan Koster usai dibatalkannya status tuan rumah Indonesia dalam Piala Dunia U-20. Menurutnya, dinamika tersebut merupakan salah satu ujian bagi seorang pemimpin.

"Itu bagian dari suatu dinamika, suatu ujian-ujian agar pemimpin-pemimpin Indonesia memang kokoh di dalam prinsip berdasarkan suatu sejarah yang benar berdasarkan keyakinan ideologi," ujar Hasto di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis (30/3/2023).

Penolakan terhadap tim nasional Israel dari Ganjar dan Koster merupakan bentuk sikap kemanusiaan terhadap Palestina. Mengingat negara berlambang bintang Daud itu mengambil kebijakan antikemanusiaan dan melanggar hukum internasional.

"Pak Koster, Pak Ganjar, dan juga kader-kader PDI Perjuangan yang lain telah menunjukkan sikapnya yang kokoh secara ideologis dan itu muncul dari kesadaran terhadap sejarah. Kesadaran terhadap apa yang terjadi di dunia internasional," ujar Hasto.

Dinamika elektoral dipandangnya satu hal yang lumrah. Termasuk dinamika setelah PDIP menjadi salah satu pihak yang menolak kehadiran tim nasional Israel dan berimbas pada batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

"Bahwa itu mengandung suatu konsekuensi atas sikap kader PDIP, yaitu harus kami terima. Kemudian kami tetap bergerak dengan keyakinan, karena dalam konteks memilih calon pemimpin anggota legislatif, menteri, presiden, wakil presiden pasti rakyat ingin pemimpin yang kokoh," ujar Hasto.

Adapun penolakan terhadap tim nasional Israel ditegaskannya tak berdasarkan kalkulasi elektoral untuk pemilihan umum (Pemilu) 2024. PDIP, tegasnya, bertindak atas keyakinan ideologi, sejarah, dan konstitusi Indonesia.

"Kami ikut sedih, kami ikut duka, tapi dalam konteks ini kita adalah bangsa gemblengan, kita bangsa besar yang tidak mudah runduk dalam berbagai kesalahan, tapi kita kemudian mencari jalan keluar bagi masa depan," ujar Hasto.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini memberikan tanggapannya terkait dua gubernur yang menolak kehadiran timnas Israel sebagai peserta Piala Dunia U-20 yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali Wayan Koster. Jokowi pun kembali menegaskan agar semua pihak tak mencampuradukkan urusan olahraga dan juga politik.

"Yang paling penting jangan dicampuradukkan, saya sudah sampaikan kan. Jangan dicampuradukkan ada wilayah politik ada wilayah bola," kata Jokowi di Lido, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (31/3/2023.

Meskipun begitu, Jokowi menilai bahwa perbedaan pandangan merupakan hal yang wajar karena Indonesia merupakan negara demokrasi.

"Ya ini negara demokrasi," kata Jokowi.

Sebelumnya, Jokowi meminta agar masyarakat tak mencampuradukkan urusan olahraga dengan urusan politik. Hal ini disampaikannya menanggapi masalah penolakan sejumlah kalangan terhadap keikutsertaan Timnas Israel dalam Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia.

“Jangan mencampuradukan urusan olahraga dan urusan politik,” kata Jokowi dalam pernyataannya terkait Piala Dunia U-20, yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (28/3/2023).

Jokowi juga meminta masyarakat agar tak saling menyalahkan satu sama lain setelah FIFA memutuskan mencoret Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023. Ia tak ingin, energi bangsa Indonesia habis untuk masalah ini saja.

“Jangan menghabiskan energi untuk saling menyalahkan satu sama lain. Dan sebagai bangsa yang besar, kita harus melihat ke depan, jangan melihat ke belakang,” ujar Jokowi dalam keterangannya yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (30/3/2023).

 

 

 

Piala Dunia U-20 2023 Indonesia - (DOK PSSI)

 
Berita Terpopuler