Terlihat di Kuku, Ini Tanda-Tanda Gula Darah Tinggi, Diabetes tak Terkontrol

Diabetes dapat menyebabkan infeksi dan kerentanan pada kuku.

www.freepik.com
Kuku kaki (ilustrasi). Diabetes dapat menyebabkan infeksi dan kerentanan pada kuku.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam kebanyakan kasus, diabetes dapat menyebabkan gejala, seperti rasa haus yang berlebihan, banyak buang air kecil, hingga kelelahan. Namun, seorang ahli mengatakan, Anda juga dapat memperhatikan tanda-tanda peringatan diabetes pada kuku.

Direktur klinis asosiasi dari Bupa Health Clinics, Sarah White mengatakan, diabetes dapat menyebabkan infeksi dan kerentanan pada kuku. Dia memperingatkan mereka yang memiliki kondisi tersebut harus waspada.

Menurut data International Diabetes Federation (IDF), sekitar 19,5 juta warga Indonesia mengidap penyakit yang juga akrab disebut kencing manis tersebut pada 2021. Pengidapnya berusia antara 20 hingga 79 tahun.

Dengan mengingat hal itu, penting untuk mengetahui tanda-tanda kondisi yang sedikit diketahui. Perubahan pada kuku bisa menjadi tanda diabetes yang tidak terkontrol dan tanpa intervensi dini.

White memperingatkan komplikasi kesehatan lebih lanjut mungkin terjadi. Berikut ini beberapa gejala diabetes yang mungkin tercermin di kuku.

1. Menguning
Penelitian menunjukkan diabetes dapat memengaruhi protein di kuku akibat peningkatan laju proses yang disebut glikosilasi. White menjelaskan  proses ini diduga menjadi penyebab kuku menguning.

"Jika kuku berubah warna, itu bisa berarti Anda menderita gula darah tinggi atau diabetes yang tidak terkontrol selama beberapa waktu," kata White, dilansir The Sun, Senin (30/1/2023).

2. Infeksi jamur
Infeksi jamur kuku juga umum terjadi pada mereka yang mengidap diabetes. Kondisi ini karena peningkatan kadar glukosa dapat menyebabkan kerusakan syaraf dan pembuluh darah secara bertahap.

"Dengan suplai darah yang lebih buruk dan kadar glukosa yang lebih tinggi, infeksi jamur lebih mungkin terjadi," ujar White.

Baca Juga

Dia mengatakan, kadar glukosa yang lebih tinggi juga berarti bakteri di sekitar kaki dapat berkembang lebih cepat untuk membuat infeksi.

Baca juga : Heartburn Bisa Jadi Tanda Kanker, Penderitanya Sering Beli Dua Obat Ini

3. Lapisan bawah kuku bengkak
White mengatakan, pengidap diabetes harus memeriksa lapisan bawah kuku karena daerah itu sering menunjukkan tanda-tanda infeksi. Lapisan kuku bisa bengkak, merah, dan Anda mungkin merasakan sakit di pangkal kuku atau di kaki.

"Jika ternyata Anda rentan terhadap infeksi kuku berulang atau infeksi jamur kuku, pastikan Anda memeriksa kadar gula darah dan mencari saran medis," kata White.

4. Kuku tipis
Beberapa syaraf terpanjang tubuh menghubungkan otak ke jari kaki. Jika memiliki kerusakan syaraf, Anda mungkin kurang merasakan kondisi kaki.

Ini kemungkinan akan meningkatkan risiko trauma kaki, misalnya, Anda secara tidak sengaja menginjak benda-benda dan merusak kuku kaki. Ketika sudah rusak, kuku lebih rentan terkena infeksi dari kotoran atau kelembapan.

"Ketika sirkulasi darah di sekitar kaki berkurang, hal itu dapat menyebabkan kuku menjadi tipis dan lebih mudah pecah atau patah," ujar dia.

5. Kuku tebal
Selain membuat kuku berwarna tak lazim, White mengatakan, infeksi jamur juga bisa menyebabkan kuku menjadi lebih tebal di ujungnya. Infeksi jamur secara bertahap dapat menyebar sehingga menyebabkan kuku menjadi tebal dan rapuh.

Jika mencapai tahap ini, kuku lebih rentan menjadi keras, patah, dan menyebabkan kerusakan pada jari kaki lainnya.

"Perubahan kuku ini bisa terjadi dengan sendirinya, atau saat mencoba memotong kuku yang menebal pada penderita diabetes, dalam beberapa kejadian bisa berubah menjadi borok kaki," kata White.

White menyebut bahwa setelah didiagnosis diabetes, mengenali tanda-tanda kerusakan syaraf atau masalah sirkulasi sejak dini adalah kunci menghindari komplikasi, seperti berkembangnya borok atau infeksi, dan dalam kasus terburuk, amputasi. Dia menyebut bahwa siapa pun yang mengidap diabetes harus membiasakan diri memeriksakan kaki dan kuku setiap hari, bahkan jika mereka merasa baik-baik saja.

"Jika Anda menemukan sesuatu yang tampak tidak beres, konsultasikan dengan profesional kesehatan sesegera mungkin untuk mendapatkan pemeriksaan," ujar White.

 
Berita Terpopuler