Cuaca Ekstrem Pengaruhi Risiko Kematian Akibat Penyakit Jantung

Cuaca ekstrem ternyata bisa berdampak buruk bagi penderita penyakit jantung.

Foto : MgRol112
Ilustrasi serangan jantung. Tim peneliti menyoroti kasus kematian akibat penyakit kardiovaskular yang terjadi saat cuaca sangat panas dan sangat dingin.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perubahan iklim diketahui berperan besar dalam memicu terjadinya cuaca ekstrem, seperti suhu udara yang terlalu panas atau dingin. Siapa sangka, cuaca ekstrem ini ternyata bisa berdampak buruk bagi penderita penyakit jantung.

Dampak dari cuaca ekstrem terhadap risiko kematian akibat penyakit jantung ini diungkapkan dalam sebuah studi terbaru dalam jurnal Circulation. Selama studi berlangsung, tim peneliti menganalisis lebih dari 32 juta kasus kematian akibat masalah kardiovaskular yang terjadi dalam kurun waktu empat dekade. Kasus-kasus tersebut berasal dari berbagai negara di dunia.

Tim peneliti lalu menyoroti kasus kematian akibat penyakit kardiovaskular yang terjadi saat cuaca sangat panas dan sangat dingin. Kasus-kasus tersebut lalu dibandingkan dengan kasus kematian yang terjadi saat cuaca normal.

Hasil studi menunjukkan bahwa angka kematian akibat penyakit kardiovaskular, khususnya penyakit gagal jantung, tampak mengalami peningkatan ketika cuaca sedang sangat panas atau sangat dingin. Peningkatan kasus kematian terjadi secara bertahap di cuaca yang sangat dingin dan meningkat dengan lebih cepat ketika cuaca sangat panas.

Baca Juga

Menurut analisis, peningkatan kasus kematian akibat penyakit kardiovaskular di cuaca sangat panas bisa mencapai 12 persen. Di sisi lain, tim peneliti juga mendapati bahwa cuaca sangat dingin tampak lebih berbahaya.

Berdasarkan data, cuaca sangat dingin berkaitan dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung iskemik sebesar 33 persen. Cuaca tersebut juga berkaitan dengan peningkatan risiko kematian akibat strok iskemik sebesar 32 persen serta akibat gagal jantung sebesar 37 persen.

Berdasarkan temuan dalam studi terbaru ini, tim peneliti mengungkapkan bahwa cuaca sangat panas membuat kasus kematian akibat penyakit kardiovaskular bertambah 2,2 kasus kematian per 1.000 orang. Sedangkan cuaca sangat dingin membuat kasus kematian akibat penyakit kardiovaskular bertambah 9,1 kasus kematian per 1.000 orang.

"Menginvestigasi beban dari cuaca ekstrem mulai saat ini akan memungkinkan kita untuk memahami lebih jauh mengenai dampak perubahan iklim terhadap risiko kardiovaskular," jelas ketua tim peneliti dari Harvard TH Chan School of Public Health, Barrak Alahmad MD PhD, seperti dilansir WebMD, Kamis (15/12/2022).

Melindungi Jantung di Cuaca Ekstrem
Pakar dari American Heart Association, Nieca Goldberg MD, mengatakan ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk melindungi kesehatan kardiovaskular di tengah perubahan iklim dan cuaca ekstrem. Salah satu upaya tersebut adalah menghindari aktivitas di luar ruangan.

Tujuh langkah jaga kesehatan jantung. - (Republika)

Bila harus beraktivitas, pastikan tubuh terlindungi dari paparan cuaca ekstrem. Sebagai contoh, di tengah cuaca sangat dingin gunakan jaket, syal, atau sarung tangan saat beraktivitas di luar rumah. Sedangkan saat cuaca sangat panas, jaga hidrasi dan sebisa mungkin perbanyak aktivitas di dalam ruangan.

"Jaga terus hidrasi tubuh," tutur dr Goldberg.

 
Berita Terpopuler