Ahli Paru Asal China: Omicron tidak Mengerikan, Tapi Pandemi Belum Berakhir

Patogenisitas varian omicron disebut sudah sangat berkurang.

Pixabay
Ilustrasi SARS-CoV-2 varian omicron. Prof Zhong Nanshan, ahli paru kenamaan asal China, menyebut SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 telah menjadi sangat menular, namun patogenisitasnya telah berkurang jauh.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Ahli paru ternama di China Prof Zhong Nanshan mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. Di sisi lain, ia menjelaskan bahwa patogenisitas varian omicron sudah sangat berkurang.

"Untuk mengevaluasi situasi yang disebabkan oleh omicron dengan benar, kita tidak dapat sepenuhnya menggunakan metode yang sama dua tahun lalu," kata Prof Zhong saat berbicara pada konferensi akademik nasional tentang penyakit pernapasan, Kamis (8/12/2022) malam.

Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19, menurut Prof Zhong, telah menjadi sangat menular. Akan tetapi, patogenisitasnya telah berkurang jauh.

Prof Zhong menganggap omicron tidak mengerikan. Apalagi, 99 persen orang yang terinfeksi bisa sembuh dalam jangka waktu tujuh hingga 10 hari.

Penyebaran gelombang kedua omicron di China, menurut Prof Zhong, sangat cepat dan risiko gejala sisanya berkurang signifikan dibandingkan dengan varian delta. Menurut dia, masalah pascapemulihan sebenarnya dipengaruhi oleh kondisi psikologi sosial yang masih perlu dicermati lebih jauh dari perspektif klinis yang ketat.

"Dan kita harus melihatnya secara objektif," ujar dokter spesialis paru yang menemukan virus SARS pada 2003 itu, dikutip chinanews.com.

Baca Juga

Terkait dengan kebijakan terbaru anti-pandemi yang dikeluarkan oleh Dewan Pemerintahan, Prof Zhong menyarankan agar diimplementasikan dengan baik dan lebih ditekankan pada pasien yang parah.

"Selanjutnya kita harus lebih memperkuat vaksinasi. Pemerintah harus fokus pada imunisasi kalangan lansia, kelompok rentan, staf medis, dan mempercepat persetujuan vaksin semprot dan vaksin isap," katanya saat diwawancarai CCTV, media penyiaran resmi China.

Pakar kesehatan berusia 86 tahun itu menyebutkan bahwa hingga 28 November 2022, rasio kasus Covid-19 di China adalah 1 berbanding 374 rata-rata global dengan angka kematian 1 berbanding 232 rata-rata global. Oleh karenanya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis bahwa strategi pencegahan dan pengendalian Covid-19 di empat negara, China termasuk yang terbaik, menurut Zhong.

Sejak awal pekan ini, China mengeluarkan serangkaian kebijakan yang lebih longgar dalam penerapan protokol kesehatan anti-pandemi setelah meledak gejolak sosial di berbagai kota. China satu-satunya negara yang menerapkan kebijakan nol kasus Covid-19.

 
Berita Terpopuler