Psikolog Sarankan Ada Aturan untuk Anak Saat Bermain Lato-Lato

Lato-lato dinilai bermanfaat bagi anak, tapi...

Republika/Bayu Adji P
Sejumlah anak mengikuti perlombaan lato-lato di Asia Plaza Kota Tasikmalaya, Ahad (8/1/2023).
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani turut menanggapi permainan lato-lato yang kini sedang sangat digemari. Perempuan yang biasa disapa Nina itu menyoroti ada manfaat ketika seorang anak bermain lato-lato, sekaligus kondisi yang kurang bermanfaat.

Nina menjelaskan, salah satu manfaat bermain lato-lato adalah melatih koordinasi visual motorik. Pasalnya, gerakan tangan perlu sedemikian rupa agar kedua bola bandulan lato-lato bisa berdetak. Terlebih, kalau ada gerakan lain seperti sambil berjalan atau berjongkok.

Anak juga bisa terstimulasi secara auditif atau pendengaran, semisal ketika suara lato-lato bisa dibuat lebih lembut atau lebih keras. Saat bermain, anak bisa belajar fokus dan konsentrasi agar mengetuk dengan irama tertentu. Manfaat lain yakni belajar berpikir strategis, tentang cara membuat gerakan sesuai irama tertentu.

Bermain lato-lato juga memunculkan emosi senang atau rasa berhasil saat bisa memainkannya, apalagi jika berhasil mengikuti tantangan. "Bisa tergabung dalam kelompok permainan, jadi bisa lebih bersosialisasi dengan yang sama-sama bermain lato-lato, juga dapat menjadi alternatif kegiatan pengganti gadget," ungkap Nina kepada Republika.co.id, Senin (9/1/2023).

Akan tetapi, ada pula sejumlah kondisi yang kurang bermanfaat dari bermain lato-lato. Suaranya yang kencang bisa mengganggu orang, terutama bagi yang tidak menyukai bunyinya. Lato-lato pun bisa berbahaya jika sampai pecah, serta apabila terlempar saat dimainkan.

"Oleh karena itu, memang perlu ada aturan-aturan yang diberikan kepada anak saat memainkan ini. Misalnya, waktu bermain bisa disepakati di waktu-waktu yang bukan waktu belajar atau jam kerja," kata Nina yang praktik di Lembaga Psikologi Terapan UI (LPTUI) Depok, Jawa Barat.

Baca Juga

Menurut Nina, batasan lain yang bisa diberikan kepada anak yakni tempat bermain. Buat kesepakatan dengan anak agar bermain lato-lato bukan di tempat yang terlalu ramai orang, juga tidak dilakoni di lokasi yang mungkin akan mengganggu orang lain.

Lama bermainnya pun perlu dibatasi. Walaupun aktivitas itu menyenangkan, tetap perlu ada variasi kegiatan lain. Ketua Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia wilayah Jakarta itu menyarankan orang tua menghadirkan variasi kegiatan non-gadget lain untuk anak.

Supaya lebih bermanfaat, anak bisa dipacu dengan memberikan tantangan tambahan saat bermain lato-lato. Misalnya saja, bermain lato-lato dengan gerakan yang berbeda, seperti sambil jongkok-berdiri, atau sambil berjalan.

"Melibatkan benda lain, misalnya ditepukkan di tembok. Kecepatan tepukannya bisa ditingkatkan atau tepukan lato-lato mengikuti irama lagu tertentu," tutur Nina.

 
Berita Terpopuler