Kode dari Hasto untuk Puan dan Potensi Koalisi Tunggal PDIP

Keputusan siapa capres dari PDIP tetap di tangan Megawati Soekarnoputri.

DPR RI
Ketua DPR Puan Maharani. Puan digadang-gadang akan menjadi bakal calon presiden dari PDIP meski elektabilitasnya jauh di bawah Ganjar Pranowo. (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Amri Amrullah

Baca Juga

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan, bahwa banyak kadernya yang memiliki kapasitas dalam kepemimpinan. Kapasitas tersebut juga ada dalam diri Ketua DPP PDIP yang juga Ketua DPR Puan Maharani.

"Jadi kalau Mbak Puan Maharani memang kapasitas kepemimpinan beliau telah teruji di internal partai legislatif partai di eksekutif partai. Tidak ada yang menyangkal terkait kapasitas dan kemampuan leadership dari Mbak Puan," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (3/1/2022).

Puan juga disebutnya telah teruji kepemimpinannya di pemerintahan, ketika menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Apalagi sebagai Ketua DPR, Puan sukses menggelar The 8th G20 Parliamentary Speaker's Summit (P20).

"Kemarin dalam rangka Parlemen G20 begitu banyak apresiasi," ujar Hasto.

Kendati demikian, kader PDIP lainnya juga dipuji oleh Hasto. Salah satunya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang telah memiliki pengalaman memimpin pemerintahan daerah dan di lembaga legislatif.

"Pak Ganjar sebagai kepala daerah itu juga berproses anggota legislatif, ada Pak Olly yang prestasi sangat baik di Gubernur di Sulawesi Utara, kemudian ada Pak Pramono Anung," ujar Hasto.

Namun ia menyampaikan, keputusan terkait calon presiden yang akan diusung PDIP ada di tangan Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum. Pengumumannya juga diklaim tak akan dilakukan dalam perayaan HUT ke-50 PDIP pada 10 Januari mendatang.

"Terkait dengan capres-cawapres, Ibu Ketua Umum yang akan menyampaikan di momentum yang tepat," ujar Hasto.

Sebelumnya, Hasto menjelaskan bahwa capres dari PDIP harus mampu melanjutkan nafas kepemimpinan perjuangan dari Soekarno. Serta, kepemimpinan dari Megawati dan Joko Widodo (Jokowi).

"Bahwa calon tersebut telah dipersiapkan secara matang untuk mampu menjadi seorang pemimpin yang dapat memikul tanggung jawab bagi masa depan," ujar Hasto.

Berdasarkan survei Poltracking 21-27 November 2022, komposisi tiga besar capres dengan elektabilitas tertinggi masih diisi Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Namun, elektabilitas ketiganya terbilang sangat kompetitif.

Direktur Eksekutif Poltracking, Hanta Yuda mengatakan, elektabilitas Ganjar Pranowo mencapai 28,3 persen, Anies Baswedan 24,9 persen dan Prabowo Subianto 23,1 persen. Sedangkan, nama-nama calon lain memiliki jarak yang cukup jauh.

 

Antara lain ada Puan Maharani 2,6 persen, Ridwan Kamil 2,5 persen, Erick Thohir 1,5 persen, Khofifah Indar Parawansa 1,2 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 1,1 persen, Sandiaga Salahuddin Uno 1,1 persen dan nama lain di bawah satu persen.

 

 

Analis politik dan Direktur Eksekutif Indonesia Political Power Ikhwan Arif mengatakan, PDIP berpotensi besar sebagai koalisi tunggal pada Pilpres 2024. Menurut Ikhwan, berdasarkan aturan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold, PDIP menjadi satu-satunya partai yang mempunyai golden ticket untuk dapat mengusung bakal capres tanpa berkoalisi dengan partai lain.

Dengan modal kursi di DPR saat ini, ia menilai, PDIP dapat mencalonkan presiden dan wakil presiden sendiri. "PDIP punya dua nominasi kandidat capres di 2024, berdasarkan hitung-hitungan presidential threshold, PDIP bisa saja nunjuk Puan atau Ganjar tanpa berkoalisi dengan partai politik lain. Tapi dalam tradisi Pilpres gabungan partai politik sangat dibutuhkan untuk menambah kekuatan politik dalam merebut suara pemilih," ungkap Ikhwan kepada wartawan, Selasa (3/1/2023).

Meski PDIP akan kewalahan jika mengusung capres dan cawapres sendiri, namun PDIP mempunyai infrastruktur politik yang kuat. Ini berdasarkan pada hasil pemilu sebelumnya, di mana PDIP berhasil menjalankan mesin partai sehingga memperoleh kemenangan berturut-turut. Inilah potensi besar PDIP akan membentuk koalisi tunggal.

"Berkaca pada pemilu sebelumnya PDIP berhasil memperoleh kursi terbanyak di tingkat legislatif dan juga eksekutif. Tidak menutup kemungkinan PDIP percaya diri di Pilpres 2024 dengan mengusung kandidatnya sendiri," terang Ikhwan.

Beberapa waktu lalu, elite PDIP sempat melakukan silaturahmi politik dengan mengunjungi beberapa petinggi partai politik yaitu Ketua Umum partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum partai Nasdem Surya Paloh. Namun, menurut Ikhwan, pertemuan tersebut tidak menunjukkan titik temu pembentukan koalisi.

"Penjajakan politik yang dibungkus dengan silaturahmi politik sebenarnya PDIP ingin menawarkan berkoalisi dengan partai politik manapun apalagi yang diutus Puan Maharani sebagai salah satu kandidat untuk maju sebagai capres dari internal PDIP. Penjajakan politik itu sekaligus branding politik nama Puan Maharani sebagai capres terkuat PDIP" jelas Ikhwan.

Menurut Ikhwan, Puan Maharani lebih berpeluang besar mendapatkan tiket capres dibandingkan Ganjar Pranowo. Hal itu terbukti ketika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengutus Puan Maharani dalam penjajakan politik ke parpol-parpol beberapa waktu lalu.

"Secara garis keturunan atau trah Soekarno, daya tawar Puan memang lebih besar, kedekatannya dengan Megawati sebagai Ketua Umum menjadi faktor utama peluang tiket capres lebih besar. Apalagi saat ini Puan menduduki jabatan kursi ketua DPR RI, sehingga tidak menutup kemungkinan langkah Ganjar semakin sempit," terangnya.

Ganjar Pranowo bisa saja merebut tiket capres PDIP. Karena, menurut Ikhwan, sampai hari ini Ganjar menunjukkan sikap disiplin dalam menunggu instruksi pilihan ketua umum PDIP meskipun desakan maju sebagai capres dari relawan politiknya sangat kuat.

"Sikap politik Ganjar ini dinilai mampu mempengaruhi arah pilihan petinggi PDIP dalam menentukan siapa yang benar-benar layak mewakili suara partai," ungkapnya.

Ikhwan juga menuturkan, tidak menutup kemungkinan keduanya mewakili suara partai PDIP untuk maju sebagai capres atau cawapres. Meski sulit ditebak Puan atau Ganjar yang akan menjadi capresnya.

"Pilihan alternatif bagi PDIP bisa saja mengusung keduanya sebagai capres atau cawapres, ini semakin memperkuat potensi besar PDIP sebagai koalisi tunggal nantinya," paparnya.

 

Serangan Elite PDIP kepada Ganjar Pranowo - (infografis republika)

 

 
Berita Terpopuler