BNPB: 3.895 Orang Mengungsi Akibat Gempa di Kabupaten Cianjur

Gempa magnitudo 5,6 terjadi di Cianjur.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Warga bersama petugas merawat pasien pasca gempa bumi di halaman RSUD Cianjur, Jalan Pasirgede Raya, Kabupaten Cianjur, Senin (21/11/2022). Berdasarkan keterangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) total saat ini korban meninggal dunia mencapai 62 orang dan 700 korban terluka pasca gempa bumi 5,6 SR di Kabupaten Cianjur. Republika/Abdan Syakura
Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, 3.895 orang mengungsi akibat gempa magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin, pukul 13.21 WIB. Dengan hitungan pengungsi saat ini, di Kabupaten Cianjur saja yang sudah terdata ada 3.895 orang.

Baca Juga

"Jadi tidak hanya di Kabupaten Cianjur, di beberapa kabupaten lainnya misalnya di Kabupaten Bandung, Kabupaten Sukabumi, juga ada di Kabupaten Bogor," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Konferensi Pers Megathrust Mengancam, Bagaimana Kesiapan Masyarakat yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (21/11/2022).

Hingga pukul 18.27 WIB, BNPB melalui Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalop) menerima laporan 56 korban meninggal dunia dan 23 korban masih tertimbun reruntuhan. "Tadi Bapak Bupati juga sudah menyampaikan sekitar 700 orang luka-luka," katanya.

Hal lain yang disampaikan, 1.773 rumah rusak akibat gempa yang diduga terjadi akibat aktivitas sesar darat di wilayah itu. Abdul menyatakan akan terus memperbarui informasi perkembangan bencana tersebut. BNPB bersama BPBD, TNI/Polri, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan,saat ini sedang menurunkan dua unit reaksi cepat dan tim logistik ke tempat kejadian.

Oleh karenanya, ia meminta masyarakat setempat tidak panik dan terus mengikuti perkembangan dinamis di lokasi kejadian. "Kami masih terus meng-update data, tentu saja kita harapkan grafik kenaikan korbannya tidak lagi signifikan tapi perubahan data masih cukup dinamis hingga saat ini," ujar Abdul.

 

 
Berita Terpopuler