Merebus Pasta dengan Garam Beryodium Bisa Bahayakan Kesehatan

Orang sering menambahkan garam dalam air rebusan pasta.

Republika/Shelbi Asrianti
Aglio olio seafood pasta. Menambahkan garam beryodium saat merebus pasta dengan air minum yang diberi kloramin dapat membahayakan kesehatan.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasta termasuk makanan yang serbaguna dan mudah dibuat. Langkah utamanya adalah merebus pasta.

Biasanya, orang sering menambahkan garam dalam air rebusan pasta. Penelitian baru memperingatkan agar tidak menggunakan garam meja untuk merebus pasta.

Baca Juga

Reaksi kimia antara air panas, garam beryodium, dan pasta gandum dapat menghasilkan produk sampingan yang berbahaya. Dilansir laman Express, Jumat (3/3/2023), sering dicampur dengan berbagai garam dari unsur yodium, garam meja adalah bahan sederhana namun pokok yang ditemukan di hampir setiap dapur.

Namun, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science & Technology, menemukan bahwa menambahkan garam beryodium ke air pasta mungkin bukan ide terbaik. Belum jelas bagaimana garam beryodium ini berinteraksi dengan air minum yang diberi kloramin jika beberapa disinfektan tertinggal.

Dengan mengingat hal ini, tim peneliti menunjukkan merebus pasta dengan garam meja beryodium dapat menghasilkan produk sampingan yang berpotensi berbahaya. Di sebagian besar negara, air minum diolah dengan klorin atau kloramin sebelum keluar dari keran dapur atau kamar mandi.

Sejumlah kecil disinfektan ini dapat berakhir di air yang digunakan untuk memasak. Penelitian sebelumnya menunjukkan ketika tepung terigu dipanaskan dalam air ledeng yang mengandung residu klorin dan garam meja beryodium, produk sampingan desinfeksi beryodium yang berpotensi berbahaya dapat terbentuk.

Karena penelitian serupa belum dilakukan dengan makanan asli dan kondisi memasak di rumah, penelitian baru memutuskan untuk menyelesaikan perdebatan ini untuk selamanya. Susan Richardson dan rekannya ingin mencari tahu apakah ini bisa terjadi dalam situasi dunia nyata, dan bagaimana juru masak rumahan bisa meminimalkan pembentukan produk sampingan yang berbahaya ini.

Para peneliti merebus makaroni siku dengan air keran yang telah diolah dengan kloramin lalu menambahkan garam. Tes awal mereka merebus pasta sesuai petunjuk kemasan, tetapi upaya lain termasuk mengubah kondisi memasak dan jenis garam yang berbeda.

Tim peneliti kemudian mengukur jumlah enam trihalometana beryodium, yang berpotensi menjadi senyawa beracun, dalam makanan yang dimasak dan air pasta. Apa yang mereka temukan?

Garam Beryodium Vs Bebas Yodium

Yang mengkhawatirkan, mereka mendeteksi semua trihalometana beryodium dalam air mi dan pasta yang dimasak, tetapi kondisi memasak secara signifikan memengaruhi jumlahnya. Walaupun efek trihalomethanes tingkat rendah pada kesehatan manusia tidak jelas, kadar besar dari produk sampingan ini telah dikaitkan dengan masalah hati aritmia jantung, kanker, dan kondisi lainnya, menurut Centers for Disease Control (CDC).

Kabar baiknya, para peneliti juga berhasil mengidentifikasi empat cara untuk mengurangi kemungkinan konsumsi zat tersebut. Berdasarkan hasil penelitian mereka, tim merekomendasikan pasta harus direbus tanpa penutup dan mi harus ditiriskan dari air yang digunakan untuk memasaknya.

Selain itu, garam meja beryodium harus ditambahkan setelah pasta matang. Pilihan garam bebas yodium, seperti garam kosher dan garam Himalaya, sebaiknya digunakan jika juru masak rumahan ingin merebus pasta dalam air asin.

Mereka menjelaskan bahwa merebus pasta tanpa penutup memungkinkan senyawa terklorinasi dan yodium menguap keluar. Sementara itu, mi yang ditiriskan menghilangkan sebagian besar kontaminan yang mengganggu.

Selain itu, menambahkan garam meja setelah memasak akan mengurangi risiko pembentukan produk sampingan. Namun, jika Anda ingin tetap menggunakan garam saat memasak, pakai yang tidak beryodium.

 
Berita Terpopuler