Mengenal Lebih Dekat Derap Langkah OKI Tangani Islamofobia dan Ekstremisme

OKI bekerjasama dengan sejumlah pihak tangani Islamofobia dan ekstremisme

news.yahoo.com
Setop Terorisme/ilustrasi. OKI bekerjasama dengan sejumlah pihak tangani Islamofobia dan ekstremisme
Rep: Mabruroh Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH — Organisasi Kerjasama Islam (OKI), diwakili Departemen Dialog dan Penjangkauan, telah berupaya untuk mempromosikan dialog, penjangkauan, dan memerangi terorisme dan ekstremisme. OKI juga mendirikan Pusat Suara Kebijaksanaan untuk melawan wacana ekstremis. 

Baca Juga

Dilansir dari Saudi Gazette, Kamis (17/11/2022),  promosinya dilakukan melalui outlet media sosial dan menyoroti konsep moderat dan benar sebagaimana yang diajarkan dalam Alquran dan Nabi Muhammad SAW dalam membangun perdamaian batin dan eksternal dan meninjau sebagai model luhur untuk mewujudkan pesan dari persaudaraan di antara umat manusia. 

Pusat ini juga membantu menunjukkan filosofi toleran Islam dalam isu-isu yang tidak jelas yang berkontribusi pada kesalahpahaman Islam, meninjau perintis dan keahlian yang berhasil dari negara anggota dalam memerangi terorisme sehingga mencapai citra terpadu tentang mekanisme bersama untuk memerangi fenomena ini.  

OKI membantu menyusun kebijakan dan langkah-langkah praktis untuk menanamkan nilai toleransi dalam masyarakat Islam, memerangi ekstremisme, dan memberikan usulan kepada Sekretariat Jenderal untuk diadopsi dalam rancangan konferensi berkala organisasi tersebut. 

Organisasi ini melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memerangi ekstremisme dan terorisme, seperti menyelenggarakan pertemuan konsultasi dengan delegasi negara anggota dan berbagai simposium tentang upaya negara anggota dan organisasi mereka untuk memerangi ekstremisme dan terorisme di kantor pusat sekretariat.  

Lokakarya diselenggarakan Departemen berkoordinasi dengan Pusat Keterlibatan Global (GEC) Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, di mana salah satu hasil dari lokakarya ini adalah untuk melatih departemen terkait untuk memahami analisis dan statistik sosial yang memengaruhi pekerjaan situs dan cara melakukannya gunakan analisis untuk meningkatkan konten dan interaksi dengan pengguna.

Baca juga: Dulu Anggap Islam Agama Alien, Ini yang Yakinkan Mualaf Chris Skellorn Malah Bersyahadat 

Ini juga menguraikan tentang bagaimana memantau dan memodifikasi keseluruhan strategi dan tujuan pesan yang diposting di platform media sosial.

Organisasi ini juga memusatkan upayanya, melalui Observatorium Islamofobia yang memantau insiden, perasaan, dan insiden kriminal terhadap umat Islam setiap hari dan memantau semua masalah yang terkait dengan fenomena negatif atau positif Islamofobia di seluruh dunia. 

Ini mereka lakukan dengan mengumpulkan informasi yang diperlukan dari sumber terpercaya dan jaringan terakreditasi dan memberikan laporan tentang status dan tren Islamofobia dan diskriminasi terhadap Muslim di seluruh dunia, juga menyiapkan laporan tahunan tentang keadaan Islamofobia untuk diserahkan ke Konferensi Menteri Luar Negeri negara-negara anggota. 

Laporan ini disampaikan sebelum koordinasi dengan departemen lain seperti urusan politik, minoritas Muslim dan Komisi Hak Asasi Manusia Independen Permanen OKI tentang isu-isu yang berkaitan dengan Islamofobia. 

 

 

Departemen Dialog dan Penjangkauan juga menyelenggarakan lokakarya untuk mengevaluasi Observatorium Islamofobia dan berkontribusi pada keberhasilan banyak acara terkait Islamofobia di sekretariat atau negara lain.  

Terkait dialog, departemen menyelenggarakan acara dialog antaragama dan menyoroti peran para pemimpin agama dalam proses perdamaian dan rekonsiliasi, di mana pada Desember 2017, Departemen ini bermitra dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk pemerintah, organisasi internasional, wadah pemikir, lembaga akademik, dan organisasi masyarakat sipil. 

Pada bulan ini dilaksanakan inisiatif bersama dengan King Abdullah International Center for Interfaith and Intercultural Dialogue (KAICIID), Interreligious Council of Thailand (IRC), Institute of Human Rights and Peace Studies (IHRP) di Thailand, Mahidol University dan Fatoni Universitas, mengadakan lokakarya strategis di Bangkok.  

Baca juga: Penyebutan Nabi Muhammad SAW dalam Taurat dan Permintaan Nabi Musa AS

Acara lintas agama ini mempertemukan para pemimpin masyarakat sipil dan agama, pembuat kebijakan, dan perwakilan pemerintah untuk mengidentifikasi tantangan yang dihadapi komunitas agama di Asia Selatan dan Asia Tenggara. 

Departemen bekerjasama dengan KAICIID menyelenggarakan lokakarya bertajuk “Bersama untuk Kebhinekaan dan Memajukan Dialog Antar Agama”, di Ibu Kota Indonesia, Jakarta, antara 18-19 Desember 2019 dengan tujuan untuk memperkaya dialog antarbudaya, meningkatkan pemahaman di antara pemeluk agama dan peradaban, serta mencegah atau mengurangi konflik di Asia Tenggara.  

Lokakarya tersebut mempertemukan peserta dari para pengambil keputusan politik dan pemimpin agama dari latar belakang Buddha dan Islam dari Indonesia, Myanmar, Malaysia, Sri Lanka, dan Thailand. 

Di masa mendatang, departemen bertujuan untuk menyelenggarakan konferensi dan lokakarya untuk dialog Islam-Ortodoks, dialog Islam-Buddha, dialog Islam-Protestan, dialog Islam-Katolik dan dialog Islam-Cina, serta dialog Islam-Islam di banyak masyarakat. 

 

 

Sumber: saudigazette

 
Berita Terpopuler