Nasi Minyak Viral di TikTok, Dokter Bagikan Tips Aman Menyantapnya

Kuliner nasi minyak membuat warganet terbelah soal dampaknya bagi kesehatan.

Pixabay
Minyak goreng (ilustrasi). Minyak jelantah yang dicampurkan ke sambal pendamping lauk kini menjadi hidangan yang viral di TikTok. Warganet menyebutnya sebagai nasi minyak.
Rep: Dadang Kurnia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Hidangan nasi yang dibanjur minyak jelantah tengah viral di TikTok. Penjualan nasi minyak tersebut mulai ramai dibicarakan beberapa hari terakhir.

Warganet pun terbelah soal keamanan nasi minyak. Sebagian besar menyebut makanan tersebut tidak sehat dan malah berpotensi menimbulkan penyakit.

Bagaimana tidak, penjual menggunakan minyak jelantah dalam takaran yang cukup banyak sebagai campuran bumbu dan sambal untuk pendamping lauk yang disajikan. Lalu, apa kata ahli?

Baca Juga

Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Jawa Timur, Agus Sri Wardoyo menjelaskan makanan bercampur minyak jelantah bisa membahayakan kesehatan jika dikonsumsi terlalu sering. Minyak jelantah adalah minyak bekas yang telah dipakai berulang kali dan mengalami pemanasan dengan suhu tinggi.

"Dari sisi komposisinya, kadar kolesterolnya akan meningkat," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (18/1/2023).

Dr Agus menjelaskan, mengonsumsi minyak jelantah tersebut secara berlebihan akan berdampak pada kesehatan. Kebiasaan itu dapat meningkatkan kadar kolesterol, yang bisa mendorong tombulnya penyakit seperti jantung dan hipertensi.

"Selain itu, karena dipanaskan berulang-ulang, minyak jelantah juga bersifat karsinogenik yang artinya menimbulkan potensi kanker," jelas dr Agus.

Namun demikian, menurut dr Agus, bukan berarti masyarakat tidak boleh sama sekali mengonsumsi nasi minyak. Sebaliknya, boleh saja memakannya asalkan tidak terlalu sering.

"Yang sejenis nasi minyak yang full jelantah memang sebaiknya lebih jarang dikonsumsi. Mungkin sebulan sekali," ujarnya.

Dr Agus menyebut, prinsip yang perlu digunakan dalam mengonsumsi makanan tinggi kolesterol serupa nasi minyak adalah batasi, nikmati, dan imbangi. Artinya, selain perlu membatasi frekuensi makannya, masyarakat juga perlu mengimbangi dengan banyak mengasup sayuran dan berolahraga.

"Jadi kalau hanya sesekali, dan dilengkapi dengan sayur dan olahraga atau aktivitas fisik, tentu tidak apa-apa (mengonsumsi nasi minyak sesekali)," tutur dr Agus.

 
Berita Terpopuler