Beda Pendapat Ulama Soal Anjuran Puasa di Bulan Rajab

Rajab adalah salah satu bulan suci.

Pixabay
Ilustrasi Berpuasa. Beda Pendapat Ulama Soal Anjuran Puasa di Bulan Rajab
Rep: Imas Damayanti/Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen sekaligus cendekiawan Arab Saudi Syekh Muhammad Saleh Al Munajjid menjelaskan tentang bulan Rajab dan juga keshahihan anjuran berpuasa di dalamnya.

Baca Juga

Dilansir di About Islam, Kamis (26/1/2023), Syekh Muhammad Saleh Al-Munajjid menjelaskan keutamaan bulan Rajab adalah salah satu bulan suci yang difirmankan Allah dalam Alquran Surah At Taubah ayat 36.

Allah berfirman, "Inna 'iddatasy-syuhụri 'indallāhiṡnā 'asyara syahran fī kitābillāhi yauma khalaqas-samāwāti wal-arḍa min-hā arba'atun ḥurum, żālikad-dīnul-qayyimu fa lā taẓlimụ fīhinna anfusakum wa qātilul-musyrikīna kāffatang kamā yuqātilụnakum kāffah, wa'lamū annallāha ma'al-muttaqīn,"

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa,".

Adapun bulan-bulan yang diharamkan adalah: Rajab, Dzul-Qidah, Dzul-Hijjah, dan Muharram. Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Satu tahun adalah dua belas bulan, empat di antaranya haram: tiga bulan berturut-turut, Dzul-Qi`dah, Dhul-Hijjah dan Muharram, dan Rajab Mudar yang datang antara Jumadil dan Sya`ban.” (Al-Bukhari dan Muslim).

Bulan-bulan ini suci karena dua alasan, yakni dilarang berperang di dalamnya kecuali diprakarsai oleh musuh. Pelanggaran batas-batas suci di dalamnya lebih buruk daripada waktu lainnya. Meskipun melakukan dosa dilarang selama bulan-bulan ini dan di waktu lain, itu lebih dilarang di bulan-bulan ini.

Lantas benarkah puasa di bulan Rajab benar dianjurkan?

Lantas benarkah puasa di bulan Rajab benar dianjurkan?

Berkenaan dengan puasa Rajab, tidak ada hadits shahih yang menunjukkan keutamaan khusus dalam puasa seluruh atau sebagian bulan ini. Apa yang sebagian orang lakukan, memilih beberapa hari Rajab untuk puasa, percaya bahwa mereka lebih baik dari yang lain, tidak memiliki dasar dalam Syariah.

Namun, ada riwayat dari Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan bahwa lebih diutamakan (mustahab) berpuasa pada bulan-bulan yang diharamkan, salah satunya Rajab. Nabi Muhammad bersabda: “Puasa pada beberapa hari di bulan suci dan bukan yang lain.” (Abu Dawud, digolongkan sebagai da`if (lemah) oleh Al-Albani dalam Da`if Abi Dawud).

Bahkan jika hadits ini shahih, itu menunjukkan lebih baik (mustahab) untuk berpuasa di bulan-bulan suci. Maka jika seseorang berpuasa di bulan Rajab karena hal ini, dan dia juga berpuasa di bulan-bulan suci lainnya, maka hal itu tidak mengapa.

Tapi memilih Rajab untuk puasa tidak benar. Ibnu Taimiyah mengatakan, puasa Rajab khususnya, hadits-hadits yang bersangkutan semuanya dhaif, bahkan dibuat-buat (mawdu'). Para ulama tidak memercayai salah satunya.

Tentang kebajikan, bahkan sebagian besar adalah palsu dan salah. Dalam Al-Musnad dan di tempat lain ada hadits yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad memerintahkan puasa pada bulan-bulan suci, tetapi ini adalah puasa selama mereka semua, bukan hanya Rajab. Ibnu al-Qayyim juga berpendapat bahwa setiap hadits yang menyebutkan puasa di bulan Rajab dan shalat di sebagian malamnya adalah palsu dan dibuat-buat.

Syekh Sayyed Sabiq juga mengatakan puasa Rajab tidak lebih baik dari puasa di bulan lain, kecuali itu adalah salah satu bulan suci. Tidak ada riwayat dalam Sunnah sahih yang menunjukkan ada sesuatu yang istimewa tentang puasa di bulan ini. 

Sedangkan Muhammad Khatib dalam bukunya Khutbah Jumat Sepanjang Tahun mengatakan Rajab memang bulan mulia, tetapi kemuliaannya tidak berarti apa-apa jika di bulan tersebut tidak diisi dengan amal ibadah. Dalam hal ini, banyak hadits yang menerangkan amalan utama di bulan Rajab adalah berpuasa sunnah.

 

Orang yang puasa pada hari pertama bulan rajab, maka dihapuslah dosanya setahun yang lalu, berpuasa pada hari kedua akan dihapus dosanya sebulan yang lalu, dan berpuasa pada hari ketiga akan dihapus dosanya seminggu yang lalu.

Diriwayatkan: Apabila Rasulullah SAW memasuki bulan Rajab, maka beliau berdo'a: "Ya, Allah berkahilah kami di bulan Rajab (ini) dan (juga) Sya'ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan." (HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik).

Imam Thabrani meriwayatkan dari Said bin Rasyid, “Barangsiapa berpuasa sehari di bulan Rajab, maka ia laksana berpuasa setahun, bila puasa 7 hari, maka ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka jahanam, bila puasa 8 hari, maka dibukakan untuknya 8 pintu surga, dan bila puasa 10 hari, maka Allah akan mengabulkan semua permintaannya.

Abul Fath meriwayatkan secara mursal dari al-Ilasan. Nabi Muhammad saw. bersabda: “Rajab itu bulannya Allah, Sya'ban bulanku, dan Ramadhan bulannya umatku,”

Rasulullah juga bersabda: "Pada malam mi'raj, aku melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari madu, lebih sejuk dari air batu dan lebih harum dari minyak wangi, lalu saya bertanya pada Jibril as.: "Wahai Jibril untuk siapakan sungai ini? "Jibril berkata: "Ya Muhammad sungai ini adalah untuk orang yang membaca shalawat untuk engkau di bulan Rajab ini,”

Jika bulan ini bulannya Allah, maka sudah seharusnya kita sebagai hamba-Nya turut serta memuliakan Rajab dengan amalan puasa dan amalan-amalan lainnya. Selain itu, Rajab juga bisa disebut bulan persiapan menyambut datangnya bulan Ramadhan.

 

“Dengan menjalankan amal kebaikan di bulan ini, kita berharap saat Ramadhan tiba, hati dan jiwa kita benar-benar bersih. Sehingga kita bisa khusyu' dalam menjalankan ibadah,” kata Muhammad Khatib.

Infografis 6 hal yang bisa dilakukan selama Rajab. - (republika)

 
Berita Terpopuler