Maneh, Semangat Keberanian, dan Kautaman Istri Lasminingrat, Google Doodle Hari ini

Lasminingrat, tokoh Google Doodle Hari ini, pendiri sekolah Kautaman Istri. Ia merupakan anak R Hadji Moehamad Moesa penulis lirik naha maneh kitu.

.
Rep: oohya! I demi Indonesia Red: Partner

Google Doodle hari ini menampilkan Lasminingrat, pendiri sekolah Kautaman Istri. Ia menulis buku Tjarita Erman dan Warnasari.

Preangerbode edisi 23 Juni 1918 menulis gambaran sekolah pribumi. Sekolah anak-anak pribumi, disebut tulisan itu, menumbuhkan semangat keberanian yang berlawanan dengan sifat budak pribumi yang selalu berjalan merunduk. Bahkan ketika rumah penguasa tertutup pintunya pun, mereka melewatinya dengan jalan merunduk.

Maka, Belanda memiliki kepentingan terhadap keberadaan sekolah-sekolah pribumi. Guru-guru sekolah pribumi lalu meminta murid-muridnya agar selalu berterima kasih kepada Belanda berkat diadakannya sekolah pribumi itu.

Di Garut pada 1911, RA Lasminingrat mendirikan sekolah Kautaman Istri di gudang berdinding bilik bambu di halaman kabupaten. Semula hanya ada 26 siswa, tapi pada 1918 sudah berkembang menjadi 200 siswa dalam lima kelas. Pada 1913, sekolah ini mendapat hibah dari pemerintah sebesar 1.200 gulden untuk pembangunan ruang sekolah.

Hari ini Lasminingrat ditampilkan di Google Doodle terkait dengan hari kelahirannya. Ia lahir pada 29 Maret 1854. Dalam mengelola sekolahnya, Lasminingrat mendapat dukungan dari Ny Jansen, istri asisten residen, dan D Mulder, tuan tanah di Sudimara. Namun sebelum mendirikan sekolah, ia telah aktif menulis buku yang digunakan untuk pengajaran anak-anak. Di antaranya Tjarita Erman (1875), saduran dari karya Hendrik van Eichenfels, dan Warnasari.

Lasminingrat adalah anak kepala penghulu Garut, Raden Hadji Moehamad Moesa. yang menulis lagi “Ayang-ayang Gung”. Lagu ini menyindir Wedana Ki Mastanu yang menjadi penjilat Belanda. Nama yang ada dalam nama menantunya, Bupati Garut Raden Aria Wiratanudatar. Di dalam lagu ini ada kalimat naha maneh kitu (mengapa kamu begitu). Sapaan maneh yang kasar jika diucapkan kepada pejabat, sempat ramai setelah dipakai oleh guru di Cirebon untuk menyapa Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam komentar di medsos.

Menurut Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie edisi 4 Mei 1927, bujuk rayu Haji Moehamad Moesalah yang membuat sekolah-sekolah pribumi didirikan di Priangan, karena semula hanya ada satu sekolah pribumi, yaitu di Bandung. Moehamad Moesa memiliki banyak teman dekat orang-orang Belanda yang berpengaruh.

Apakah karena itu, lantas ia memberi nama anak perempuannya Sarah? Lalu Sarah berganti nama menjadi Raden Ayu Lasminingrat setelah menikah dengan Raden Aria Wiratanudatar. Di Kautamaan Istri anak-anak perempuan diajari memasak, mencuci, membuat kerajinan. Rupanya, ini menarik hati orang-orang Belanda, karena –seperti yang ditulis Prangerbode, cara memasak pribumi, misalnya, dianggap sama buruknya dengan cara pribumi dalam bertani, sehingga perlu adanya pendidikan untuk itu.

Priyantono Oemar

 
Berita Terpopuler