Tes Mata Dapat Prediksi Risiko Strok Puluhan Tahun Sebelumnya

Kondisi retina dibandingkan dengan usia biologis dapat prediksi risiko strok.

EPA-EFE/ALEX PLAVEVSKI
Seorang dokter memeriksa mata pasien. Risiko strok dapat terlihat dari kondisi retina, menurut penelitian terbaru.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Retina adalah lapisan jaringan saraf peka cahaya di bagian belakang mata, yang menerima gambar dan mengirimkannya sebagai sinyal listrik ke otak melalui saraf optik. Scan mata dari 46.969 orang menunjukkan bahwa kesenjangan usia retina bisa menjadi indikator kunci untuk risiko strok.

Kesenjangan usia retina adalah perbedaan antara usia seseorang dan usia retina mereka. Untuk penelitian ini, peneliti mengumpulkan data tentang gaya hidup responden, seperti status merokok dan konsumsi alkohol.

Baca Juga

Dalam publikasinya di jurnal BMC Medicine, para peneliti mencatat bahwa orang dengan usia retina yang lebih tua memiliki kemungkinan 2,3 kali lebih besar untuk mengalami strok dalam enam tahun ke depan. Bahkan, perbedaan satu tahun antara usia pasien yang sebenarnya dan usia biologis retina dapat meningkatkan risiko strok sebesar lima persen.

"Teknologi canggih ini memungkinkan untuk memprediksi risiko strok bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun sebelumnya, ketika seseorang masih sehat dan bahagia," ujar konsultan dokter mata di Rumah Sakit Singleton, Swansea, Inggris, Gwyn Williams, mengomentari hasil penelitian tersebut, dilansir laman Express, Rabu (8/2/2023).

Tim peneliti mengemukakan kesimpulan mereka, yang menyatakan bahwa kesenjangan usia retina memiliki potensi besar dalam memungkinkan skrining strok yang lebih akurat, mudah diakses, efisien, hemat biaya, dan noninvasif. Namun, ini masih memerlukan lebih banyak penelitian pada populasi yang berbeda untuk mengeksplorasi validitasnya.

Layanan kesehatan nasional (NHS) di Inggris mengatakan bahwa beberapa kondisi dapat membantu memprediksi strok, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Kondisi kesehatan lain yang terkait dengan risiko strok yang lebih besar meliputi kolesterol tinggi, fibrilasi atrium, penyakit pembuluh darah perifer, dan penyakit jantung.

Jika telah didiagnosis dengan salah satu dari kondisi itu atau komplikasinya, masih ada hal yang dapat dilakukan untuk meminimalkan risiko strok. Menurut NHS, sebagian besar strok dapat dicegah.

Deteksi gejala strok dengan metode FAST - (Republika)

Bagaimana caranya? Pertama, jika memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada, penting untuk mengelolanya secara efektif agar dapat membantu meminimalkan risiko strok.

Kedua, kebiasaan tidak sehat harus dihentikan, termasuk merokok dan minum alkohol. Selain itu, olahraga lebih sering dan konsumsi makanan yang sehat dan kurangi asupan garam.

Minum obat yang telah diresepkan dan lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur. Jika merasa membutuhkan dukungan untuk menerapkan pilihan gaya hidup yang lebih sehat, bicarakan dengan dokter.

 
Berita Terpopuler