Amora Lemos Berhasil Turunkan Berat Badannya, Apa Bahaya Obesitas Bagi Anak?

Anak Krisdayanti-Raul Lemos, Amora Lemos, turun bobot 10 kg dalam tiga bulan.

Dok Krisdayanti/Instagram
Krisdayanti (kanan) dan putrinya Amora Lemos. Berdasarkan kemauannya sendiri, Amora menurunkan berusaha berat badannya dengan menjalani diet sehat.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penyanyi sekaligus politisi Krisdayanti sukses mendampingi anak perempuannya Amora Lemos dalam menjalani program diet sehat. Putrinya yang berusia 11 tahun itu berhasil turun 10 kilogram dalam waktu tiga bulan dengan menjauhi gula, makanan bertepung, dan makanan yang digoreng.

Krisdayanti juga sempat mengunggah momen kebersamaan dengan keluarga melalui Instagram. Netizen pun ramai memuji penampilan baru Amora.

"Siapa yang paling manglingi ya di foto ini hmm, tulis Krisdayanti dalam unggahannya, dikutip Republika.co.id, Rabu (11/1/2023).

Amora dikabarkan menjalani program diet untuk mengelola berat badan, bahkan dengan bantuan suster khusus. Dari sisi kesehatan, obesitas merupakan salah satu kondisi yang berbahaya untuk anak.

Menurut dokter spesialis gizi dan nutrisi Inge Permadhi, obesitas pada anak sama bahayanya dengan orang dewasa. Obesitas pada anak juga memicu berbagai penyakit degeneratif, seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol.

"Jadi kalau badan dipaksa berlebihan makannya, timbul penyakit degeneratif pada anak," kata dr Inge saat dihubungi, Rabu (11/1/2023).

Dampak obesitas pada masa kanak-kanak juga memengaruhi tingkat kebugaran yang lebih rendah hingga diskriminasi sosial, seperti perundungan akibat stigma "anak gendut". Dokter Inge mengatakan seorang anak masih berada dalam proses pertumbuhan, berbeda dengan dewasa. Anak cenderung bisa lebih mudah dalam menurunkan atau membuat tubuhnya kembali sehat.

Baca Juga

Pada anak, sebenarnya tidak terlalu dipaksakan dalam menurunkan berat badan. Adanya pertambahan tinggi badan juga akan membuat indeks massa tubuh menjadi normal nantinya.

Akan tetapi, hal yang perlu ditekankan adalah pemberian makanan sehat. Gantilah asupan yang minim gizi dengan makanan lebih baik.

"Kita tidak paksa harus diet, biasanya memberikan makanan yang lebih baik. Misalnya anak suka sekali es krim, kita kurangi, kalau tadinya setiap hari jadi dua kali dalam sepekan, sisanya dikasih makanan sehat," kata dr Inge.

Beri anak makanan pengganti yang mengenyangkan tetapi sehat. Tentunya bukan makanan yang ditambah gula dan upayakan tidak digoreng.

Selain itu, ajak anak untuk lebih aktif bergerak. Jika biasanya hanya bermain pasif, bisa coba diajak untuk lebih aktif bergerak.

"Orang tua perlu mementingkan pertumbuhan tinggi badan, perbaiki makanan, dan tambahkan aktivitas fisik pada anak," ujar dr Inge.

 
Berita Terpopuler