Dokter Anak: Batuk Pilek tidak Perlu Obat, Demam Itu Baik

Kenali tanda bahaya ketika anak demam.

republika/ yogi ardhi
Anak sakit (ilustrasi). Orang tua patut waspada jika anak mengalami penurunan drastis frekuensi kencing setelah demam.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu gagal ginjal yang dikaitkan dengan obat pereda demam kembali mencuat. Dr Fransisca Handy pun mengingatkan agar orang tua tidak terlalu khawatir jika anaknya mengalami demam ataupun batuk pilek.

Pasalnya, batuk pilek yang sering terjadi pada anak penyebabnya ialah virus. Penyakit ini dapat sembuh sendiri sekitar satu hingga dua pekan tanpa memerlukan obat.

Baca Juga

"Pada dasarnya, batuk pilek yang terjadi pada anak-anak tidak perlu obat dan demam juga sebetulnya reaksi yang menolong tubuh anak kita melawan virus dengan lebih efektif, jadi, demam itu baik," jelas dr Fransisca saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (8/2/2023).

Batuk dan pilek adalah cara alamiah tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan. Itu artinya, mekanisme itu ada bukan untuk dibasmi.

Hanya saja, orang tua perlu membuat anak tetap nyaman. Caranya dengan memberikan minum air putih dan lingkungan yang kondusif untuk penyembuhan anak.

"Kalau masih ada perokok di dalam rumah, ayo ikut program berhenti merokok," kata dia.

Rokok, menurut dr Fransiska, merupakan biang kerok batuk pilek yang lebih berat dan sering terjadi pada anak. Pastikan lingkungan anak kondusif, tidak ada polusi asap rokok.

"Kalau yang pakai AC, jangan terus-terusan," ujar dr Fransisca.

Yang juga tak kalah penting untuk merawat anak yang sedang demam dan batuk pilek adalah memberi asupan yang baik. Bila menyusui, lanjutkan pemberian air susu ibu (ASI).

Bila anak sudah mulai makan, pastikan makanannya baik. Cukupi  asupan buah, sayur, dan tidak banyak makanan yang digoreng.

Walaupun batuk pilek umumnya membuat anak sulit makan, pastikan asupan cairannya tidak sampai kurang. Anak demam maupun batuk pilek sebenarnya tidak memerlukan obat.

Untuk membuatnya nyaman, orang tua bisa memandikan buah hatinya dengan air hangat. Selain itu, yang terpenting pantau tanda bahaya.

Tanda bahaya ini berupa kejang, perubahan perilaku yang sangat drastis, dehidrasi, frekuensi buang air kecil menurun (misalkan enam jam tidak ada urine), atau tanda sesak. Seperti apa tanda sesak?

Coba hitung napas anak dalam satu menit ketika tidur. Untuk batasan napasnya, usia di bawah dua bulan 60 tarikan napas, dua bulan hingga setahun 50, di atas satu hingga lima tahun 40, di atas lima tahun 30. Andaikan lebih dari itu, maka anak perlu ke dokter.

"Jangan panik, batuk pilek nggak perlu obat, nggak perlu minum obat-obatan apapun," papar dr Fransisca.

Lain halnya jika anak didiagnosis pneumonia, difteri, atau pertusis. Anak akan mendapatkan antibiotik.

"Itu pun juga bukan obat batuk dalam bentuk sirup, jadi obat batuk sirup yang beredar di pasaran itu tidak diperlukan," kata dr Fransisca.

 
Berita Terpopuler