Cegah Gangguan Ginjal Akut, Coba Terapi Nonobat Dulu Kalau Anak Demam, Batuk, atau Pilek

Kasus gagal ginjal akut pada anak kembali ditemukan.

www.pixabay.com
Anak demam (ilustrasi). Masyarakat diserukan untuk mencoba terapi nonobat dulu ketika anaknya demam, batuk, atau pilek.Kehati-hatian dalam memberikan obat diperlukan untuk mencegah kasus gagal ginjal akut.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan DKI Jakarta menganjurkan masyarakat untuk mendapatkan terapi nonobat sebagai penanganan awal ketika sakit. Langkah kehati-hatian ini penting untuk mencegah gangguan ginjal akut.

"Jangan responsif, dikit-dikit harus minum obat, lakukan dulu terapi nonobat," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Ngabila Salama di Jakarta, Senin (6/2/2023).

Ngabila menjelaskan, demam dan batuk pilek pada bayi atau balita mayoritas disebabkan infeksi virus. Penyakit ini dapat sembuh sendiri tanpa minum obat.

Terapi nonobat meliputi mencukupi asupan makan dan minum serta istirahat. Ngabila menyebut, itu merupakan salah satu kunci pemulihan dari infeksi virus.

Baca Juga

Hal yang harus dihindari saat bayi demam - (Republika.co.id)



Di sisi lain, Ngabila menganjurkan masyarakat untuk tidak gegabah untuk menjadi antiobat. Dalam kondisi tertentu, obat tetap diperlukan.

"Kalaupun minum obat lagi, pastikan sesuai resep dan anjuran dokter, baik obat puyer maupun sirop," katanya.

Ngabila menyarankan agar masyarakat memantau gejala anak sesudah diberi obat. Cermati kondisi anak, membaik atau tidak. Pantau juga jika ada keluhan tambahan yang mungkin merupakan efek samping dari obat.

Keluhan tambahan itu di antaranya produksi kencing berkurang atau tidak kencing sama sekali padahal cukup minum. Apabila ada kondisi tersebut, Ngabila meminta untuk berkonsultasi dengan tenaga medis atau dokter.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan kembali temuan kasus baru gangguan ginjal akut dengan satu kasus konfirmasi dan satu kasus suspek. Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menjelaskan, dua kasus itu terdata di DKI Jakarta dengan satu kasus konfirmasi meninggal dunia.

Kasus gangguan gagal ginjal akut di Indonesia sebelumnya sempat dilaporkan sebanyak 324 kasus dan sudah menurun sejak November 2022. Dari ratusan kasus itu, Syahril menjelaskan paling banyak dilaporkan di DKI Jakarta mencapai 47 orang meninggal dunia dan 32 orang sembuh dengan total kasus di DKI per 15 November 2022 mencapai 83 kasus.

 
Berita Terpopuler