Bakal Lebih Dark, Sutradara Peringatkan Pinocchio Bukan Film Anak-Anak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara Guillermo del Toro menegaskan bahwa Pinocchio hasil garapannya tidak bisa dianggap sebagai film anak-anak. Ia mengklaim film itu lebih dark dari versi Disney 1940, namun anak-anak tetap bisa menontonnya asalkan bersama orang tua mereka.

"Orang-orang bertanya kepada kami apakah itu untuk anak-anak (dan) kami berkata, 'Ini tidak dibuat untuk anak-anak tetapi anak-anak dapat menontonnya jika orang tua mereka mengizinkan mereka'. Ini bukan film yang biasa digunakan untuk membuat anak-anak diam dan terhibur, ini film yang membuat anak-anak mengajukan pertanyaan," kata sutradara berusia 58 tahun itu.

Pinocchio berlatar di Italia, ketika negara tersebut diperintah oleh diktator fasis Benito Mussolini. Guillermo mengatakan bahwa periode waktu tersebut sengaja dipilih agar ia dapat mengeksplorasi tema "ketaatan".

Guillermo yang terkenal sebagai sutradara Mimic menjelaskan maksud dari ketaatan adalah di mana seseorang disuruh mengikuti sesuatu, entah pada tingkat agama atau tingkat sosial, namun itu tidak dimengerti seseorang itu.

"Dan itu adalah kesalahan besar. Ketidaktaatan dengan kesadaran selalu merupakan awal dari pikiran, tentang jiwa dan diri. Ketika saya masih seorang Katolik yang taat, tidak murtad seperti saya sekarang, saya dulu berpikir tentang di mana letak jiwa manusia, terletak pada kebebasan memilih. Pilihannya adalah menjadi manusia," papar dia.

Dilansir Aceshowbiz, Selasa (13/12/2022), Guillermo juga menjelaskan bahwa film yang tayang di Netflix itu menampilkan suara Ewan McGregor dan Christoph Waltz. Film juga membahas masalah seperti cinta dan kematian.

"Saya pikir penting untuk berurusan dengan betapa singkatnya kita memiliki satu sama lain dan bagaimana kehidupan menjadi berharga dengan kematian, yang merupakan konsep yang sangat sangat Meksiko, tetapi pada akhirnya, saya percaya," ucap Guillermo.

Pinocchio secara tematis juga bercerita tentang berbagai jenis kebapakan, bagaimana menjadi seorang ayah dan bagaimana menjadi seorang anak. Ada berbagai jenis figur orang tua dalam film tersebut.

"Ada yang mematikan, ada yang eksploitatif, ada yang mudah untuk mencintai. Lalu, akhirnya, perhatian yang sangat paternalistik adalah gagasan fasis tentang Tanah Air dan gaya kepemimpinan sosok ayah," ucap dia.