Warga AS Tewas di Tepi Barat

Seorang Israel yang juga warga negara AS tewas dalam kekerasan di Kota Jericho

AP/Andrew Harnik/AP Pool
Seorang Israel yang tewas dalam kekerasan di Kota Jericho di Tepi Barat pada Senin (27/2/2023) juga memegang kewarganegaraan Amerika Serikat (AS). Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, mengutuk pembunuhan tersebut.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang Israel yang tewas dalam kekerasan di Kota Jericho di Tepi Barat pada Senin (27/2/2023) juga memegang kewarganegaraan Amerika Serikat (AS). Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, mengutuk pembunuhan tersebut.

"Kami mengutuk pembunuhan mengerikan terhadap dua bersaudara Israel di dekat Nablus dan pembunuhan  terhadap seorang warga Israel di dekat Jericho, yang juga seorang warga negara Amerika," kata Price, di laporkan Al Arabiya, Selasa (28/2/2023).

Price tidak mengidentifikasi korban tersebut. Namun, dalam Duta Besar AS untuk Israel Tom Nides mengidentifikasi orang tersebut berjenis kelamin laki-laki.

“Saya dapat memastikan bahwa seorang warga AS tewas dalam salah satu serangan teror di Tepi Barat malam ini. Saya turut berdukacita," ujar Nides.

Price meminta Israel untuk mengambil tindakan terhadap para pemukim yang terlibat dalam kekerasan tersebut, serta mereka yang dicurigai atas kematian warga Israel. Price mengatakan, seorang pria Palestina tewas dan 300 terluka dalam serangan oleh pemukim Israel. Mereka juga membakar puluhan rumah dan mobil.

“Kami juga mengutuk kekerasan tanpa pandang bulu berskala luas yang dilakukan pemukim terhadap warga sipil Palestina setelah pembunuhan itu,” kata Price.

Price mengatakan, Amerika Serikat menghargai seruan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Isaac Herzog untuk menghentikan kekerasan dam main hakim sendiri. Washington
berharap, Pemerintah Israel memastikan akuntabilitas penuh dan penuntutan hukum bagi mereka yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

“Akuntabilitas dan keadilan harus diupayakan dengan ketelitian yang sama dalam semua kasus kekerasan ekstremis,” kata Price.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler