AS: China Ingin Perdalam Pengaruhnya di Timur Tengah

Presiden China melakukan kunjungan ke Arab Saudi selama tiga hari.

Saudi Press Agency via AP
Presiden China Xi Jinping, kanan, disambut oleh Pangeran Faisal bin Bandar bin Abdulaziz, Gubernur Riyadh, setelah kedatangannya di Riyadh, Arab Saudi, Rabu, 7 Desember 2022.
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menuding China berusaha memperluas pengaruhnya ke kawasan Timur Tengah. Hal itu disampaikan saat Presiden China Xi Jinping melakukan kunjungan ke Arab Saudi.

Baca Juga

“Kami memperhatikan pengaruh yang coba dikembangkan China di seluruh dunia. Timur Tengah tentu saja merupakan salah satu kawasan di mana mereka ingin memperdalam tingkat pengaruhnya,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby saat ditanya awak media tentang kunjungan Xi ke Saudi, Rabu (7/12/2022).

Menurut dia, upaya China memperlebar pengaruhnya ke seluruh dunia tidak kondusif bagi tatanan internasional. “Kami percaya bahwa banyak hal yang mereka (China) coba kejar dan cara mereka berusaha mengejarnya tidak kondusif untuk melestarikan tatanan berbasis aturan internasional,” ujar Kirby.

Terkait kunjungan Xi ke Saudi, Kirby mengatakan, Riyadh telah menjadi mitra strategis AS selama sekitar 80 tahun. Namun kini Presiden Joe Biden telah memerintahkan peninjauan kembali hubungan bilateral kedua negara. “Ya, setelah keputusan OPEC+ beberapa bulan lalu, kami sedang meninjau hubungan bilateral tersebut dan memastikan bahwa ini paling sesuai dengan kepentingan keamanan nasional Amerika. Pekerjaan itu sedang berlangsung,” ucap Kirby.

Xi Jinping tiba di Saudi pada Rabu lalu. Dia diagendakan berada di negara tersebut selama tiga hari dan akan berpartisipasi dalam tiga konferensi tingkat tinggi (KTT). Ini merupakan kunjungan pertama Xi ke Saudi sejak 2016. Lawatannya kali ini merupakan pemenuhan undangan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud.

Saat tiba di King Khalid International Airport, Xi disambut Gubernur Riyadh Pangeran Faisal bin Bandar dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan. Terdapat tiga KTT yang akan dihadiri oleh Xi selama lawatannya ke Saudi. Pertama yakni Saudi Arabia-China Summit. Raja Salman akan memimpin langsung pihak Saudi dalam KTT tersebut. Penguatan kerja sama bilateral dilaporkan akan menjadi isu utama yang dibahas dalam konferensi bilateral itu.

 

Dua KTT lainnya yang bakal diikuti Xi adalah China-Arab States Summit dan China-Gulf Cooperation Council (GCC) Summit. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan, lewat dua KTT tersebut, Beijing berharap dapat meningkatkan solidaritas dan kerja sama dengan dunia Arab. 

“Ini akan menjadi acara diplomatik terbesar dan tingkat tertinggi antara China dan dunia Arab sejak berdirinya Republik Rakyat China. KTT ini akan menjadi tonggak penting dalam sejarah hubungan China-Arab,” ucap Mao dalam pengarahan pers, Rabu, dikutip laman resmi Kemenlu China.

Mao menjelaskan, di tengah percepatan perubahan global dan pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam satu abad terakhir, dunia telah memasuki periode baru fluiditas serta perubahan. “Menyelenggarakan China-Arab States Summit pertama merupakan keputusan strategis bersama kedua belah pihak untuk memperkuat solidaritas dan koordinasi dalam situasi saat ini,” ujarnya.

 

Dia berharap, penyelenggaraan KTT tersebut akan memberikan kesempatan bagi China dan dunia Arab untuk lebih mengeksplorasi ide-ide yang dapat mengembangkan hubungan kedua belah pihak. “Kami berharap untuk membangun pemahaman bersama yang lebih strategis tentang isu-isu regional dan internasional utama guna mengirimkan pesan yang kuat tentang tekad kami untuk memperkokoh solidaritas dan koordinasi, saling memberikan dukungan yang kuat, mempromosikan pembangunan bersama serta membela multilateralisme,” ucap Mao. 

 
Berita Terpopuler