Jelang Ramadhan, BI Sumsel Luncurkan Empat Inovasi Ketahanan Pangan

Jaga inflasi utamanya adalah ketersediaan pasokan atau terjadinya ketahanan pangan.

ANTARA/Muhammad Adimaja
Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aida Budiman berpose saat akan mengikuti Uji Kepatutan dan Kelayakan dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/11/2021).
Rep: Rahayu Subekti Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) luncurkan empat program unggulan sebagai inovasi pengendalian inflasi menjelang Ramadhan, khususnya komoditas pangan. Program tersebut diusung melalui Gerakan Nasional Pengendalian Infl asi Pangan (GNPIP) yang bersinergi dan selaras dengan program kemendarian pangan yang dicanangkan Pemerintah Sumsel pada Desemberi 2021 yakni Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP).

Keempat program tersebut yaitu optimalisasi pasar murah, peningkatan pasokan, modernisasi pertanian, dan peningkatan produksi. Inovasi tersebut mengemuka dalam perhelatan GNPIP Sumsel (24/10/2023) di Palembang dengan tajuk Sinergi dan Inovasi Untuk Ketahanan Pangan Nasional Melalui Program Sumsel Mandiri Pangan sebagai soft launching GNPIP menjelang kick off-nya pada awal Maret 2023.

Deputi Gubernur BI Aida S Budiman menyampaikan bahwa yang utama dalam menjaga inflasi adalah ketersediaan pasokan atau terjadinya ketahanan pangan. “Masalah klasikal yang kita hadapi adalah kesenjangan pasokan antar waktu dan antar daerah,” kata Aida, Jumat (24/2/2023).

Untuk itu, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) berkomitmen pastikan keterjangkauan dan ketersediaan. Begitu juga dengan kelancaran dan komunikasi kepada seluruh masyarakat.

Program menanam cabai GNPIP telah berperan dalam ketersediaan dan pengendalian harga di pasar. Dengan begitu, GNPIP masih diperlukan untuk mencapai ketahanan pangan.

“Pada tahun kedua GNPIP ini, kita perlu pastikan ketersediaan pasokan dan distribusi sebagai fokus utama. Mari kita penuhi dengan jumlah yang cukup dan harga yang terjangkau,” ungkap Aida.

Gubernur Sumsel Herman Deru menyampaikan, komoditas pertanian menjadi sektor yang paling bertahan saat pandemi Covid-19 dan mendukung pertumbuhan. Dalam rangka mendukung hal tersebut, Herman mengatakan perlu perubahan pola pikir masyarakat dari membeli menjadi menghasilkan untuk menciptakan kemandirian gizi pangan.

“Mari kita bersama menciptakan solusi dan melakukan eksekusi yang konkret bagi sektor pertanian di tengah anomali cuaca, dengan konektivitas dan distribusi yang baik,” jelas Herman.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler