Ada Kasus Flu Burung, Aman Nggak Makan Ayam dan Telur?

Flu burung merupakan penyakit zoonosis, bukan foodborne disease.

Republika/Imas Damayanti
Telur ayam. Di tengah kekhawatiran akan penularan flu burung, masyarakat diimbau tak takut mengonsumsi telur dan daging ayam.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter hewan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Khrisdiana Putri mengimbau agar masyarakat tidak takut untuk mengonsumsi daging unggas, seperti ayam, di tengah kewaspadaan terhadap kasus flu burung di Indonesia. Produk turunannya, seperti telur, juga aman.

"Avian influenza ini disebut sebagai zoonosis, bukan foodborne disease, jadi bukan penyakit tular-makanan," kata Khrisdiana saat dihubungi Antara melalui sambungan telepon, Kamis (2/3/2023).

Transmisi virus avian influenza atau flu burung bisa melalui feses atau kotoran dan cairan nasal dari unggas yang sakit. Meski begitu, menurut Khrisdiana, hingga saat ini masih menjadi perdebatan apakah kontak langsung dengan feses dan cairan tersebut dapat menyebabkan manusia langsung tertular.

Baca Juga

Cara Memproses Daging Unggas

Walaupun virus flu burung bukan dikategorikan foodborne disease atau penyakit yang ditularkan melalui makanan, Khrisdiana tetap mengimbau agar masyarakat memproses daging unggas dengan pemasakan yang baik dan tidak dikonsumsi setengah matang. Jalan yang paling baik, menurut dia, pilihlah unggas yang sehat untuk dikonsumsi.

"Ketika kita memasak daging dengan baik, handling dengan baik, jadi terutama pada saat dimasak ya harus dimasak dengan matang, tidak ada bahaya yang bisa menyertai," kata Khrisdiana.

Masalahnya ada saat penanganan ayam hidup, yakni ketika sebelum dilakukan penyembelihan sampai proses memasaknya. Pada produk telur, Khrisdiana juga mengingatkan agar masyarakat mencucinya terlebih dahulu untuk menghilangkan sisa feses yang mungkin menempel pada kulit telur.

Masyarakat juga tak perlu khawatir untuk mengonsumsi daging unggas dan telurnya. Sebab, menurut Khrisdiana, para peternak di Indonesia umumnya sudah andal dalam mengawasi produk-produknya dan tidak akan memasarkan produk hewan yang sakit untuk dikonsumsi oleh manusia.

 
Berita Terpopuler