Subvarian XBB.1.5 Sangat Menular, Orang Bisa Kena Covid-19 Meski Sudah Divaksinasi

XBB.1.5 sedang menyebar dengan sangat cepat di Amerika Serikat.

www.pixabay.com
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Technical lead untuk Organisasi Kesehatan Dunia, Maria Van Kerkhove PhD, menyebut XXB.1.5 merupakan subvarian dengan kemampuan menular paling tinggi.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Subvarian omicron terbaru, XBB.1.5, memiliki kemampuan menular yang sangat tinggi. Riwayat infeksi sebelumnya atau vaksinasi tampak tak memberikan perlindungan signifikan dari risiko penularan XBB.1.5.

"(Virus) ini amat sangat menular, semua hal yang melindungi Anda selama dua tahun terakhir, saya pikir tak akan melindungi Anda dari varian baru ini," jelas ahli virologi dari University of Southern California, Paula Cannon PhD, seperti dilansir WebMD, Selasa (10/1/2023).

Saat ini, XBB.1.5 sedang menyebar dengan sangat cepat di Amerika Serikat. Per Desember, varian baru ini hanya menyebabkan sekitar 1 persen dari total kasus Covid-19 baru. Namun, per pekan lalu, varian ini telah bertanggung jawab atas 27,6 persen dari total kasus Covid-19 baru.

Selain di Amerika Serikat, subvarian omicron ini juga menyebar di berbagai negara. Menurut technical lead untuk Organisasi Kesehatan Dunia, Maria Van Kerkhove PhD, XXB.1.5 merupakan subvarian dengan kemampuan menular paling tinggi.

"Ini merupakan subvarian paling menular yang pernah terdeteksi," kata Kerkhove.

Baca Juga

Koordinator respons Covid-19 untuk Gedung putih, Ashish Jha MD, mengungkapkan bahwa penyebaran XBB.1.5 di Amerika Serikat cukup menakjubkan. Di sisi lain, belum diketahui seberapa besar tingkat keparahan gejala yang mungkin dimunculkan oleh XBB.1.5.

"Mungkin atau tidaknya kita akan mengalami gelombang XBB.1.5 akan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk imunitas populasi, perilaku masyarakat, dan lainnya," ujar Jha melalui Twitter.

Karakteristik subvarian XBB. - (Republika)


Berkaitan dengan potensi risiko dari XBB.1.5, Jha mengimbau masyarakat untuk segera mendapatkan dosis booster vaksin Covid-19. Jha juga menganjurkan masyarakat untuk kembali beraktivitas dengan menggunakan masker yang sesuai dan menghindari kerumunan.

Sejauh ini, gejala yang muncul akibat XBB.1.5 tampak mirip dengan gejala Covid-19 sebelumnya. Namun, ada beberapa gejala yang tampak jarang terjadi dalam kasus XBB.1.5 seperti anosmia atau kehilangan indra penciuman dan ageusia atau kehilangan indra perasa.

 
Berita Terpopuler