Gejala Unggas Terinfeksi Flu Burung: Terengah-engah Hingga Mulut Terbuka, Segera Lapor

Peternak diminta segera melapor apabila ada unggas mati mendadak.

REUTERS/Mariana Nedelcu
Gejala flu burung pada unggas (ilustrasi).
Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter hewan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) drh Khrisdiana Putri mengimbau peternak melapor kepada dinas peternakan setempat apabila menemukan unggas yang mati mendadak. Utamanya jika peristiwa tersebut terjadi dalam jumlah banyak.

Baca Juga

Hal ini dinilai layak dilakukan agar langkah antisipasi penyebaran virus flu burung. "Jika ada kematian unggas mendadak terutama di unggas air, yang pertama harus dilakukan adalah pertama melapor kepada dinas peternakan setempat atau kepada balai veteriner yang paling dekat," kata Khrisdiana, Kamis (2/3/2023).

Hal tersebut dilakukan supaya langkah tindak lanjut dapat dilakukan, seperti pengambilan sampel hingga diagnostik penyakit pada hewan. Dengan begitu, pihak berwenang dapat memastikan apakah kematian unggas tersebut disebabkan oleh virus flu burung (avian influenza) atau tidak.

Unggas yang mati sebaiknya dikuburkan di dalam tanah dengan lokasi yang tidak berdekatan dengan kandang maupun tempat tinggal manusia. Lokasi penguburan juga harus jauh dari akses keramaian manusia maupun kemungkinan adanya hewan liar lainnya. Sebelum dikubur, unggas yang mati juga disarankan untuk dilakukan disinfeksi terlebih dahulu.

Menurut Khrisdiana, unggas yang terinfeksi virus flu burung biasanya menunjukkan gejala pernapasan seperti sesak napas. Unggas akan cenderung terengah-engah dan mulutnya terbuka.

Gejala lain yang mungkin timbul seperti pendarahan di bawah kulit ataupun kebengkakan di kepala. Unggas yang sakit cenderung tidak mau berjalan, memojok, hingga terlihat lelah. Khrisdiana juga mengingatkan, hewan yang sehat harus dipisahkan dari hewan yang sakit.

Walaupun belum diketahui potensi penularan flu burung terhadap manusia, Khrisdiana menganjurkan agar pemilik ternak menggunakan alat pelindung diri (personal protected equipment/PPE) terutama saat menangani hewan yang sakit.

"Minimal adalah masker. Kemudian juga memakai sarung tangan ketika kita handling dan bisa berganti baju. Disinfektan ini juga diperlukan untuk disinfeksi sekitarnya maupun sebelum masuk ke dalam ruangan atau rumah. Dan juga selalu melakukan PHBS, cuci tangan dan sebagainya itu akan sangat membantu," kata Khrisdiana.

 

 
Berita Terpopuler