Bekali Tim Trauma Healing Penyintas Gempa Cianjur, Psikolog: Pentingnya Penguatan Diri

Sebelum menguatkan masyarakat, Penghulu dan Penyuluh Agama Islam diharapkan kuat seca

Kemenag
Dua orang psikolog, Sugeng Widodo dan Nurmey Nurulchaq memberikan pembekalan kepada tim trauma healing bagi penyintas gempa Cianjur.
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Dua orang psikolog, Sugeng Widodo dan Nurmey Nurulchaq memberikan pembekalan kepada tim trauma healing bagi penyintas gempa Cianjur. Pembekalan yang digelar di Kankemenag Kabupaten Cianjur, Rabu (23/11/22) ini, diinisiasi Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama.

Hadir sebagai calon trainer trauma healing, sejumlah Penghulu dan Penyuluh Agama Islam (PAI) di wilayah Kabupaten Cianjur. Pembekalan diawali dengan sesi menceritakan pengalaman saat gempa oleh perwakilan peserta.

"Apa yang tadi bapak dan ibu ceritakan merupakan salah satu metode terapi psikologis yang tepat. Ceritakan apa yang dialami. Itu bagian dari upaya menguatkan diri," ungkap Widodo.

Pria yang akrab disapa Paman Dodo ini menambahkan, sebelum menguatkan masyarakat, Penghulu dan Penyuluh Agama Islam diharapkan kuat secara psikologis. Katanya, mustahil menguatkan pihak lain saat diri sendiri masih lemah.

"Cari sebanyak mungkin cara agar penyintas bersedia berkisah. Ketika mereka berkisah, dengarkan sepenuh hati dan empati," tambah Nurmey.

Empati bisa diwujudkan dengan bahasa tubuh. Ia menyebutkan pentingnya ekspresi wajah dan gestur. "Gunakan pendekatan kemanusiaan yang humanis dan pendekatan personal. Mengekspresikan tidak hanya melalui kata-kata tetapi juga mimik wajah dan bahasa tubuh," pungkas perempuan yang akrab disapa Rully ini.

Tampak hadir dalam pembekalan tim trauma healing itu Kasubdit Keluarga Sakinah, Agus Suryo Suripto, dan Kasi Bimas Islam Kankemenag Cianjur, Hamdan.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler