DKI Kaji Subsidi Tiket Angkutan Umum Berbasis Tingkat Ekonomi Penumpang

Tarif tiket angkutan umum akan berbasis pada akun per penumpang

Republika/Thoudy Badai
Penumpang berada di dalam bus TransJakarta di Halte Transjakarta Harmoni, Jakarta, Selasa (13/9/2022). Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, pihaknya saat ini sedang mengkaji sistem pembayaran berbasis akun (account based ticketing) untuk angkutan umum.
Rep: Zainur Mahsir Ramadhan Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, pihaknya saat ini sedang mengkaji sistem pembayaran berbasis akun (account based ticketing) untuk angkutan umum. Menurutnya, subsidi tarif baru dalam sistem tiket itu akan dikalkulasi ulang.

Baca Juga

“Dengan account based ticketing tentu profiling pengguna angkutan umum kita dapat, sehingga dengan pola ini yang bisa mendapat subsidi adalah mereka yang berhak,” kata Syarfin kepada awak media di Jakarta, Rabu (9/11/2022).

Dia menjelaskan, dengan tarif existing sekitar Rp 3.500 untuk sekali bayar maka subsidi diberikan kepada semua penumpang. Sehingga, katanya, tidak ada aspek keadilan dalam sistem subsidi tarif. “Kita coba akan kalkulasi ulang begitu masyarakat dengan pendapatan berapa, kemudian mereka membayar dengan tingkat keekonomian tidak lagi dengan tarif subsidi,” tuturnya.

Namun demikian, dia menjelaskan, hal itu masih dalam tahap pengkajian dari implementasi account based ticketing. Ditanya profiling yang dilakukan untuk menyasar target subsidi, kata Syafrin, berdasarkan pada data masyarakat yang ada di Disdukcapil.

Menyoal keuntungan dalam tiket berbasis akun, kata dia, mencakup dana yang ludes saat kartu hilang tidak akan terjadi lagi. Dengan uang di tiket berbasis kartu dinilainya bisa aman lewat server yang ada. “Begitu kartunya hilang, yang bersangkutan tinggal melapor ke halte misalnya,” kata Syafrin. 

 
Berita Terpopuler