Apa Betul Perut Anak Bakal 'Kebal' Setelah Berkali-kali Jajan Sembarangan?

Konon, perut orang Indonesia kuat meski terpapar makanan kotor atau tercemar.

Republika/Edwin Dwi Putranto
Pelajar melihat contoh jajanan tidak sehat saat roadshow Mobil Pangan dan Gizi Hero (MOGI Hero) di SDN Cipinang Muara 05 Pagi, Jakarta Timur, Kamis (17/3/2022). Jajanan anak sekolah banyak yang minim nilai gizi dan ada pula yang mengandung bahan berbahaya, seperti chiki ngebul.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam percakapan satire sehari-hari, masyarakat kerap menyebut bahwa perut orang Indonesia "kuat". Anak-anak pun dikatakan tak akan mengalami masalah kesehatan setelah berkali-kali terpapar jajanan yang tercemar.

Dari sisi medis, benarkah begitu? Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro Hepatologi Dr dr Muzal Kadim SpA(K) menepis anggapan tersebut.

"Guyon itu, tidak benar," kata dr Muzal dalam konferensi pers Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) secara daring, Selasa (17/1/2023).

Dr Muzal mengatakan, sistem pencernaan tidak akan "kebal" hanya karena anak terbiasa mengonsumsi jajanan sembarangan. Faktanya, pada kelompok usia batita, ada makanan tertentu yang tidak bisa diproses dengan baik oleh sistem pencernaannya.

Utamanya, zat-zat berbahaya seperti pengawet dan pewarna yang dapat menyebabkan anak jatuh sakit. "Misalnya, anak tiga tahun kan (makanannya) menyerupai dewasa ya, di bawah usia itu belum dewasa, apalagi ada zat-zat tertentu berbahaya," ujar dia.

Baca Juga

Pada umumnya, saluran cerna bisa memilah mana yang bisa diambil dan tidak. Hanya saja, usus kelompok usia di bawah tiga tahun belum optimal dalam proses pencernaan tersebut.

Sistem pencernaan anak akan berkembang seiring usia. Secara bertahap, tubuh anak akan memproduksi enzim-enzim untuk mencerna makanan.

Sistem kekebalan tubuhnya juga berkembang hingga mampu memberikan perlindungan kepada sistem pencernaannya. Di lain sisi, dr Muzal menjelaskan, jika anak terbiasa mengonsumsi makanan yang minim gizi, ada beragam risiko yang mengintai.

Di tengah minimnya jajanan sehat di lingkungan sekolah, dr Muzal menyerukan agar orang tua membawakan bekal makanan sehat untuk kecukupan nutrisi harian buah hatinya. Tentunya bekalnya harus disiapkan dengan memperhatikan asupan karbohidrat, protein, lemak, dan serat yang seimbang.

"Kalau bisa ada buahnya, ada susunya," ujarnya.

Dr Muzal juga menyampaikan sejumlah ciri-ciri jajanan anak yang harus diwaspadai. Salah satunya adalah makanan yang memiliki warna cemerlang.

"Kita lihat, kalau makanan warnanya menggiurkan, warnanya cemerlang sekali itu hati-hati ya. Zat pewarna makanan yang aman itu biasanya warnanya tidak terlalu cerah," kata dr Muzal.

Oleh karena itu, dr Muzal meminta para orang tua waspada jika anaknya memakan jajanan yang memiliki warna terlalu terang. Sebab, ada kemungkinan jajanan itu mengandung Rhodamin B atau zat pewarna, yang biasanya digunakan untuk kertas dan tekstil.

 
Berita Terpopuler