Islamic Arts Biennale Pertama Diadakan di Bandara Jeddah

Islamic Arts Bienalle akan menggambarkan seni menjadi seorang Muslim.

skyscrapercity.com
Terminal Haji di Bandara King Abdul Azis, Jeddah, Arab Saudi. Islamic Arts Biennale Pertama Diadakan di Bandara Jeddah
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Sebuah pameran karya seni pertama akan dibuka di Jeddah. Pameran yang diberi nama Islamic Arts Bienalle ini akan menggambarkan seni menjadi seorang Muslim.

Sang kurator, Julian Raby, menyebut hal ini bukan semata-mata hanya tentang seni Islam. Informasi ini disampaikan oleh sejarawan seni dan mantan direktur Smithsonian's National Museum of Asian Art di Washington dalam sebuah diskusi panel dengan tiga rekan kuratornya untuk pameran tersebut.

Bersama-sama, mereka telah diberi tugas dengan permintaan yang tidak biasa, yaitu menggambarkan dengan tepat seperti apa biennale seni Islam itu. “Saya pikir sudah saatnya Saudi menjadi tuan rumah topik penting dan pameran penting, terutama di Jeddah, karena ini adalah tempat lahirnya Islam, pintu gerbang Makkah dan Madinah,” kata Kepala Eksekutif Yayasan Diriyah Biennale, Aya Al Bakree, selaku penyelenggara acara tersebut.

Program ini disebut akan memberikan kesempatan untuk menceritakan kisahnya, tidak hanya dari perspektif agama, tetapi dari perspektif peradaban dan budaya. Seni Islam selalu diterima baik sebagai geometri, Iznik [ubin], atau hal sangat religius, yang mana di antaranya ada hal yang harus diceritakan.

Dilansir di The National News, Rabu (21/12/2022), fokus agenda ini mencakup desain, arsitektur, kerajinan dan disiplin ilmu lainnya, sekaligus karya seni kontemporer. Hal-hal tersebut dinilai mencerminkan dampak Islam pada kehidupan budaya.

Adapun kurator yang bertanggung jawab juga disebut merupakan gabungan dari hal-gal di atas. Raby, salah satunya, merupakan seorang cendekiawan yang mengkurasi pertunjukan ini bersama arkeolog Saudi Saad Alrashed, spesialis warisan budaya Omniya Abdel Barr dari V&A, serta arsitek Sumayya Valley dari firma Counterspace.

Baca Juga

Pertunjukan ini akan menggabungkan karya lama dan baru. Sekitar 280 artefak dari tradisi budaya Islam akan ditampilkan bersama dengan sekitar 60 komisi baru dan karya seni kontemporer. Di dalamnya akan mencakup karya-karya seniman muda seperti Rund Alarabi, Alia Farid, Ayman Zedani dan Nasser Al Salem, serta yang sudah mapan seperti Ahmed Mater, Idris Khan dan Wael Shawky.

Mencerminkan pentingnya "seni" yang jamak dari judul yang dipilih, hal itu juga akan fokus pada praktik lain, seperti arsitektur, dengan firma Bricklab, Arsitek Syn dan Arsitektur Sipil yang mana semuanya mengambil bagian. Agenda ini merupakan proyek kedua dari Diriyah Biennale Foundation, anak perusahaan Kementerian Kebudayaan Arab Saudi, yang tahun lalu meluncurkan Diriyah International Biennale.

Islamic Arts Biennale, yang berlangsung dari Januari hingga April 2022, akan diadakan di Terminal Haji Barat Bandara Jeddah. Ruang berkanopi ini dibangun oleh insinyur Bangladesh-Amerika Fazlur Rahman Khan dari Skidmore, Owings and Merrill pada awal 1970-an, untuk menampung hingga 80 ribu jamaah dalam perjalanan ke Makkah dan Madinah.

Dua terminal, Barat dan Timur, dibuka pada 1981 dan kemudian memenangkan Penghargaan Arsitektur Aga Khan. Terminal Timur disebut mulai digunakan, tetapi terminal Barat telah kosong selama 40 tahun.

Dibantu oleh Menteri Kebudayaan Arab Saudi Pangeran Badr bin Abdullah, Al Bakree dan timnya di yayasan berhasil mengamankan ruangan tersebut untuk Bienalle. Sekarang, titik tersebut diubah menjadi ruang seni dan akan digunakan seperti itu, untuk proyek lain yang akan datang.

Sebagai pintu gerbang bagi jamaah haji d ari seluruh dunia ke Mekkah dan Madinah, langkah ini diharap dapat menunjukkan pengalaman haji yang berbeda dan ingin diciptakan kembali oleh para kurator. "Ini dimaksudkan agar terasa sangat sensoris sebagai sebuah pameran. Pengunjung tidak hanya dimaksudkan untuk melihat, tapi juga bisa merasakan atau mencium," ujar Bakree.

 
Berita Terpopuler