Harga Pertamax Turun, Pertalite Tetap Rp 10 Ribu Per Liter

Pemerintah mengaku masih memberikan subsidi buat penjualan Pertalite.

Pertamina
Harga Pertamax dinilai masih paling kompetitif.
Rep: Intan Pratiwi/Nursyamsi/Febrianto Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina menurunkan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 92 atau Pertamax, RON 98 (Pertamax Turbo) dan rangkaian Pertamina Dex dan Dexlite (varian solar) per 3 Januari 2023 pada pukul 14.00 WIB. Penurunan ini seiring dengan turunnya harga minyak mentah dunia.

"Sesuai dengan keputusan pemerintah dan mengacu pada formula harga BBM yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM, untuk harga jual BBM non subsidi kita turunkan harganya, merespon penurunan harga minyak dunia yang juga mengalami penurunan," ujar Nicke di SPBU MT Haryono, Selasa (3/1).

Harga Pertamax dibanderol Rp 12.800 atau turun Rp 1.100 dari harga sebelumnya Rp 13.900. Sementara untuk Pertamax Turbo menjadi harga Rp 14.180 per liter dari yang semula Rp 15.200 per liter.

Untuk varian diesel, Dexlite (CN 51) seharga Rp 16.150 per liter yang semula di harga Rp 18.300 per liter. Sementara untuk Pertamina Dex (CN 53) menjadi Rp 16.750 per liter dari yang sebelumnya Rp 18.800 per liter.

"Penyesuaian turun harga mengikuti tren pasar. Pertamina melakukan penyesuaian harga mengikuti tren harga minyak dunia dan tren pasar harga produk BBM yang fluktuatif, harga BBM nonsubsidi akan direview dan disesuaikan berkala mengikuti mekanisme pasar," tegas Nicke.

Nicke juga memastikan bahwa ketetapan harga yang dipasang Pertamina masih kompetitif dibandingkan kompetitior lain di seluruh wilayah Indonesia. Ia menegaskan bahwa Pertamina akan tetap menjaga pasokan dan penyaluran BBM di seluruh tanah air.

Baca Juga

Pertamax sebelumnya sempat naik signifikan pada awal September 2022 dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500. Kemudian pada 1 Oktober 2022 turun menjadi Rp 13.900 dan kini Rp 12.800 per liter.

Pertalite tetap

Sementara itu, pemerintah tidak mengubah harga jual BBM subsidi jenis Pertalite dan Biosolar.  Sejak naik Rp 2.350 per liter pada September 2022, harga Pertalite masih tetap di angka Rp 10 ribu per liter  dan Rp 6.800 per liter untuk solar bersubsidi.

Nicke berdalih pemerintah dan Pertamina tak menurunkan harga jual BBM subsidi karena selama delapan bulan terakhir pada 2022, pemerintah dan Pertamina harus menanggung beban harga jual saat harga minyak dunia melambung tinggi.
"Solar dan Pertalite harganya tetap karena kan selama ini disubsidi banyak oleh pemerintah," tuturnya.

Di sisi lain, harga jual Pertalite dan Solar saat ini masih di bawah angka keekonomian. Pemerintah dan Pertamina masih harus mensubsidinya.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pemerintah tetap berkomitmen membantu masyarakat dengan pemberian subsidi terhadap jenis BBM khusus penugasan (JBKP) Pertalite dan jenis BBM tertentu (JBT) Solar subsidi.

Di tengah fluktuasi harga minyak dunia, Erick menyampaikan harga Pertalite dan Solar subsidi tetap tidak berubah yakni sebesar Rp 10 ribu per liter untuk Pertalite dan Rp 6.800 per liter untuk Solar subsidi dengan mekanisme subsidi dan kompensasi.

"Catatan penting BBM yang dibantu pemerintah (subsidi) seperti Pertalite, yang harganya dunianya masih tinggi, harga jual kita Rp 10 ribu, itu masih dibantu pemerintah Rp 1.100. Jadi luar biasa pemerintah ini membantu masyarakat," ujar Erick saat melakukan peninjauan di SPBU Pertamina 31.128.02 Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, Selasa (3/1).

Mantan Presiden Inter Milan tersebut mengatakan pemerintah sangat berkomitmen menjaga daya beli masyarakat di tengah tantangan perekonomian dunia. Dengan skema tersebut, ucap Erick, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang berhasil menekan inflasi.

Sejumlah warga mengaku bersyukur dengan penurunan harga Pertamax ini.  Akhmad (25 tahun), warga Sleman mengatakan, semakin murah harga maka akan semakin meringankan beban konsumen. Ia berharap penurunan harga BBM juga berdampak pada turunnya harga bahan pokok.

"Jangan sampai saat terjadi kenaikan bahan bakar menjadi momentum pedagang untuk menaikkan harga produknya, sedangkan saat harga bbm turun, tidak ikut menyesuaikan," ucapnya.

Ia berharap, penurunan harga tidak hanya pada Pertamax, tetapi juga Pertalite. Sebab menurutnya masyarakat masih banyak menggunakan pertalite. "Justru aneh, saat Pertamax turun, pertalite tidak ikut turun, namun saat naik, BBM seperti pertalite juga ikut dinaikkan," katanya.

 
Berita Terpopuler