Tak Tahan Efek Samping Statin? Asam Bempedoat Bisa Jadi Alternatif Obat Penurun Kolesterol

Asam bempedoat tidak menimbulkan efek samping pada otot.

www.maxpixel.com
Obat-obatan (ilustrasi). Sebagian orang yang kadar kolesterolnya tinggi terganggu dengan efek samping statin. Mereka dapat memanfaatkan asam bempedoat untuk obat alternatif penurun kolesterol.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Selama ini, statin telah menjadi pengobatan terbaik dalam hal mengurangi LDL atau kolesterol jahat. Persoalannya, banyak pasien yang berisiko terkena penyakit jantung menolak meminumnya karena efek samping yang parah, seperti nyeri atau lemah otot.

Uji klinis besar yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American College of Cardiology pada Sabtu (4/3/2023) lalu menyebutkan bahwa ada obat alternatif penurun kolesterol bernama asam bempedoat. Temuan mengenai obat tersebut telah dipublikasikan di New England Journal of Medicine.

"Statin adalah dasar pencegahan penyakit kardiovaskular, dan direkomendasikan untuk sejumlah besar orang yang memiliki atau berisiko terkena penyakit kardiovaskular," kata penulis utama studi tersebut, dr Steven E Nissen, dilansir NBC News, Senin (6/3/2023).

Dari tujuh hingga 29 persen orang yang mengonsumsi statin mengalami efek samping yang tidak dapat mereka toleransi, dengan masalah utamanya adalah nyeri otot. Mereka akan merana jika kolesterolnya tidak turun.

Sementara itu, asam bempedoat tidak menimbulkan efek samping otot karena tidak aktif di otot dan jaringan lain di sekitar tubuh. Bahkan, ketika obat sampai ke hati, efek sampingnya benar-benar tidak aktif sama sekali.

LDL kolesterol berkontribusi pada penumpukan lemak di arteri, meningkatkan risiko serangan jantung dan strok. Menurunkan LDL adalah cara utama untuk melindungi dari penyakit jantung, yang menjadi penyebab utama kematian pria dan wanita di Amerika Serikat.

Asam bempedoat yang telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) sebelumnya telah terbukti menurunkan kolesterol bila digunakan dalam kombinasi dengan statin. Dalam uji coba terbaru, Nissen dan rekannya merekrut 13.970 orang yang tidak bisa mengonsumsi statin.

Secara acak, tim menugaskan mereka untuk menerima dosis harian asam bempedoat atau plasebo. Pada awalnya, kadar kolesterol LDL rata-rata pasien adalah 139,0 poin, lalu pada akhir enam bulan, kadar kolesterol LDL turun 29,2 poin.

Pada akhir masa tindak lanjut, yang berlangsung rata-rata 40,6 bulan, risiko serangan jantung di antara pasien yang menerima pengobatan telah berkurang sebesar 23 persen. Sementara risiko membutuhkan revaskularisasi jantung (prosedur untuk membersihkan arteri yang tersumbat) berkurang sebesar 19 persen.

Baca Juga

Ada sedikit peningkatan risiko komplikasi, termasuk asam urat dan batu empedu, pada pasien yang mendapat obat asam bempedoat dibandingkan mereka yang menerima plasebo. Para peneliti menemukan bahwa dibandingkan dengan orang-orang dalam kelompok plasebo, kelompok yang mengonsumsi asam bempedoat memiliki risiko kematian gabungan 13 persen lebih rendah akibat penyakit kardiovaskular, strok nonfatal, dan serangan jantung nonfatal.

Alih-alih hanya berfokus pada kadar kolesterol, para peneliti melihat data yang mungkin lebih berarti bagi seseorang, seperti risiko serangan jantung. Nissen berharap temuan ini akan mendorong lebih banyak pasien untuk menggunakan obat penurun kolesterol.

Kolesterol. - (Republika)

Esperion, perusahaan yang membuat dan memasarkan asam bempedoat, menjualnya sendiri atau menggabungkannya dengan obat penurun kolesterol kedua yang disebut ezetimibe. Kedua versi tersebut dihargai sekitar enam juta rupiah per bulan.

"Kami tidak ingin menggantikan statin sebagai terapi lini pertama. Siapa pun yang bisa mengonsumsi statin, harus meminumnya," kata seorang ahli jantung dan kepala medis di klini Esperion di AS, Joanne Foody.

""Asam bempedoat mungkin tidak seefektif statin, tetapi bisa menjadi obat penyelamat hidup bagi orang yang berisiko terkena penyakit kardiovaskular," papar Direktur Klinis Pusat Pencegahan Penyakit Kardiovaskular di Divisi Kardiologi Leon H Cheney di NYU Langone Health di AS, dr Howard Weintraub.

 
Berita Terpopuler