Anak tak Lulus SNBP, Psikolog Ingatkan Sikap yang Harus Ditunjukkan Orang Tua

Hasil SNBP 2023 diumumkan hari ini, Selasa (28/3/2023).

Republika/Prayogi
Remaja sedang bersedih (ilustrasi). Anak-anak sebaiknya tidak dimarahi ketika tidak lulus SNBP. Orang tua perlu mendampinginya dan mencarikan alternatif lain untuk masuk ke perguruan tinggi negeri favorit.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada beragam reaksi yang bisa dirasakan anak dan orang tuanya setelah pengumuman hasil Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2023 pada Selasa (28/3/2023). Yang lulus seleksi tentu akan merasa bahagia atau bangga.

Sebaliknya, untuk yang gagal di SNBP, anak maupun orang tua mungkin saja merasa kecewa. Apakah orang tua boleh marah pada anak?

Menurut psikolog Alfa Restu Mardhika, jika dalam kasus anak gagal lolos ujian seleksi, hal pertama yang perlu diingat orang tua adalah tidak sekadar melihat hasil, melainkan proses yang telah dilalui anak. Orang tua juga tak boleh lupa bahwa ada faktor takdir yang ikut menentukan.

Baca Juga

"Kalau anak sudah berusaha, rajin les, belajar segala macam belum keterima, berarti mungkin ada sesuatu yang akan hadir lebih baik, walaupun itu memang harus kita cari, nggak bisa didapat saat itu juga," kata Alfa ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (28/3/2023).

Menurut Alfa, ayah dan ibu perlu menghargai proses yang telah dilakukan anak untuk membuat nilai rapornya dari kelas satu hingga tiga Sekolah Menengah Atas menjadi baik sehingga terpilih sebagai siswa yang eligible (berhak) mengikuti SNBP. Beri anak apresiasi, terlebih jika memang mereka sudah berusaha.

Jika ternyata anak memang kurang berusaha, menurut Alfa, maka itu bisa menjadi bahan diskusi, evaluasi, dan pembelajaran. Namun, ujungnya tidak boleh menyalahkan anak.

"Orang tua dan dapat melakukan evaluasi menyeluruh," kata Alfa.

Diskusikan bersama anak terkait kemungkinan yang menyebabkan tidak lulus. Jika merasa kurang berusaha, tinggal dicari alternatif solusi lain yang mungkin dapat jadi pengganti.

Lagi pula, masih ada jalur lain yang bisa dicoba anak untuk masuk ke perguruan tinggi negeri favorit. Selain SNBP, anak bisa mencoba alternatif Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) maupun jalur mandiri.

Artinya, apabila satu pintu gagal, bukan berarti menutup semua kemungkinan. Jadi, bisa mencari pintu mana yang masih terbuka dan menjadi bahan evaluasi untuk hal yang perlu diperbaiki.

"Orang tua jangan menyalahkan anak, tapi mendampingi dengan memberi solusi lain," kata Alfa yang juga co-founder Inshight Psikologi di daerah Jakarta Timur itu.

 
Berita Terpopuler