Aktivis Iklim Lempar Cairan Hitam Berminyak ke Lukisan Klimt di Wina

Aktivis menyembunyikan cairan hitam di botol air panas di bawah pakaian mereka.

Republika/Putra M. Akbar
Perubahan iklim. Ilustrasi
Rep: Rizky Jaramaya Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Aktivis iklim di Austria pada Selasa (15/11/2022) menyerang lukisan terkenal karya seniman Gustav Klimt dengan cairan hitam berminyak. Salah satu aktivis kemudian menempelkan tangannya ke kaca yang melindungi bingkai lukisan itu.

Baca Juga

Anggota kelompok Last Generation Austria mengatakan, mereka menargetkan lukisan yang dibuat pada 1915 di Museum Leopold di Wina untuk memprotes penggunaan energi fosil oleh pemerintah. Setelah menyiram lukisan, seorang aktivis diminta pergi oleh penjaga museum. Sementara aktivis lainnya menempelkan tangannya ke kaca di atas bingkai lukisan itu.
 
"Pengeboran minyak dan gas adalah hukuman mati bagi masyarakat," ujar pernyataan Last Generation Austria.
 
Dalam video yang diunggah di media sosial, salah satu aktivis terdengar menyatakan kritik tajamnya terhadap perubahan iklim. "Kami telah mengetahui masalah ini selama 50 tahun, kami akhirnya harus bertindak, jika tidak planet ini akan hancur. Hentikan penghancuran bahan bakar fosil," ujarnya.
 
Austria Press Agency melaporkan, setelah serangan itu, polisi tiba di museum dan cairan hitam dibersihkan dari kaca yang melindungi lukisan itu. Meskipun ada kendali menyeluruh di pintu masuk museum, para aktivis berhasil memasukkan cairan ke dalam museum dengan menyembunyikannya di botol air panas di bawah pakaian mereka.
 

 
Tim restorasi museum kemudian mengatakan, lukisan itu tidak mengalami kerusakan. Kerusakan justru terjadi pada kaca dan rangka pengaman, serta dinding dan lantai. Direktur Museum Leopold,  Hans-Peter Wipplinger, mengatakan, kekhawatiran para aktivis iklim dapat dibenarkan.
 
Namun, menyerang karya seni merupakan cara yang salah untuk menerapkan tujuan dalam mengatasi krisis iklim. Dia mengimbau kelompok aktivis untuk menemukan cara lain dalam mengkritisi perubahan iklim.
 
Menteri Kebudayaan Austria, Andrea Mayer prihatin dengan tindakan para aktivis iklim yang menyerang karya seni sebagai bentuk protes. “Saya tidak percaya bahwa tindakan seperti ini memiliki tujuan, karena muncul pertanyaan apakah tindakan tersebut lebih mengarah pada kurangnya pemahaman daripada kesadaran akan bencana iklim. Seni dan budaya adalah sekutu dalam perang melawan bencana iklim, bukan musuh," ujarnya.
 
Lukisan karya Klimt adalah lukisan cat minyak di atas kanvas bergaya Art Nouveau yang menggambarkan kematian di sisi kiri dan sekelompok orang yang sebagian telanjang tampak sedang memeluk di sisi kanan.  Itu salah satu karya seni terbaru yang ditargetkan oleh aktivis iklim untuk menarik perhatian pada pemanasan global.
 
Berbagai kelompok aktivis telah melakukan berbagai demonstrasi dalam beberapa bulan terakhir, termasuk memblokir jalan dan melempar kentang tumbuk ke lukisan Claude Monet di Jerman.
 
Bulan lalu, kelompok Just Stop Oil melempar sup tomat ke lukisan "Bunga Matahari" karya Vincent van Gogh di Galeri Nasional London. Aktivis Just Stop Oil juga menargetkan lukisan "The Last Supper" karya Leonardo da Vinci di Royal Academy of Arts London, dan "The Hay Wain" karya John Constable di Galeri Nasional. 

 

 

 
Berita Terpopuler